6. His First Kiss [18+]

6.7K 201 17
                                    

Please be wise dengan TW yang sudah diberikan ya!
ps. Re-publish dikarenakan ada bagian yg tidak muncul tadi.. maafkeun huhu🙏

Selamat membaca

Bagus sanksi untuk duduk di dekat Ivanna. Ia tak nyaman, tak suka, tak sudi berada di dekar wanita ular tersebut dan tentu saja berbanding terbalik dengan Ivanna. Entah mengapa, Ivanna merasa ingin lebih lagi dekat dengan Bagus. Hm, apa ya... seperti tertantang gitu. Apalagi melihat respon Bagus yang seperti ogah-ogahan makin membuat Ivanna kegirangan sendiri. Pokoknya makin Bagus risih, sebel, gak tenang, gak nyaman, gak happy, Ivanna makin bahagia. Huahahahaha!

"Berdasarkan pilihan dari Kak Ajeng tadi dia saranin untuk lima foto ini, sudah saya pindahkan ke folder khusus." Ujar Bagus cepat.

"Ih, itukan pilihan dia. Gue mau pilih sendiri." Sahut Ivanna dengan nada manja semakin menggeser kursinya mendempet Bagus. "Lihat file rawnya dong Bagus, jangan diem aja." Timpalnya karena pria itu malah menatapnya sinis. Sinis banget sampai Ivanna rasa matanya itu bisa copot, namun pada akhirnya Bagus tetap melakukan apa yang diperintah Ivanna.

"Lo bantu gue pilih juga." Perintah Ivanna.

"Maaf Mba Ivanna, tapi pilihan saya dan Mba Ajeng sama. Jadi—"

"Yakin sama? Lo tau gak kalau Ajeng gak suka Liverpool? Dia fansnya Manchester United. Ya, walaupun sama-sama merah tapi kalau MU kan the red devils, beda sama Liverpool." Sela Ivanna yang membuat Bagus terkejut. Tak hanya disitu karena pikiran Bagus langsung lari kemana-mana.

Pertama, bagaimana Ivanna bisa tahu kalau klub bola kesukaan Bagus itu Liverpool?

Kedua, apakah hal ini ada sangkut pautnya dengan penampilan wanita red flag tersebut?

Ketiga, kenapa Ivanna menyentuh lengan Bagus!?

"Maaf, tapi bisa kamu pindahin—"

Ivanna dengan cepat berkata, "Ih, foto yang ini bagus. Udah ada belum di folder kalian?" Pengalihan isu tersebut berhasil karena fokus Bagus kembali ke komputer tersebut.

"Belum, seingat saya."

"Tuhkan. Yaudah, masukin yang ini!" Seru Ivanna penuh kemenangan. "Gue bilang juga apa. Pilihan Ajeng sama gue gak sama." Timpal Ivanna lagi yang hanya dibalas dengkusan dari Bagus.

Ah ya, mengenai Ivanna yang menyentuh—sedikit meraba—lengan besar Bagus itu iseng... iseng-iseng berhadiah. Ivanna tahu lengan pria itu dipenuhi otot-otot yang bersembunyi di balik kemeja hitamnya. Ivanna pernah lihat, tapi hanya melalui foto! Dan kini merasakannya lengan itu di tangannya membuat jantung Ivanna berdegup kencang! Ivanna ingin melepas kemeja tersebut agar dirinya bisa langsung melihat dan menyentuh kulit ke kulit! Atau Ivanna robek saja kemeja Bagus?

Astaga, go away you horny bitch! Dan lepasin tangan lo dari lengan Bagus!

Okay, we did it. Berhasil mengusir iblis cabul dan melepas tangannya dari lengan besar Bagus.

"Tunggu bentar, coba di zoom yang ini. Kayaknya guenya cantik deh." Ivanna lalu mendekatkan wajahnya ke komputer, untuk melihat lebih jelas. Di foto tersebut, dirinya memegang tas dan tubuhnya menunduk, sedikit menunjukkan belahan dadanya. Mengenai dada, ukuran dada Ivanna tidak sebesar ukuran 40 atau memiliki cup G bra. Milik Ivanna sekitar ukuran 28-29 dengan cup D sehinggu membentuk payudaranya bulat sempurna dan di fotopun terlihat penuh.

Aduh, kenapa jadi bahas payudara sih!

Walau begitu, diam-diam ia melirik Bagus. Ingin tahu bagaimana pandangan Bagus mengenai dirinya (dan belahan dadanya). Namun, pria itu malah menatap kearah bawah, ia hanya sesekali melirik foto tersebut.

The Demon I Cling ToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang