Desahan di kamar sebelah Bab 35

59 2 0
                                    



Kebahagiaan datang di waktu yang tepat itu sudah janji tuhan dan tergantung cara kita menjalaninya.

Sekarang kami tidak gontrak lagi, perusahaan milik orang tuanya Dewa ,dan peninggalan kakeknya kembali ketagannya dengan bukti yang sudah di temukan ,bahwa  sebelum meninggal kakek sudah melunasi semua hutang almarhum ayahnya Dewa.

Aku pun ikut terjun ke dunia karir dengan hobi membuat aneka makanan dan bisa memainkan beberapa alat musik, aku membuka beberapa toko kue, restoran dan tempat les music, tapi aku hanya datang sekali seminggu untuk mengontrol, karena bagiku menjadi ibu rumah tangga itu tetap no satu.

_______

Hari berganti, bulan dan tahun pun ikut pergi ,bersama kenangan yang hanya akan jadi cerita untuk anak dan masa tua, bahkan setelah kematian.

Kevin semakin tumbuh menjadi lelaki remaja yang tampan sangat mirip denganku dan papanya tapi lebih dominan mirip denganku, begitu pula Ana sudah tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik dan cerdas, selalu menjadi kebanggaan papanya.

Hampir di setiap lomba apapun Ana selalu mendapat juara, wajah cantik, mata biru, dengan lesung pipi dan rambut panjang yang coklat cerah menjadikannya Dewa dalam persi cewek.

Di usiaku yang ke dua puluh sembilan tahun sudah memiliki dua anak remaja sedangkan Dewa semakin gagah di usia empat  puluh  tahun, bahkan dia semakin terlihat muda dan tampan dengan tubuh putih atletis terawat.

_________

"Pa, besok jam delapan Ana  ada penerimaan siswa-siswi terbaik jadi Ana mau papa datang, dan doakan biar aku jadi yang terbaik!.

"Papa pasti datang, dan putri papa pasti yang terbaik", jawab Dewa pada Ana.

"Kok, gak ajak mama?, kataku yang baru gabung dengan mereka.

"Gak usah ma, papa aja".

"Tapi kan mama juga mau lihat putri mama menerima piagam penghargaan".

"Ana lebih suka papa yang datang karena papa itu keren, orang kaya dan banyak yang kenal sama papa ,dan semua akan berkata aku akan kayak papa jadi orang sukses ", jawab Ana yang membuat aku tersenyum sambil menatap ke arah Dewa.

"Papa keren, tapi mama wanita luar biasa, tanpa kekuatannya kita gak ada di dunia ', jawab Kevin yang baru pulang main basket, dan langsung salim padaku dan papanya.

_____________

"Bagaimana usaha jualan kue dan makanannya lancar?, tanya Dewa saat kami sedang istirahat di kamar.

"Lancar alhamdulillah", jawabku sambil bersandar di bahu kekarnya.

"Kamu jangan masukkan ke hati ucapan Ana tadi sore , dia baru masuk smp jadi belum terlalu gerti, dan aku gak mau ada keributan hanya karena kita terlalu menginginkan agar anak kita seperti yang kita mau, kita akan didik dia pelan-pelan!, kata Dewa.

Aku hanya mengangguk, tapi memang dari kecil Ana sangat di manjakan, dan dia selalu terlihat tidak suka jika aku ikut hadir dalam setiap lomba yang dia ikuti.

"Kamu jangan sedih , besok aku akan minta Ana untuk mengajakmu!.

"Gak usah, nanti malah Ana kira aku maksa !, jawabku menyembunyikan rasa sedihku, tapi Dewa tau itu.

_________

"Ana biarkan mamamu ikut hadir , kasihan dia sangat sedih!, kata Dewa pada putri kesayangannya saat sarapan pagi.

Dengan menarik nafas dalam-dalam Ana mengizinkan aku hadir tapi harus tampil cantik dan pakai baju mahal, perhiasan mewah.

Untuk menyenangkan hatinya aku pun langsung pergi ke kamar untuk dandan secantik mungkin.

Dress abu tua selutut elegan mewah memperlihatkan kaki jenjang ku , dengan sepatu hak tinggi senada dengan gaun yang kukenakan, dan kalung berlian melingkar indah di leher putihku.

Aku langsung turun ke lantai bawah menemui Dewa yang sudah menunggu, sedangkan Kevin dan Ana sudah berangkat lebih dulu di antar sopir.

"Kamu cantik", kata Dewa begitu aku menemuinya di ruang tamu.

Dewa ingin menciumku tapi aku menolak karena takut dandanan ku rusak, Dewa pun tertawa dengan itu.

Kami pun berangkat dengan mengendarai mobil mewah pribadi.

____________

Turun dari mobil mewah keluaran terbaru milik Dewa, aku merasa malu seperti jadi artis saja karena semua mata tertuju pada kami, tapi ini permintaan Ana.

Aku dan Dewa berjalan di koridor sekolah kelas elite, banyak siswa siswi yang berlalu lalang dan gobrol dengan orang tua mereka yang baru datang.

"Papa", teriak Ana sambil berlari ke arah kami, dan langsung menarik tangan papanya untuk di kenalkan pada teman dan orang tua temannya, sedangkan aku hanya ikut dari belakang mereka.

"Kenalin ini papa aku!, kata Ana pada orang tua temannya.

"Ini kan tuan Dewa pemilik perusahaan terbesar dan bahkan sekarang di nobatkan menjadi orang terkaya no satu di tempat kita ".

"Itu cuma rumor", jawab Dewa.

"Gak usah gelak pa, semua orang udah tau siapa papa!, jawab Ana, sedangkan aku hanya berdiri diam di belakang mereka.

"Mama,,,", teriak Kevin tiba-tiba dari belakang dan langsung salim padaku, dan papanya.

"Ini putra tuan Dewa juga?, tanya salah satu wali murid.

"Ya ini putraku anak pertamaku".

"Penerus perusahaan tuan Dewa nantinya", kata salah satu ibu , membuat wajah Ana langsung berubah marah.

"Mereka berdua penerusku sama-sama anak kandungku yang sangat aku cintai", kata Dewa sambil merangkul kedua anaknya.

Ana dan Kevin lalu membawa kami masuk ke dalam ruangan di mana akan di umumkan siswa siswi terbaik tahun ini.

Dan benar saja Ana yang terbaik karena selalu membawa harum nama sekolah dengan prestasinya.

Ana maju ke depan berpidato dan terus menyebut papanya ,dan semua karena papanya.

Sedangkan aku hanya ikut bertepuk tangan, di sampingku Kevin terus menatap wajah sedihku.

Setelah acara selesai kami pamit pulang pada Kevin dan Ana .

__________

Di dalam mobil aku hanya melamun memikirkan kenapa Ana tidak pernah mengaggap ku ada, sedih sekali rasanya.

Dewa tidak langsung membawa ku pulang tapi kami mampir ke apartemen mewah miliknya.

Aku membuka sepatu hak tinggiku dan berdiri di tepi balkon apartemen.

"Kamu kenapa?, kata Dewa sambil membuka resleting gaunku dan mulai memberikan kecupan lembut di punggung mulusku.

Aku di bawa ke kamar lalu di baringkan di atas ranjang empuk.Dewa mulai menikmati setiap inci tubuhku.

Aku hanya bisa meleguh kecil sampai sensasi luar biasa aku rasakan saat senjatanya menerobos masuk.

___________

Hari ini aku pulang sekolah dan tidak menemukan orang tuaku di rumah, jadi aku putuskan untuk masuk ke ruang kerja papaku.

Setelah masuk aku melihat foto keluarga ayahku, dari kakek, nenek, cicit ku.

Aku mengambil salah satu album foto dan buku catatan dari dalam lemari.Sebuah foto rumah mewah bergaya Belanda ,dan sebuah tulisan di bawah foto tersebut yang menceritakan tentang rahasia rumah itu dan sebuah kamar , dan tentang cincin emas bermata biru semua tertulis di dalam buku catatan ,dan di setiap foto.

Next











Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang