Apen masuk dan membuat sedikit keributan di dalam studio musik Edward. Pria itu mengedor-gedor pintu studio musik Edward sedari tadi dan membuatnya hampir ditarik sekuriti pergi. Untungnya, Edward lebih dulu membukakan pintu.
"Apaansih lo? Bikin malu gue tau gak!?" Edward menutup pintu dengan kencang.
Apen menelan ludahnya dengan sulit, "saya udah bisa login ke akun kedua Ivanna." Apen langsung berlutut di hadapan Edward yang duduk dihadapannya.
"Ini udah berapa hari, tolol?"
"Ma-maaf, Ed. Tapi, plis, ada informasi lain tentang Ivanna yang bener-bener harus kamu tau."
Apen tahu ia melewatkan waktu yang ditentukan oleh Edward. Dalam waktu 5 hari, Apen baru mampu masuk ke dalam instagram kedua milik Ivanna. Dan selama 5 hari ia dibuat benar-benar tersiksa oleh Edward.
Bagaimana kedua adiknya yang bersekolah tiba-tiba mendapat SP 1 dan belajar dari rumah selama 4 hari disaat keduanya adalah anak baik-baik dan penurut. Begitu dilihat, masalahnya adalah karena tidak sopan terhadap guru. Guru yang mengenal keluarga Edward. Sial memang.
Dalam lima hari tersebut, Apen benar-benar membuka ponsel lama nya yang tak pernah lagi ia gunakan. Terakhir kali adalah saat Gani meminta data dari ponsel tersebut, Gani mengancam bahwa semua pergerakan Apen di ponsel tersebut dapat di lacaknya. Namun mau tak mau, Apen kembali membongkarnya. Ia tak peduli dengan Gani yang melacaknya nanti, toh kabar terakhir pria itu telah bertunangan.
"I-ini. Handphone ini krusial banget, dari awal saya jadi managernya Ivanna. Banyak data-data dia yang belum di ubah." Apen menyerahkan ponselnya.
"Terus? Ada apa lagi?" Edward belum puas. Data yang diinginkan belum ada.
"Disini a-ada foto Ivanna, ada juga likes sama dislikes dia, ja-jadwal— Ampun!" Apen reflek menutup dirinya kala Edward hampir melempar ponsel tersebut ke arah dia.
"Lo tau yang gue butuhin bukan itu! Gue minta cari laki-laki mana yang lagi deket sama dia. Paham gak sih!?"
Apen menunduk dalam. "A-ada satu, ehem, satu orang yang saya curiga lagi deket."
Setelah mendengarnya, barulah Edward tertarik, "siapa? Lo tau darimana?"
"Ja-jadi, di hape itu masih ada e-mail yang dipakai Ivanna dulu. Kamu bi-bisa cek sendiri isinya. Disana saya berusaha login da-dan nemuin kalau Ivanna sempat kirim-kirim e-mail sama seorang cowok." Balas Apen terbata-bata.
"Oh ya?"
"Iya, Ed. Selain itu ada satu cowok yang difollow Ivanna di akun kedua instagramnya." Edward mulai percaya diri.
"Siapa?"
"Namanya Gede Bagus, di e-mail akunnya gedebagus@omail.co.id dan di instagram akunnya gedebagus tanpa spasi." Jelasnya panjang lebar, "kamu bisa buka di hape itu, Ed, disana ada semua."
Edward menyodorkan ponsel tersebut kepada Apen memintanya untuk membuka kunci ponsel tersebut. "Tunjukin ke gue." Ujarnya sebelum Apen mengambil.
Dengan password 4 angka yang merupakan tanggal ulang tahun Ivanna yaitu 1603.
"Oke, lo bilang di e-mail kan?" Tanya Edward yang dibalas anggukan oleh Apen.
Edward mencari alamat e-mail yang disebutkan Apen dan ketemu. Pria itu membaca pesan tersebut secara seksama dan kernyitan timbul di jidatnya. "Tadi lo bilang mereka bales-balesan?"
"Iya, Ed. Ivanna yang pegang sendiri e-mail punya dia dan kalau managernya yang balas pasti formal banget. Beda sama e-mail dia dan si Gede Bagus itu, dia akrab banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon I Cling To
RomanceSeingat Ivanna, Bagus adalah pria yang bernasib sama dengannya dan penampilan pria itu dibawah rata-rata. Bukannya Ivanna bilang Bagus jelek, ia tampan! Sungguh! Wajahnya penuh ketegasan dan tatapannya menusuk. Hanya saja, pria itu tidak bisa berpen...