Desahan Di Kamar Sebelah Bab 42

42 2 0
                                    



"Kamu makan, jangan tidak makan nanti kamu sakit, ingat kamu lagi mengandung anakku!, kata Aldo padaku, membuat aku semakin sakit hati .

Aku tidak tahu beberapa hari terakhir ini dia merawatku dengan baik, seperti seorang ayah yang menjaga putrinya mungkin karena aku hamil.

Aldo menatap wajahku aku pun menatap wajahnya dengan air mata penuh benci, tapi aku akui dia tidak kalah tampan dengan papaku, tubuhnya  putih atletis tapi lebih mirip orang Korea,sedangkan papaku seperti orang Eropa sangat sempurna di mata siapapun, bahkan aku putrinya sering terkagum dengan kesempurnaan papaku sendiri.

Aldo masih terus menatapku lalu tersenyum sinis dan langsung mencengkeram erat lenganku sampai aku meringis kesakitan .

"Aldo", tiba-tiba ibunya masuk.

"Ya Bu", jawab Aldo.

"Ini buah kasih Ana makan biar kandungannya sehat dan saat kita tumbalkan raja iblis tidak marah", kata ibunya lalu pergi lagi, aku memperhatikan wajah Aldo yang terlihat berbeda, aku yakin sekarang ini dia merasakan sayang terhadap anak yang ada di dalam perutku, karena walau bagaimanapun ini adalah darah dagingnya.

"Hidup ini sangat kejam, anak yang tidak bersalah tapi harus menanggung penderitaan dari orang tuanya dan keserakahan manusia".

"Dulu papaku dan adiknya Berenda menjadi korban iblis karena kesalahan orang tuanya dan keserakahan orang tuamu, dan kamu jadi manusia iblis karena keserakahan dan kejahatan orang tuamu, dan sekarang aku dan bayi dalam perutku akan jadi korban dari keserakahan mu dan ibumu ", ucapku pada Aldo .

Mendengar ucapan ku Aldo terdiam.


____________


Aku dan Dewa hari ini mengantar Kevin ke bandara, walaupun dengan perasaan berat hati tapi ini juga untuk masa depannya, Aldo terbang ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan.


Hanya berdua di rumah sebesar ini.

Aku memeluk lengan kekar Dewa yang sedang berdiri menghadap ke arah kolam renang di mana kami dan anak-anak sering menghabiskan waktu.


Dewa tidak mau aku tertekan dalam kondisi hamil seperti ini, dia mengajakku untuk sementara waktu tinggal di villa menikmati udara segar penggunaan.

Kami pun langsung berangkat hari ini juga, beberapa jam perjalanan akhirnya  sampai juga di villa walaupun sudah masuk waktu maghrib.

Aku dan Dewa masuk ke dalam villa mewah miliknya , setelah mandi dan berpakaian aku duduk di atas karpet berbulu sambil melihat ke arah Dewa  yang menambahkan kayu pada perapian penhagat ruangan.

Dewa datang padaku dan duduk di dekatku,kami berdua duduk sambil menikmati irama musik yang sengaja kami putar.

Dewa berbaring di sampingku aku juga memilih berbaring di sampingnya, aku menyentuh wajah indah di depanku, wajah indah yang begitu sempurna yang di hadiahkan tuhan untukku.

"Aku mencintaimu", ucapku padanya.

Mendengar itu, Dewa tertawa kecil dan langsung menciumku dengan gemas.

"Aku juga sangat mencintaimu", jawab Dewa kembali menciumku.

Kami tidur berpelukan sampai pagi.


____________


Aku membuka mata, melihat sekeliling, rumah sepi tidak ada suara Aldo atau pun ibunya, mungkin mereka sedang mencari makanan di hutan, melihat ke sempatan untuk kabur aku berusaha membuka  tali yang mengikat tanganku dengan gigi sampai akhirnya tali itu terbuka.

Setelah membuka ikatan pada kaki aku segera turun dari ranjang dan membuka jendela, begitu jendela terbuka pintu kamar langsung terbuka, dan di tengah pintu kamar berdiri Aldo.

Aku menatap ke arah Aldo yang melihatku dengan wajah marah.

"Tidak semudah itu untuk pergi dari sini, hutan di luar banyak binatang buas, baru keluar kamu akan jadi santapan lezat baginya", kata Aldo memberi tahuku.

"Bukankah mati di makan binatang buas lebih baik dari pada mati jadi santapan iblis", jawabku.

Saat masih berbicara dengan Aldo tante Amira membuka pintu kamar dan melihaku duduk di tepi ranjang tanpa di ikat.

"Kenapa ikatannya terbuka?, tanya ibunya Aldo.

"Aku yang membukanya, karena aku merasa Ana harus mandi, badannya sudah terlalu bau", jawab Aldo berbohong.

"Baiklah pergi mandikan dia!, kata ibunya, membuat aku langsung menolak untuk mandi, karena aku gak mau di mandikan oleh Aldo.

"Baiklah kamu mandi sendiri atau akan menuggu di pintu kamar mandi". 

Aldo membawaku ke kamar mandi lalu menutup pintu,di dalam kamar mandi aku langsung membuka keran air sambil melihat sekeliling dan mataku tertuju pada pentilasi udara yang cukup besar yang hanya di tutup oleh kawat baja.



Next 


Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang