17. You Before Me

2.7K 186 17
                                    

Ajeng sudah lebih dahulu sampai di Stadion Tugu yang berada di Jakarta Utara. Dirinya baru-baru ini terdaftar menjadi PIC magang. Tiap-tiap divisi mengirimkan satu perwakilan yang nantinya akan memberikan nilai bagi para mahasiswa yang magang. Seharusnya, Ibu Tiwi yang menjadi PIC, namun beliau meminta pergantian mengingat kemampuan IT nya yang dirasa kurang dan Ajeng mengusulkan diri.

Ajeng datang ke Stadion Tugu untuk membimbing para anak magang yang akan memegang event live pra-sport day. Akhir-akhir ini konsep acara olahraga yang dibintangi artis memang tengah digemari. Maka, sebagai keputusan dari seluruh PIC, mahasiswa magang lah yang akan memegang kegiatan tersebut. Kegiatan akan dilaksanakan di Stadion Tugu maka mereka akan melaksanakan observasi hari ini.

Tak berselang lama, terdengar bising beberapa orang dan Ajeng bisa melihat mahasiswa magang. Saat bertatapan mereka langsung menyapa Ajeng.

"Duduk aja dulu, guys. Ketua acaranya udah ditentuin?" Ajeng langsung bertanya.

Mata Ajeng memindai semua orang tersebut, mencari seseorang.

"Sudah, kak. Saya yang akan menjadi ketua acara." Sahut salah satu peserta pria.

Ajeng mengambil data absensi di dalam tasnya, sesekali menge-cek kembali orang-orang yang baru saja datang.

"Kalian dibagi dua kelompok atau satu aja?" Ajeng mendata nama-nama mereka dan melihat orangnya.

"Satu kelompok saja kak. Kebetulan bagi kami kegiatan ini cukup besar karena melibatkan live streaming di akun youtube perusahaan-"

"Nama kamu siapa?" Potong Ajeng.

"Siap, kak. Anton kak."

"Anggota kamu udah di sini semua?"

Anton mengangguk mantap, "sudah kak, kami semua sampai bersama-sama disini."

"Kamu yakin?"

"Yakin, kak. Saya sudah-"

Ajeng tersenyum miring dan memotong ucapan Anton dengan cepat."Kalau yakin, kenapa masih ada anggota kamu yang belum sampai?"

Seketika Anton langsung terdiam dan mengernyit. Pria itu bergegas mengabsen teman-temannya di dalam otaknya. Lengkap sudah, seingat Anton.

"Maaf kak, seingat saya teman-teman sudah lengkap semua-"

"Berarti gak ingat temannya yang satu lagi? Atau gak berteman sama dia?"

Anton, ketua acara hanya terdiam sembari kembali mengingat siapa-siapa saja temannya. Bahkan Ajeng menyadari bahwa ada seseorang yang belum sampai. Seseorang yang ia cari.

Suasana menjadi langsung tegang kala Ajeng kembali membuka suara, "mau pegang kegiatan tapi temannya lupa. Gimana nanti hari-h? Bisa-bisa lupa ada kegiatan."

Ajeng menyilangkan kaki di hadapan mereka pertanda bahwa dirinya marah. Walaupun bahkan dari mimik wajah Ajeng terlihat. Nada bicara Ajeng tak mencak-mencak bahkan terkesan tenang, namun kata-kata yang dikeluarkan mampu membuat semua orang membeku.

"Magang udah berapa lama? Kesalahan kayak gini gak bisa dibilang kecil loh. Saya tunggu sampai kalian tahu siapa temannya yang belum sampai dan alasannya."

The Demon I Cling ToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang