Desahan di kamar Sebelah Bab 48

39 2 0
                                    





Tiga bayi menangis bersamaan aku sampai kalang kabut mendiamkan mereka, sedangkan Dewa hanya menontonku sambil bersandar di pintu dengan senyuman seolah dia melihat film komedi.

"Masih kekeh menolak untuk di bantu beby sister?, tanya Dewa lalu mengambil putrinya yang masih menagis, dan mengajaknya bicara sampai bayi itu akhirnya tertawa .

Tinggal putraku dan putranya Ana yang belum diam.

Dewa mengambil putranya dan membawanya ke luar mencari udara segar.

Tubuh kekarnya tidak kesulitan mengendong bayi kembar kami sekali gus, sedangkan aku masih sibuk dengan dengan Adam.

Mungkin Adam juga ingin udara segar jadi aku bawa dia keluar menuju pekarangan depan rumah, tapi bukannya diam malah tambah gede suara tangisnya.

Saat sedang menimang Adam aku melihat ke arah pintu gerbang rumahku, sekuriti sedang berbicara dengan seseorang wanita yang usianya sekitar lima puluh tahun tapi masih terlihat sehat segar aku pun mendekati mereka yang masih berbicara.

"Ada apa ini?, tanyaku pada sekuriti dari dalam pekarangan.

"Maaf, nyonya ini ada ibu-ibu lagi cari kerja", jawab sekuriti.

"Emangnya ibu bisa kerja apa?, tanyaku karena merasa kasian.

"Apa aja nyonya, yang penting halal ada untuk yambung hidup", jawab wanita itu.

"Pak, bukakan dia pintu pagar!, sekuriti langsung membuka pintu pagar husus untuk orang masuk, aku pun mengajak wanita itu masuk ke dalam rumah.

Dewa yang baru keluar dari kamar bayi heran denganku yang masuk membawa orang asing.

"Dia siapa?, tanya Dewa.

"Dia cari kerja di depan, aku gak tega jadi aku ajak masuk kebetulan satu pembantu kita udah pulang kampung ", jawabku sambil menimang Adam yang kembali rewel.

"Maaf nyonya bayinya rewel, biar saya bantu tenangkan ",pinta wanita itu.

Karena udah capek aku pun memberikan Adam padanya.

Dan benar saja hanya dalam waktu singkat Adam tenang dan tertidur.

"Sepertinya Adam cocok sama ibu, bagaimana kalau ibu bantu saya jaga Adam?.

"Dengan senang hati nyonya", jawab wanita itu.

Dewa yang mendengar itu langsung mengajak ku bicara ke tempat lain.

"Kita gak tau asal usul wanita itu, kamu jangan sembarangan bawa orang asing masuk ke dalam rumah!.

"Aku yakin dia wanita yang baik, buktinya Adam bisa dia tenangkan".

"Kita punya dua bayi, jangan sampai terjadi apa-apa, satu yang harus kamu tahu orang bisa memakai ilmu lain untuk membuat bayi tenang, percaya atau tidak memang ada seperti itu sampai sekarang", kata Dewa membuat aku jadi kawatir.

_____________

Setelah bisa masuk ke dalam rumah Dewa aku sangat bahagia, setiap hari bisa melihat cucuku putranya Aldo, walaupun aku setiap hari sakit hati melihat kebahagiaan Tika dan Dewa .

Dan kadang mendengar suara teriakkan dan tangisan Ana ,anak manja yang mungkin sekarang sudah tidak waras lagi , dan memang itu harapanku .

Aku sempat berpikir untuk mengakhiri balas dendam dan rasa sakit hati setelah mengalami kekalahan , dan mengakibatkan kematian suamiku dan putraku juga ikut jadi korban sampai harus mendekam di penjara.

Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang