[ Mbak Cantik : Sini kl mau ak maafin! ]
Pesan cuek dari Ivanna di tengah-tengah berlangsungnya acara membuat Bagus langsung sumringah. Tandanya, wanita itu sudah sampai di lokasi dan wanita itu akan memaafkannya. Bagus mengetikkan balasan untuk ajakan membingungkan Ivanna.
[ Gede Bagus : Kamu udh sampe ya? Sekarang lagi dimana? ]
Tak berlangsung lama, Ivanna mengirimkan jawaban untuknya.
[ Mbak Cantik : Parkir basement, di mbl. ]
[ Mbak Cantik : Cpt! GPL ]Bagus melihat situasi yang dimana, nampaknya ruang operator bisa dihandle sendiri oleh Sugoy. Sebentar saja. Bagus harus bertemu Ivanna untuk menuntaskan ngambek wanita itu.
"Goy, aku pergi bentar boleh gak?"
"Kemana? Berapa lama? Gue gak bisa ditinggal sendiri, trauma ditinggal soalnya." Balasan lebay Sugoy itu didukung wajah loyo nya.
"Ke... toilet, sebentar aja. Gak ada lima belas menit."
Sugoy langsung menatap Bagus tak paham, "lama banget lu di toilet lima belas menit. Mau ngapain?"
"Pipis lah. Udah ya, bentar aja kok. Dah." Bagus bangkit mengambil tottebagnya dan keluar dari ruang operator.
Sugoy mengikuti Bagus sampai pria itu menghilang di balik pintu. Katanya tadi Bagus galau, kok malah senyum bahagia gitu. Dia pura-pura galau kah? Atau gimana? Terus kenapa dia pergi keluar pakai tas?
Anjir.
Sugoy ditinggal sendirian nih? Buangke!
"Operator tolong fokus, show bumper, now!" Suara dari in-ear monitor terdengar dan memecah pemikiran Sugoy.
Pria itu kembali fokus ke layar dan melakukan pemindahan transisi kamera utama ke bumper. "Done." Balas Sugoy.
Alah, Sugoy gak fokus karena galau.
Pokoknya Sugoy g-a-l-a-u, galau!
Salahin rasa galau dia pokonya. Mana Sugoy sendirian lagi. Dunia ini sepi, tapi lebih sepi hatinya Sugoy.
Pret. Sugoy kentut kebanyakan makan angin.
*****
Tuti melangkah keluar mobil begitu melihat Bagus yang berjalan ke arah parkir. Kalau kata Ivanna, mereka mau rekonsiliasi dan ada baiknya Tuti pergi. Ivanna melihat keduanya sempat berbincang sebentar.
"Apasih, Tuti? Akrab banget sama Bagus," Ivanna mengenduskan nafasnya, "awas aja kalau naksir."
Lalu Bagus membuka pintu sopir dan tersenyum ke arah Ivanna, "hai, udah makan?"
Basa-basi macam apa itu?
"Belom."
Bagus melangkah masuk ke dalam mobil dan menutup pintu. Ivanna bisa melihat pria itu membawa sebuah tottebag. "Aku tahu, ini aku bawain makan."
Oh... Bukan basa basi rupanya.
"Makan apa? Aku gak bisa ya, makan yang berminyak terus tinggi karbohidrat—"
"Ini scallion garlic chicken, aku panggang dan gak pake minyak. Pengganti nasi putih, aku bikin nasi merah. Tenang aja gak banyak kok. Dan brokoli, kesukaan kamu." Potong Bagus cepat.
Ivanna langsung mengatup bibirnya. Makanan sehari-hari Ivanna beberapa minggu ini memang itu, namun mendengar Bagus membuatnya sendiri... Ivanna tersentuh. Apa benar, Bagus cuma cinta sama Ivanna?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon I Cling To
RomanceSeingat Ivanna, Bagus adalah pria yang bernasib sama dengannya dan penampilan pria itu dibawah rata-rata. Bukannya Ivanna bilang Bagus jelek, ia tampan! Sungguh! Wajahnya penuh ketegasan dan tatapannya menusuk. Hanya saja, pria itu tidak bisa berpen...