Desahan di kamar sebelah Bab 32

53 2 0
                                    



"Baiklah jika tekad mu sudah bulat, aku dan yang lainnya akan terus membantumu dari jarak jauh, satu yang harus kamu ingat setelah memakai cincin itu kamu akan jadi monster dan tidak akan mengenal istrimu ,bahkan kamu juga akan sangat berselera untuk memakan istrimu yang sedang hamil", kata pak kyai membuat Dewa terdiam.

"Tapi kamu tenang saja insyaallah dengan izin Allah kami bisa membantumu walaupun dari sini, setelah sampai di tempat di mana istrimu di tahan,pakekan dia kalung ini biar dia tidak tercium oleh mahluk itu, dan bawa lah istrimu pergi sejauh mungkin dari tempat itu, waktu di sana sangat panjang, jika istrimu melahirkan sebelum pergi dari dunia mereka,maka kalian aman karena yang mereka inginkan saat istrimu belum melahirkan ".

"Pergilah selamatkan istri dan anakmu!.

"Terimakasih pak kyai, aku titip putraku", kata Dewa lalu menutup pintu kamar itu dan pak kyai menguncinya dari luar.

Berenda terbang mengitari kakaknya lalu kembali berbisik padanya kalau cincin almarhum ayahnya sekarang ada di dalam laci lemari pakaiannya.

Dewa membuka lemari pakaiannya yang ada di dalam kamar itu, baju di masa dia dan keluarganya masih hidup dengan normal masih tersusun rapi di dalam.

Dewa membuka laci mengambil cincin itu lalu memakainya di jarinya.

Dia berteriak kesakitan, meraung dan merintih kesakitan saat tubuhnya berubah menjadi monster itu lagi.

Dewa kini menjadi monster yang sangat menakutkan , kuku dan taring runcing tubuh tinggi bersisik dengan mata menyala.

'Dewa tetap ingat dengan tujuan mu, ingat tidak ada yang bisa menolong mu kecuali tuhan dan diri musendiri!, kata bisikan pak kyai.

___________

Aku masih terbaring dengan kaki dan tangan di borgol ,aku tidak tahu harus berbuat apa, cuma bisa berdoa kepada Tuhan.

'Hhheeemmm', suara yang tidak asing lagi, suara monster mendesah.

Pintu kamar terbuka, di sana berdiri monster yang mirip dengan monster yang pernah aku selamatkan dan akhirnya jadi suamiku.

Monster itu mendekat menjulurkan lidah panjangnya ke arah leher dan perutku, seperti tidak sabar untuk menikmati, aku hanya bisa memejamkan mata, karena belum waktunya untuk menikmatiku monster itupun keluar.

Aku membuka mata lagi, dan kini tepat di depanku berdiri monster itu lagi , saat ingin berteriak karena kaget monster itu meletakkan kuku runcingnya di atas bibirku.

Dengan kuku runcingnya dia memutuskan rantai yang memborgol ku, monster itu lalu membantuku berdiri.

Aku menatap mata biru milik monster itu membuat aku sadar, bahwa yang sekarang menjadi monster di depanku ini adalah Dewa suamiku sendiri.

Dia lalu memberikanku kalung ,aku pun langsung memakainya.

Dewa langsung mengendong ku membawa ku keluar dari kamar itu lewat jendela, terjun bebas hingga kami berada di atas tanah.

Dia mengendongku dan terus berlari masuk ke dalam hutan yang sangat gelap karena malam hari,dia kemudian menurunkan tubuhku di atas tanah meminta aku untuk bersembunyi di belakang tubuh besarnya.

Suara ribut di dalam hutan membuatku takut dan terus bersembunyi di balik tubuh Dewa yang sudah menjadi monster.

Banyak sekali manusia dengan rupa yang sangat aneh, ada yang lidahnya panjang dengan mata menyala, dan monster lainnya, mereka membolak-balikkan batu dan pohon lalu berteriak marah, mereka sedang mencari sesuatu, aku tahu mereka sedang mencariku.

Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang