19. Let's Have Some Fun [21+]

5.2K 169 13
                                    

Harap bijak membaca dan perhatikan TW !!
Kalau bohong dan masih di bawah 21 tapi tetep ngeyel baca, pantatnya kelap kelip!


"Goy, kamu sama Bagus akrab banget ya?"

Sugoy berpikir sejenak, "ya kalau banget, enggak sih kak. Tapi cuma dia aja temen saya di kantor. Makanya yang kaga diajak naik mobil cuman kita be'dua."

Ajeng mengangguk paham. Ajeng mengolah otak lagi untuk mencari informasi tentang Bagus. Susah sekali sih. Padahal Ajeng sudah merancang berbagai hal di otaknya, namun semua hal tersebut tak ada yang terwujud. Hal se-simple Ajeng ingin berbincang dengan Bagus pun sulit. Bahkan untuk sekedar 'berduaan' pun tak pernah terealisasikan. Selalu ada Sugoy disamping Bagus. Dan ujung-ujungnya malah Sugoy yang berduaan dengan Ajeng.

Huft, tenang saja Ajeng tidak akan menyerah.

Ajeng bahkan baru mulai. Masa baru mulai sudah menyerah. Kalau cinta harus di usahakan.

"Kak Ajeng kok baik banget mau anterin saya sama Bagus? Padahal kita naik bus lagi juga nggak ngapa."

Jawaban yang ada di benak Ajeng tak mungkin bisa ia jelaskan ke Sugoy. "Soalnya saya pernah ada di posisi kalian. Dikerjain gitu, bedanya sama senior."

"Ih, jahat amat. Dikerjain kek mana, kak?"

Ajeng sebetulnya malas bercerita karena cerita tersebut sudah cukup lama. Sekitar enam tahun lalu, saat ia masih magang sambil berkuliah. "Dulu, saya disuruh ini-itu. Terus kata senior saya udah boleh istirahat, jadi saya pergi istirahat kan. Ternyata waktu istirahatnya masih satu jam lagi, terus saya gak bisa nyalahin senior dan jadilah saya kena omel sama HR."

"Ya Allah, itu mah lebih jahat daripada temen-temen saya, kak." Sugoy mengeleng kepala, "itu senior kakak saya doain dapet hukum karma, kalau pas puasa dikelilingi cewek seksi jadi batal."

Ajeng tertawa mendengar perkataan Sugoy. "Tapi, yang ngerjain saya itu cewek, bukan cowok."

Sugoy beroh dan mengganguk pelipisnya yang tak gatal. "Ka-kalau gitu, si senior ini saya sumpahin gak ada yang maafin pas bulan lebaran."

Kembali Ajeng terkekeh, "tapi dia agamanya bukan muslim."

Sugoy salah lagi. "Terus agamanya apa, kak? Sekalian sama rasnya deh biar saya gak salah nyumpahin."

Ajeng memberhentikan mobilnya kala lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah. Ajeng pun mulai mengingat agama serta ras dari seniornya kala itu.

Seingatnya, nama wanita tersebut adalah Miss Rajj. Perempuan itu keturunan India dan beragama... hindu! Ah! Sugoy gak bakal tahu kan kalau Ajeng bohong.

"Namanya Miss Ketut, dia orang Bali dan agamanya hindu."

Sugoy kembali berohria, "kalau hindu dan Bali berarti saya harus tanya si Bagus, kak. Katanya hukum karma disana kuat, jadi kakak santai aja."

Senyuman Ajeng langsung terbit. Mendengar namanya saja membuat Ajeng senang. Beginilah kalau orang lagi jatuh cinta.

"Bagus itu Bali bagian mananya, Goy? Kamu tau?"

Setidaknya jika Ajeng tak bisa berdua dengan Bagus, dirinya bisa mengulik informasi Bagus sekalipun dari Sugoy.

"Katanya sih dia kampungnya di Bangli. Di deket Desa Panglipuran, kak."

"Oh, desa paling bersih itu kan ya?"

"Iya, bener banget, kak. Si Bagus ini juga orangnya bersih banget banget kak. Waktu itu saya pernah main ke kostnya. Wah," pria itu menggeleng kagum, "bener-bener gak kayak laki-laki yang tinggal disana. Kamarnya wangi, rapih, gak ada barang berceceran, bersih. Bener-bener pewe banget, kak."

The Demon I Cling ToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang