Desahan di kamar sebelah Bab 41

41 2 0
                                    


Aku berusaha membuat suara dari dalam ruangan di mana aku di sekap, dengan menjatuhkan apa saja dengan menyenggolnya, karena dalam keadaan terikat sulit bagiku untuk bergerak, apa lagi dengan mulut di lakban.

Tapi yang membuat aku heran kenapa orang di luar seolah tidak mendengar..

Sakit di sekujur tubuhku tidak seberapa di bandingkan dengan hancur hidupku di usia yang sangat muda aku kehilangan kesucian dan direnggut oleh sepupu ayahku sendiri, anak dari paman ayahku yang sekarang aku panggil paman Aldo.

Aku bebas dari sinipun akan jadi bahan buliyan, apa lagi jika aku sampai hamil, sekarang ini mati menjadi pilihan terbaik untukku.

"Kamu jangan terus menagis", kata Aldo sambil mengusap air mataku, dia memaksaku untuk makan sampai kenyang.


"Bunuh saja aku, aku mohon bunuh aku!, teriakku padanya.

"Kamu cantik sekali, matamu seindah mata papamu, bibirmu seperti ibumu, aku benci Dewa karena dia membuat aku gagal menikah, gagal di terima oleh keluarga calon istriku karena semua perusahaan kembali di tariknya ".

"Papa ku mengambil miliknya bukan milik orang, bukankah apa yang kita tabur itu yang kita tuai".

"Orang tuamu menculik mamaku saat mengandungku untuk di jadikan tumbal, dan sekarang kalian melakukan ini padaku", teriakku marah, sedangkan Aldo hanya tertawa.

______________


Sudah masuk tiga bulan lebih Ana menghilang , tidak ada info tentangnya, dan besok adalah hari kelulusan sekolah Kevin.

"Pa,ma, besok hari kelulusanku, dan aku harap papa sama mama bisa hadir!. 

"Papa dan mama pasti datang", jawab Dewa pada putranya, aku melihat kesedihan di wajahnya, karena besok kami juga akan melihat teman Ana yang merayakan kenaikan kelas.

"Maaf nyoya saya mau kasih tau sesuatu", kata bibi.

"Kasih tau apa bi?, tanya ku balik.

Bibi lalu menunjukkan sebuah inbox dari seorang wanita yang mengatakan pernah bertemu dengan Ana, kalau gak salah saat dia pulang ke rumah kontrakan adiknya, tapi saat itu cuma berpapasan, tapi wanita itu yakin wajah bule gadis itu mirip dengan yang di posting di semua media.

"Kita ke kantor polisi sekarang, bibi kamu ikut bawa hv kamu sekalian!, kata Dewa seperti ada harapan untuk menemukan putrinya.


_______________


Setiap hari aku muntah di tempat ku dikurung badanku juga semakin kurus, tante Amira mengambil urinku dan mengeceknya lalu berteriak bahagia Begitu juga Aldo dia sangat senang.

"Kamu akan jadi ibu", kata Aldo membuat aku menagis terisak.

Masa depanku benar-benar hancur.

"Aldo kita akan pindah dari rumah ini, untuk lebih aman, kita akan tinggal di rumah tengah hutan", kata ibunya Aldo.

Malam yang gelap aku di bawa masuk ke dalam mobil, dan di bawa pergi entah kemana, aku sekarang tidak punya harapan lagi, aku sudah pasrah.

Tubuh yang lelah membuat aku tertidur, dan akhirnya terbangun kembali saat aku merasakan tubuhku di angkat, dan benar saja Aldo yang mengendong tubuhku keluar dari dalam mobil.

Ini tengah hutan, hanya ada suara burung kami masuk ke dalam rumah kayu sederhana tapi bersih , aku mendengar ibunya Aldo berkata kalau rumah ini dia bangun sendiri karena kebetulan dia adalah arsitek bangunan rumah, dia membangunkannya saat aku satu bulan di sekap.

Aldo membawa ku masuk ke dalam kamar yang bersih aku di baringkan di atas ranjang dengan kasur empuk, dengan kaki dan tangan terikat.

Setiap hari aku jalani hariku dengan berbaring di atas ranjang, hanya di dudukkan saat akan makan.

Aku tidak tahu berapa usia kehamilanku tapi hari ini aku merasakan gerakan kecil di dalam perutku ,dan timbul timbul rasa sayang pada janin yang kehadirannya tidak aku inginkan.

Di usiaku yang baru dua belas tahun harus mengandung anak dari laki-laki berusia empat puluh tahun seusia papaku.

Aldo tiba-tiba masuk ke dalam kamar dengan hanya menggunakan handuk mandi sepertinya dia baru selesai mandi karena aku bisa mencium wangi sabun, Aldo tidak malu menanggalkan handuknya dan berpakaian di depanku yang terikat.

Semenjak dia tahu aku hamil dia tidak pernah menyentuhku karena ibunya melarang takut aku keguguran karena usiaku terlalu dini dan kandunganku masih muda.

Aku sudah tidak ada gairah hidup, walaupun aku cantik anak orang kaya raya tidak akan ada yang mau jadi jodohku kelak ,kecuali dengan orang yang hanya mau keuntungan saja.

_______________

Kemacetan di jalan raya membuat kami lambat sampai ke kantor polisi, walaupun aku langsung mengirim inbox itu ke polisi tapi tuhan sedang menguji kami lagi, sinyal hilang entah kemana membuat semua proses lambat.

Walaupun akhirnya kami sampai juga dan polisi langsung bertindak, tapi sayang sekali hasilnya dihil.

Sekarang ini yang bisa kami lakukan hanya lah berdoa dan terus mencari informasi tentang Ana.

Hari ini kami menghadiri acara kelulusan sekolah Kevin, dan aku tidak bisa menahan tagis saat melihat teman Ana bergembira dengan kenaikan kelas.

Next 

Desahan di kamar sebelah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang