Desahan di kamar sebelah Bab 49

32 0 0
                                    

Malam ini aku berhasil kabur dari penjara dengan bantuan teman dekat mamaku, sebelum di bawa ke tempat persembunyian aku di minta untuk merubah penampilanku oleh seorang laki-laki yang mungkin seusia almarhum papaku.

Dan kebetulan di lampu merah mobil yang aku tempati berhenti di samping mobil laki-laki yang tidak asing bagi ku,Dewa dia gapain keluar malam-malam, karena penasaran aku meminta teman mamaku mengikutinya.

Dewa berhenti di depan sebuah sekolah elit dan tidak lama beberapa mobil keluar dari dalam sekolah tersebut, dan salah satu dari mobil itu berhenti di depan mobil Dewa.

Dari dalam mobil itu keluar anak lelaki remaja tampan senyumnya seperti Dewa matanya teduh dan indah seperti Tika.

Dewa juga keluar dari dalam mobilnya ,remaja laki-laki itu langsung mencium tangan Dewa, Dewa juga memeluk anak itu.

'Ternyata itu putranya Dewa', bisikku dalam hati.

"Papa,,, sangat kawatir,,, kamu jangan marah kalau papa sampai ke sini", kata Dewa pada Kevin putra sulungnya.

"Gak,,pa, justru Kevin minta maaf udah buat papa kawatir", jawab Kevin pada papanya.

Kevin pun pulang dengan mobilnya di ikuti oleh mobil Dewa dari belakang.

_______________

Suara Adam yang menagis tidak mau diam walaupun aku dan ibu pengasuh mengendongnya dan memberikannya susu.

"Bagaimana kalau aku bawa Adam jalan-jalan ke taman komplek",usul ibu pengasuh padaku.

"Boleh ,, tapi jangan lama-lama", jawabku pada wanita paruh baya itu.

Dan benar saja baru keluar rumah aja Adam udah diam.

Setelah Adam pergi aku naik ke lantai atas menuju kamar Ana, setiap hari aku harus melihat keadaannya.

Begitu aku masuk ke dalam kamarnya, dia udah rapi cantik, rambut panjang coklat cerahnya di ikat rapi.

Tanpa sadar aku meneteskan air mata karena bahagia.

"Ma,,, Ana mau melanjutkan pendidikan", kata Ana padaku.

"Kamu serius sayang?.

"Ya,,ma Ana serius, dan Ana mau masuk pondok pesantren di tempat kelahiran mama ", jawab Ana membuat aku semakin bahagia.

"Oke hari ini juga kita pergi ke butik, borong baju muslim untuk kamu, terus kita mampir ke kantor papa kamu!.

"Oke mama ", jawab Ana.

Hari ini aku bahagia sekali, aku langsung siap, dan aku juga bawa si kembar, dan ajak Kevin, pokoknya hari ini kami akan merayakan di mana Ana kembali seperti dulu lagi.

Sebelum pergi aku berpesan pada bibi di rumah untuk memberi tahu ibu pengasuh  nanti kalau dia pulang Adam di jaga dengan baik.

Aku sengaja tidak membawa Adam ikut, karena aku gak mau merusak suasana hati Ana yang baru saja kembali normal .

Begitu sampai di butik baju muslim aku dan Ana langsung memborong banyak baju muslim, sedangkan Kevin dan si kembar duduk menunggu tempat husus untuk menunggu sambil gemil.

Bahkan untuk menambah semangat Ana aku mengikutinya memakai baju muslim untuk pertama kalinya, aku dan putriku mengenakan hijab, wajah blasteran Ana sangat cantik dalam balutan hijab.

Setelah selesai kami berdua menemui Kevin dan si kembar yang sudah lumayan lama menunggu.

"Mama,,,", panggil Kevin sambil tersenyum ke arah kami berdua yang memakai hijab copel warna sage.

"Kita ke tempat papa", ajak ku pada anak-anakku.

Mobil melaju ke tempat perusahaan milik Dewa dan berhenti tepat di depan kantornya.Aku di bantu putranya sulung ku mengendong si kembar yang udah super montok dan gemesin.

"Assalamualaikum", ucap kami bersamaan.

Dewa langsung menoleh dan terkejut.

"Sayang,,,, kalian", kata Dewa terhenti dia benar-benar bahagia sampai  menyeka air matanya.

Ana dan Kevin memeluk papanya penuh cinta.

"Terimakasih,, sayang kalian berdua harta yang paling berharga dalam hidup papa", ucap Dewa pada Kevin dan Ana sambil mencium kening kedua anaknya penuh cinta dan kasih sayang.

"Kok,,, yang dua aja hartanya,,, ini si kembar mau di apain?, tanyaku pada Dewa sambil tersenyum.

"Haha,,, papa sampai lupa dua anak papa yang tembem ini", ucap Dewa langsung mengendong si kembar menciumnya dengan gemas, Ana dan Kevin juga mencium pipi tembem dua adiknya bertubi-tubi.

"Terus aku ini apa?, tanyaku pada Dewa dan anak-anakku.

"Surga kami, hidup kami, paling berharga buat kami, segalanya buat kami ", jawab Dewa serentak dengan Kevin dan Ana, mereka semua memelukku memberikan ciuman cinta untukku.

Sampai aku menagis bahagia, karena mereka juga nyawaku, lebih berharga dari hidupku,suami dan anak-anakku.

Next

Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang