Desahan di kamar sebelah Bab 24

79 2 0
                                    

Pulang dari restoran dan jalan-jalan aku memilih untuk mandi, sementara Kevin bersama Dewa gobrol di ruang tamu bersama nenek dan keluarga pak kyai, Dewa tidak mengizinkan pak kyai untuk menyewa hotel jadi dua hari kedepannya pak kyai dan keluarganya ginap di rumah kami.

"Sayang", bisik Dewa sambil memeluk tubuhku yang baru selesai mandi.

"Kevin mana?.

"Sama bibik", jawab Dewa singkat sambil terus mencumbu leher putihku.

Aku mendorong tubuh kekarnya .

"Aku belum siap".

Dewa tidak menjawab ku dia langsung mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

Apakah aku berdosa , Dewa terlihat mulai kesal karena terus aku tolak.

______________

Jam lima sore aku dan bibik sudah mulai sibuk di dapur untuk menyiapkan makan malam di bantu sama tiga anak gadis pak kyai yang sangat cantik-cantik dalam balutan hijab .

"Masa allah,, beruntung nantinya laki-laki yang mendapatkan bidadari kayak non-non ini, udah cantik, Solehah dan pintar", kata bibik memuji anak gadis pak kyai yang membantu kami masak.

"Bibik bisa aja ", jawab mereka bertiga.

"Kalau boleh tau kitetiria suami idaman non nya kayak apa?, tanya bibik menggoda mereka.

"Eeemm,, kalau bisa sih kayak Dewa", jawab mereka serentak sambil tertawa.

"Eh awas nanti mbak Tika marah!, kata bibik lagi.

Aku hanya tersenyum melihat ke arah mereka walaupun sebenarnya aku sedikit kesal juga.

"Mbak Tika itu beruntung punya suami, ganteng banget,baik pokonya bess ", kata mereka padaku.

'Ternyata Dewa di mata wanita lain sangat sesempurna itu ',pikirku dalam hati.

____________________

Setelah salat isya dan makan malam aku memilih kasih asi untuk Kevin di kamar sampai dia tertidur pulas.

Sudah jam dua belas malam Dewa belum kembali ke kamar , aku keluar mencarinya di ruang kerjanya.Benar saja dia masih sibuk dengan leptopnya.

"Gak istirahat dulu?, tanyaku padanya sambil memijat pundaknya.

"Kamu tidur duluan, aku masih banyak kerja!, jawab Dewa lalu mencium keningku.

Akupun meniggalkannya sendiri di ruang kerja.

Entah berapa lama aku tertidur aku merasakan hisapan lembut di dadaku.

"Dewa", ucapku lirih.

"Jangan menolak Tika!, kata Dewa langsung mencium bibirku tubuhku tenggelam di tubuh kekarnya.

Karena Lima bulan lebih tidak melakukannya Dewa membuat aku begadang semalaman.

_______________

"Dewa dan Tika belum bangun?, tanya nenek pada bibik.

"Belum nyoya", jawab bibi.

Sementara di kamar Dewa kalang kabut mandi dan berpakaian.

Selesai berpakaian rapi Dewa langsung keluar kamar diikuti olehku sambil mengendong Kevin.

"Dewa kamu baru mau berangkat ke kantor, ini sudah jam berapa bukannya hari ini kamu ada rapat penting?, kata nenek begitu melihat kami keluar kamar.

"Ya nek, aku lupa, aku berangkat dulu".

"Kamu gak sarapan dulu?, tanya nenek saat Dewa salim pada beliau.

"Aku sarapan di luar, assalamualaikum ", jawab Dewa sambil berlalu pergi.

"Tika ayok sarapan!.

"Nenek dan pak kyai duluan ya, Tika mandi dulu!, jawabku, lalu kembali ke kamar membawa Kevin sekali.

(Tumben sekali mereka bangun telat), gerutu nenek sambil menikmati sarapan pagi bersama keluarga pak kyai.

"Mungkin tuan Dewa dan non Tika lagi melakukan dinas malam sampai beberapa ronde", kata bibi.

"Uuus ,,,bibi kamu itu asal bicara, ada pak kyai", nenek mencubit lengan bibi.

"Maaf pak kyai ,,", kata bibi langsung pamit ke belakang.

_________

Sementara di kantor, Dewa di kejutkan dengan cincin yang dia buang tiba-tiba ada di dalam tas kerjanya .

"Maaf tuan, rapat akan di mulai semua menuggu tuan!.

Tapi Dewa tidak menggubris perkataan sekretarisnya.

"Tuan,,, apa tuan baik-baik saja?, tanya sekertaris cantik yang ada di depan Dewa.

"Suruh Aldi untuk mewakiliku untuk rapat ini, aku ada urusan keluarga mendadak!, jawab Dewa langsung pergi.

Sambil menyetir mobil Dewa tidak bisa tenang, kemunculan cincin ini bukan bertanda baik.

Dewa pergi ke pantai dengan niat ingin membuang cincin itu ke laut, saat ingin melempar cincin itu, terdengar suara entah datang dari mana.

'Kemana pun kamu membuangnya dia akan kembali lagi, kamu dan keturunan mu sudah terikat sumpah yang di ikrar kan kedua orang tuamu dengan iblis , sekarang kamu tidak butuh tapi kelak kamu atau anak keturunan mu akan butuh'.

Dewa tidak perduli dengan suara itu dia melempar cincin itu ke laut.

(Aku akan bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan hidup istri dan anakku biar mereka tidak akan pernah butuh iblis itu),pikir Dewa lalu pergi.

_____________

Pulang dari kantor Dewa langsung duduk di ruang tamu , melempar jas ke sofa dan melonggarkan dasinya .

"Dewa", panggilku padanya dia langsung menoleh ke arahku.

"Kamu tetap duduk aku punya kejutan!, kataku padanya, Dewa hanya tersenyum mendengarnya.

Aku lalu menurunkan Kevin ke lantai, Kevin dengan tubuh montoknya berjalan pelan ke arah papanya.

Dewa langsung berlutut menyambut putranya, lalu menggendongnya megagkatnya tinggi-tinggi, menciumnya dengan gemas.

"Tika, terimakasih telah menyalakan kembali kehidupanku yang sudah lama mati", kata Dewa menatapku dan langsung mencium bibirku , aku pun memejamkan mata menerima ciuman dari laki-laki yang sangat aku cintai.

"Ini ruang tamu", kata nenek tiba-tiba.

"Nenek, pak kyai,eh semua", timpal Dewa cengengesan, lalu langsung pamit mandi.

Aku menatap punggung Dewa yang pergi ke kamar, aku sangat mencintainya darinya aku mendapat cinta yang tidak pernah ku dapat dari seorang ayah, aku cuma bisa berdoa memohon kepada Tuhan semoga cinta ini selalu bersama hingga mata tak mampu lagi saling menatap.



Next


























Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang