Desahan di kamar sebelah Bab 3

2.7K 3 0
                                    

Pagi sekali kami berempat sudah rapi , ini adalah hari pertama masuk kerja jangan sampai terlambat , empat ojek online sudah siap di depan pintu gerbang rumah.

Dengan semangat ,canda tawa empat gadis desa  berangkat di bonceng tukang ojek , kami bekerja di supermarket yang sama walaupun hanya sebagai kelinig servis tapi ini cukup bagi kami yang hanya lulusan sekolah menengah yang penting tidak merepotkan orang tua.

Sampai di tempat kerja langsung di panggil menemui senior untuk mendapatkan arahan setelah mendengar semuanya kami mulai bekerja , aku merasa sedikit sedih karena sip kami mulai besok tidak sama, ada yang masuk malam sampai jam sepuluh dan aku besok masuk siang sampai sore jadi otomatis malam hari  aku sendiri di rumah.

Hari pertama kerja gak terlalu capek karena sebagai anak desa kalau soal nyapu, ngepel, bersihkan toilet dan buang sampah itu pekerjaan ringan di bandingkan kerja di kebun panas agkat berat seperti layaknya seorang laki-laki.

Jam sepuluh malam kami sudah selesai beres-beres dan langsung pulang ke rumah naik angkot terakhir ,sampai di rumah aku pamit lebih dulu ke kamar sementara ketiga temanku duduk di ruang tamu sambil menikmati martabak yang sempat kami beli sebelum pulang , setelah mandi  dan berpakaian aku memilih barig di  ranjang sambil membaca cerita di grup penulis yang aku ikuti.

Saat sedang asyik membaca aku kembali di kejutkan dengan suara desahan di kamar sebelah, tapi kali ini lebih jelas, desahan seperti seorang lelaki dewasa yang sedang menahan rasa sakit, napasnya terdengar berat , aku berlahan  turun dari ranjang menempelkan telinga di dinding tapi suara itu berangsur-angsur hilang.

Lebih baik tidak perlu perduli pikirku, lalu kembali ke ranjang dan tidur.Begitu cepat waktu berjalan, aku sekarang sudah siap untuk berangkat kerja di saat ketiga temanku tidur siang ,  saat masih berdiri di depan pintu gerbang menuggu angkot datang,mataku tertuju pada lantai dua dimana kamarku dan kamar itu bersebelahan, aku tidak mungkin salah lihat kalau di kamar itu ada orang yang sedang berdiri , dari postur tubuhnya dia seorang pria  aku yakin ada orang di kamar itu walaupun hanya melihat bayangan dari balik gorden jendela yang di tertiup angin.

Karena angkot sudah datang aku  bergegas naik, angkot  mulai melaju meninggalkan rumah tua bergaya Eropa .

"Kok kamu berani sih tinggal di rumah tua itu?, tanya sopir angkot tiba-tiba padaku.

"Emangnya kenapa pak?, tanyaku balik.

"Dulu penghuni rumah itu semua mati secara misterius, katanya sih di makan mahluk menyeramkan yang tinggal di rumah itu", jawab sopir angkot yang membuat aku agak cemas tapi  tidak sepenuhnya percaya.

"Mungkin itu cuma cerita yang belum tentu benar pak", jawabku lagi.

"Semoga aja neng cuma cerita hoax, tapi tidak ada salahnya untuk berhati-hati!.

_______________________

Jam lima sore ketiga temanku sudah ada di tempat kerja sedangkan aku harus pulang bersama pekerja lainnya yang satu sip denganku ,tapi mereka kontrak tidak jauh dari tempat kerja dengan sewa tentu tidaklah murah .

Angkot yang biasa kunaeki  berhenti tepat di depanku, aku pun langsung naik dan memilih duduk di pojok .

"Kamu mau kemana enduk di waktu sandikala seperti ini?, tiba-tiba seorang nenek menyapa, aku langsung menjawab dengan sopan kalau aku baru pulang kerja dan mau pulang ke rumah kontrakan di jalan anggrek rumah tua no 15.

"Lebih baik kamu tinggalkan rumah itu karena itu rumah terkutuk!, kata si nenek tiba-tiba dengan raut wajah tidak biasa,lalu menyetop supir angkot untuk berhenti di dekat perkebunan yang jaraknya masih lumayan jauh dari rumah kontrakan ku , sebelum turun nenek itu berpesan padaku untuk selalu hati-hati dan kalo aku mau main ke rumahnya pintu rumahnya selalu terbuka untukku dia pun bilang kalau rumahnya ada di belakang kebun ini.

Angkot kembali melaju cukup cepat dan berhenti tepat di depan rumah kontrakan ku,dengan perasaan yang mulai tidak enak  aku melangkah memasuki halaman rumah dan membuka pintu utama entah apa nanti yang akan alami sendiri di rumah ini pikirku.

Karena sebentar lagi magrib aku cepat masuk dan mengunci pintu dari dalam lalu bergegas naik ke kamarku dan langsung mandi, selesai mandi dan berpakaian aku turun ke lantai bawah menuju dapur untuk sekedar masak mie instan.

Aku mulai menghidupkan lampu yang ada di dapur yang cukup luas yang langsung terhubung dengan ruang makan , lampu menyala dengan terangnya aku heran melihat kenapa di meja makan sudah tersedia masakan yang cukup lezat apa tadi ketiga temanku masak sebelum berangkat kerja, tapi tidak mungkin karena kami sekarang sedang berhemat tidak mungkin mereka masak ikan kuah kuning,ayam goreng dan nasi putih yang masih hangat .

Aku langsung menelpon ketiga temanku untuk bertanya kepada mereka tentang makanan yang sudah tersaji di meja makan, tapi telpon mereka tidak ada yang aktif karena rasa lapar aku berpikir positif mungkin makanan ini di antar tetangga jauh untuk kawan-kawanku tapi mereka keburu berangkat kerja jadi gak sempet makan.

Aku pun langsung duduk dan mulai makan dengan lahap, masakan ini sangat lezat setelah merasa kenyang aku memilih duduk di sofa ruang tamu sambil berselancar di media sosial, tapi tiba-tiba perut ku mual dan terasa ada yang bergerak-gerak di di dalam, aku pun langsung berlari ke toilet dan memuntahkan isi perutku.

Mataku terbelalak melihat apa yang keluar dari mulutku semuanya belatung yang menggeliat, aku mundur ke belakang menjauhi wastafel dan langsung berlari ke kamarku  mengunci pintu  dari dalam dengan keringat dingin aku terus membayangkan apa yang tadi aku memuntahkan, dan apa yang sebenarnya telah aku makan.

Saat tengah dalam kebimbangan pintu kamarku diketuk aku tahu di rumah ini cuma aku sendiri, aku berusaha tenang dan perlahan turun dari ranjang berjalan pelan-pelan ke arah pintu aku berusaha menghilangkan rasa takutku dan memberanikan diri mengintip dari lubang kunci.

Saat mataku sudah tepat di lubang kunci aku mendengar suara dari arah belakangku.

"Kamu tidak perlu mengintip aku sudah ada di dalam kamarmu!".

Naex part

Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang