Lucky adalah kucing low maintanence yang tidak humble. Setelah di adopsi oleh Ivanna, si kucing jalanan ini berubah seratus delapan puluh derajat jadi kucing dengan banyak perawatan yang merogoh kantongnya hingga jutaan. Seperti saat ini Lucky merepotkan Ivanna sekali. Kucing itu tidak mau mandi sedari seminggu lalu dan sudah sangat amat bau! Bau binatang! Huft, tidak bisa dibayangkan. Jadilah Ivanna membawa Lucky ke pet aesthetic langganannya. Sekaligus, memotong kuku serta suntik vitamin bulu untuk Lucky.
"Udah lama gak kesini, Mbak Ivanna." Tutur Fadil, seorang yang kini tengah memotong kuku Lucky. Karena si Lucky ini centil, dia terus saja caper dengan bergerak kesana-kesini menyebabkan Ivanna harus memeluk kucing genit itu.
"Nyariin ya?" Ledek Ivanna.
Fadil mendengkus, "bukan gue yang cariin mba, tapi pak bos. Udah kangen dia sama lo, mbak."
Astaga. Ingat kan dulu Ivanna pernah bilang kalau setelah Gani ia sudah dekat dengan seseorang baru dan disinilah orang tersebut, pemilik pet aesthetic ini. Ivanna sudah beberapa kali jalan dengan pria tersebut namun akhir-akhir ini Ivanna tidak terlalu menanggapi pesan atau ajakan jalan pria tersebut. Alasannya? Hm, Ivanna telah menemukan pria baru yang lebih menarik? Ya, begitulah.
"Doi dateng hari ini?" Tanya Ivanna was-was. Ia sungguh tak ingin bertemu karena takut pria itu akan mengejarnya lagi. Ivanna tak suka pria yang terlalu menanggapi Ivanna.
"Dateng lah, mba. Namanya juga bos. Kenapa? Mbak mau ketemu ya? Cie." Wajah kesemsem Fadil malah membuag Ivanna memutar matanya.
Ivanna bahkan tidak memberi tahu kalau dirinya akan datang. Ia datang diam-diam dan menjadikkan nama Tuti sebagai pemilik Lucky.
"Kagak. Nanya doang gue. Ini udah kelar belom motong kukunya?"
"Udah, mba. Sekarang tinggal suntik aja." Jawab Fadil mengarahkan Ivanna untuk pindah ke ruang veterinary. Berbeda dengan ruangannya kini, ruang veterinary khusus untuk perawatan dari dalam hewan. Terdapat dokter khusus yang menanganinya.
"Oke, makasih ya, Dil. Gue kesana dulu." Ivanna melangkah menuju ruang veterinary. Dengan mengendap perlahan seperti pencuri, Ivanna berjalan penuh was was. Ia takut karena ruangan tersebut berdekatan dengan office, si pak bos pasti ada disana. Untung saja begitu sampai dirinya sama sekali tak bertemu dengan pak bos—
"Ivanna?"
Panggilan tersebut membuat Ivanna yang tengah menutup pintu tersentak, Ivanna kenal suara ini. "Eh, ka-kamu ada disini?" Tanya Ivanna tergagap melihat orang yang memanggilnya.
Itu Trian, pemilik dari pet aesthetic ini dan juga... gebetan gak jadinya Ivanna.
"Iya, hari ini aku vetnya. Ternyata bener Lucky yang didaftarin itu punya kamu, aku kira punya orang lain karena nama pemiliknya Tuti." Jelas Trian memakai jas dokternya.
Sialan, Ivanna lupa kalau pria itu juga merupakan dokter hewan. Tapi mengapa pria itu bertugas hari ini coba?
"Ehm, iya. Soalnya tadinya manager aku si Tuti yang mau bawa dia kesini, tapi gak jadi karena dia ada meeting sama brand baju gitu." Jelas Ivanna dengan alasan palsu. Dimana Tuti? Di dalam mobil menunggu Ivanna di parkiran!
Trian manggut-manggut sebagai balasan. Pria itu mengarahkan Ivanna untuk menaruh Lucky di atas meja metal. "Halo Lucky, sudah lama gak ketemu ya?" Sapa Trian mengelus kepala Lucky.
Namun kucing centil tersebut sepertinya merasakan hal yang sama dengan babunya, ia juga mulai tak menyukai Trian. Lucky melompat ke arah Ivanna karena tak mau disentuh. Kucing tersebut menggeram seperti marah kepada Trian dan seakan-akan hendak mencakar pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon I Cling To
RomanceSeingat Ivanna, Bagus adalah pria yang bernasib sama dengannya dan penampilan pria itu dibawah rata-rata. Bukannya Ivanna bilang Bagus jelek, ia tampan! Sungguh! Wajahnya penuh ketegasan dan tatapannya menusuk. Hanya saja, pria itu tidak bisa berpen...