Desahan di kamar sebelah Bab 30

52 1 0
                                    



"Aku kira kamu belum menikah Dewa?.

"Sudah bu, saya sudah punya anak dua dengan yang belum lahir ini ".

Aku melihat ada kecewa di wajah wanita cantik yang sudah tidak muda lagi di depanku, mungkin niatnya untuk menjodohkan Dewa dengan putrinya Carla telah pupus.

Saat akan pulang pak Dika dan istrinya memberikan aku amplop tapi aku tolak, tapi mereka terus memaksa akhirnya aku menerima.

Di dalam mobil aku memeriksa isi masing-masing amplop, isinya uang masing-masing lima juta.

"Banyak banget padahal cuma berberapa menit aja aku main biola".

"Anggap aja rizki anak ,dan jangan lupa transfer ibu di kampung tiga juta nanti aku gaji aku ganti!, kata Dewa padaku.

"Gak usah di ganti kan mau berbagi rizki dengan ibu!.

"Tadi kamu malu ya ajak aku saat acara potong kue, aku lihat Carla menyuapi mu, dan kamu udah mulai belajar bohong, tadi kamu bilang kalau aku tidak tahan dengan wangi parfum padahal kamu yang cuekkin aku?, tanyaku pada Dewa membuatnya menelan ludah.

"Gak cuekin tapi aku benar lupa kalau kamu ikut".

"OOO,,, ya, cepat banget lupanya, ternyata benar ada mainan baru yang lama di lupakan, kalau aku mati satu jam kamu bisa lupa dong".

"Tika jangan di perumit, aku minta maaf ok!.

"Ok", jawabku singkat.

"Kamu selalu buat aku merasa bersalah Tika", kata Dewa mulai kesal.

"Kan emang kamu salah", jawabku.

"Terus mau kamu apa?, tanya Dewa lagi.

"Kok jadi marah, aku gak mau apa -apa", jawabku kesal juga.

"Bilang aja kalo kamu mau aku berhenti kerja di tempat Carla, besok aku akan berhenti biar kita mati lapar aja sekalian".

Mendengar itu aku langsung meminta Dewa untuk berhenti, dan mengancam kalau, aku akan tetap turun dari mobil jika dia tidak berhenti.

_________

Mobil berhenti tidak jauh dari pantai aku berjalan ke arah pantai.

Tumben malam ini Dewa menyakitiku dengan kata-kata, aku menagis sambil menatap laut malam.

"Tika kita pulang ini sudah larut malam!.

"Kamu pulang aja tidak perlu mengajakku!.

"Oke aku pulang, kamu hati-hati !. kata Dewa membuat aku semakin jengkel.

"Tika,, lihat apa yang ada di dekat kaki mu kayak ular itu!, kata Dewa padaku membuat aku refleks loncat ke tubuhnya dan dia dengan sigap menangkap ku alhasil kini aku dalam gendongannya.

Dia tertawa melihatku yang ada di dalam gendongannya.

"Sok-sok suruh suami pulang, baru di bilang ada ular udah loncat ", kata Dewa sambil tertawa.

"Turunin cepat, kalau gak aku teriak biar kamu di kira penculik!, ancamku.

"Ayo teriak biar suamimu di gebukin sampai mati!.

Kata Dewa padaku membuat aku menatap wajahnya dia lalu melumat bibirku sambil menurunkan tubuhku, dia terus mencium bibirku sampai aku pun membalas ciumannya.

Dewa menelpon bibi di rumah kasih tau kalo kami pulang besok pagi, walaupun aku menolak dengan alasan Kevin tapi dia tidak perduli.

Dia memesan hotel di dekat pantai,kami menghabiskan malam dengan bercinta.

Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang