Desahan di kamar sebelah Bab 25

76 1 0
                                    

"Pak kyai nanti kalau ustazah Nisa nikah jangan lupa undangannya!, kata nenek.

"Aku akan nikah jika bertemu dengan pria seperti,,,Dewa", kata Nisa pada nenek.

Aku yang baru keluar kamar mendengar itu hanya tersenyum , sedangkan Dewa hanya asik makan kuaci .

"Kamu hanya melihat Dewa yang sekarang, tapi kamu gak tau sebelumnya dia seperti apa , dia tidak pernah patuh sama nenek, maupun orang tuanya, suka marah, egois , jangankan ibadah tidur aja kalau di bangunin gamuk, dia seperti sekarang ini karena Tika", kata nenek menceritakan tentang Dewa pada Nisa.

"Kalau sekarang dia baik karena takut sama Tika",

"Bukan takut nenek, tapi sangat cinta dan sayang banget ", kata Dewa sambil menarik hidungku, membuat yang lainnya tertawa.

'Ting,,,, tong,,,',, suara bel pintu.Aku pamit ke depan mengecek.

"Cari siapa?, tanyaku pada laki-laki tinggi putih di depanku sambil tersenyum.

"Aku Aldo sepupunya Dewa", jawabnya membalas senyuman ku .

"Mari masuk ikut aku!, ajakku padanya .

Aku membawa pria itu keruang tengah di mana semua berkumpul.

"Aldo,,,kapan kamu pulang sayang?, tanya nenek begitu pria itu masuk dan langsung memeluknya bahagia

"Hari Senin kemarin nek", jawab Aldo lalu mencium tangan neneknya.

Dewa dan Aldo juga berpelukan tapi terlihat tidak begitu akrab .

"Dua pria tampan cuma bedanya kak Dewa wajah blesteran kalau satunya lokal". kata anak pak kyai yang bungsu membuat Aldo tertawa .

_________


"Aldo kenalin ini, pak kyai, istrinya dan ketiga anak gadisnya, beliau yang telah membantu Dewa lepas dari rumah itu ", kata nenek menceritakan.

"Aku tadi sempat ke pembangunan pondok tersebut dan sebagai tanda syukur Dewa terlepas dari sana, aku akan menyumbangkan lima ratus juta untuk pembangunan pondok pesantren pak kyai".

Mendengar itu semua mengucapkan alhamdulillah .

" Aldo,Nisa gimana kalau kalian menikah!, kata nenek buat Aldo terkejut.

"Aldo sudah mapan, dewasa , dan laki-laki yang bertanggung jawab , nenek yakin pak kyai dan ummi gak keberatan?, kata nenek sambil memandang ke arah pak kyai.

"Semua terserah pada mereka", jawab pak kyai .

"Nenek percaya gak sama cinta pada pandangan pertama?, tanya Aldo .

"Percaya karena nenek dulu nikah sama kakekmu akibat pandangan pertama".

"Kalau begitu aku akan menikah dengan gadis yang membuat aku jatuh cinta pada pandangan pertama ", jawab Aldo.

"Tapi aku minta maaf bukan Nisa nek, tapi gadis lain ".

"Siapa, cepat kasih tau nenek biar nenek lamar langsung buat kamu!.

"Kok malah diam, pasti kamu takut kena tolak, kamu harus berani mau di terima atau gak itu urusan belakang!.

"Dia ada di rumah ini", jawab Aldo membuat nenek dan Dewa saling pandang.

"Tapi apa benar ini cinta karena terlalu cepat?, kata Aldo lirih.

"Namanya cinta sama cepatnya dengan angin ", jawab Dewa .

"Kamu jangan buat nenek penasaran, cepat kasih tau!.

"Penampilannya sederhana benar-benar idamanku,dia yang menyambutku pertama di rumah ini", kata Aldo.

Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang