37. Decision Unmade

1.6K 142 29
                                    

TW sebelum baca!
Part ini menguras emosi, jadi kalau bisa dibaca jangan pas makan atau mau istirahat.
.
.
.
Selamat Membaca!

***

"Pak Tobi, Ini bercanda kan?"

Setelah satu jam mengiyakan ajakan berbincang dengan Pak Tobi dan Edward—yang tiba-tiba muncul di set, Ivanna rasannya seperti di hantam batu besar.

"Masa bercanda sih, mbak, aku serius banget loh." Nada mendayu Edward terdengar seperti ejekan yang membuat hati Ivanna geram.

Ivanna yang daritadi terus berbincang dengan Pak Tobi kini beralih ke Edward, "Ed, kamu gak bisa paksa aku buat jadi pacar kamu dengan cara seperti ini. Kita sama-sama udah besar, Ed, dan apa yang kamu minta itu childish banget tau gak?"

Edward terkikik, "i do what i want, mbak. Dan kebetulan aku udah naksir banget sama Mbak Ivanna dari lama," pria itu memajukan tubuhnya, "salah mbak sendiri kenapa gak pernah respon chat aku dan gak pernah mau ketemu sama aku? Jadi, mau gak mau, harus dengan cara seperti ini kan?"

Ivanna ingat. Ivanna ingat semua pesan-pesan dari Edward yang tak ia respon. Terkadang karena lupa dan terkadang memang sengaja. Ivanna juga ingat akan hampir dua puluh kali ajakan bertemu Edward yang tentu saja selalu ia tolak. Ivanna tak sampai hati menerima ajakan Edward dan ia hanya menganggap angin lalu. Tak disangka pria itu berani bertindak diluar nalar.

Ya, diluar nalar!

Pria itu memaksa Ivanna untuk menjadi kekasihnya dengan mengancam Pak Tobi. Edward benar-benar tidak punya nalar.

"The problem is, even when you forced me to be your girlfriend, I still won't do it. Aku bukan artis yang suka jadi pacar setting-an, Ed."

"Siapa bilang ini setting-an sih, mbak. I want you for real."

Ivanna merasa getaran di dadanya, ada rasa takut dan emosi yang muncul secara bersamaan, "saya gak mau, Pak Tobi. Saya gak mau menerima ajakan 'pacaran' ini." Ivanna beralih ke Pak Tobi.

Tobi sendiri juga merasa frustasi. Ia tak bisa apa-apa. Ayah dari Edward lah yang membantu agar produser bisa menerima tawaran film yang ditulis olehnya. Ayah Edward lah yang memberi suntikan dana agar produser mau menerima film yang diimpikan Tobi. Tobi tak bisa kehilangan film yang sudah setengah jalan ini.

"Iv, bukan gitu. Ini film sudah jadi setengah dan gak bisa berhenti di tengah jalan gitu aja." Rujuk Tobi.

Ivanna menyerngit bingung, "maksudnya gimana ya, Pak? Hubungannya saya terima ajakan pacaran dan keberlanjuntan film ini apa? Saya gak ngerti—" ucapan Ivanna berhenti sejenak karena seketika waktu... dirinya mengerti.

Ivanna mengerti mengapa ia diancam tentang keberlanjutan film 'Menjelang Puputan' dan mengapa ia harus menerima ajakan pacaran Edward.

Ivanna akan diberhentikan menjadi pemeran utama apabila ia menolak Edward.

Seketika, Ivanna tertawa miris. Ivanna tak tahu apa yang membuat Tobi begitu ketakutan dan Ivanna juga tak tahu power apa yang dimiliki Edward yang seakan-akan mampu menginjak baik Tobi maupun Ivanna.

"Oke. Fine. Berhentiin aja saya jadi pemeran utama di film ini kalau misalkan taruhannya adalah pacaran sama manusia yang gak lebih daripada hewan ini, pak. I'm all good, and I don't care." Tegas Ivanna langsung berdiri dari duduknya.

Ivanna tak peduli lagi, mau dikata apa. Menurutnya, menjadi kekasih Edward lebih menjijikan daripada apapun. Dan bayangan akan Bagus terus mengintai pikirannya sedari tadi.

The Demon I Cling ToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang