Bagus mengarahkan Ivanna ke layar dengan kaku. Sudah Bagus bilang kan dirinya itu mudah tersipu, dan kini dirinya sedang tersipu karena sosok Ivanna. Wanita itu berdiri tepat disampingnya dan ikut menatap layar potret dirinya. Bagus tak tahu apakah Ivanna benar-benar ingin melihat fotonya atau untuk menggodanya. Lagi.
"Ih, gue cantik deh yang ini." Ujar Ivanna melihat wajahnya.
Jangan dulu deh kata-katain Ivanna genit, kali ini dia beneran pengin lihat wajahnya. Ivanna takut jika lipstik merah tidak cocok dengan skin-tone nya, walaupun nyatanya sangatlah cocok. Ivanna malah lebih menggoda dengan lipstik tersebut. Hm, sepertinya Ivanna mulai suka warna merah.
"Kayaknya red looks good on me, deh. Wajah gue lebih cerah gitu!" Seru Ivanna lagi masih tak mendapat respon dari Bagus.
Eh.. tenang. Bukan loh ya, Ivanna bukan mau ikut masuk partai! Ivanna kan awalnya mau mengikuti preferensi Bagus yang suka Liverpool, klub sepak bola yang disebut 'The Reds' itu. Tapi ternyata Ivanna memang cocok dengan warna tersebut.
Ivanna baru tahu kalau ternyata warna merah cocok dengan dirinya karena Bagus.
Terimakasih Bagus sudah suka warna merah.
Nah, kalau begini berarti tandanya Ivanna cocok sama Bagus!
Eh🤭
Nah, sekarang baru saatnya Ivanna merayu.
"Gus, lo semester berapa sih sekarang?" Tanya Ivanna basa basi.
"Enam."
Bagus semester enam ya. Berarti usianya.. hm, dua puluh keatas. Dua puluh.. satu? Iyakan?
"Kita beda empat tahun, dong." Sambung Ivanna mengingat umurnya yang sudah menginjak seperempat abad.
"Oh. Mbak Ivanna usianya dua puluh lima tahun ya?" Tanya Bagus.
Itu hanya pertanyaan biasa, sumpah, tapi bagi Ivanna pertanyaan tersebut bagaikan pertanda bahwa Bagus sedang mau menanggapi dirinya. Ulala, yes!
"Iya. Udah tua ya? Lo mau ketawain gue ya?" Tanyanya yang dibalas gelengan oleh Bagus.
Ututu lucu amatci.
Hm, Ivanna jadi bingung mau bahas apa. Bagus masih menggeser foto-foto Ivanna di layar. Sebenarnya Ivanna sudah tak lagi melihat layar, perhatiannya terfokus ke good boy seorang.
"Eh, Gus. Waktu kita ciuman di ruang edit, itu beneran first kiss lo?"
Pertanyaan Ivanna hanya mendapat balasan diam dari Bagus. Bagus yang memang sudah tersipu malah makin tersipu. Kalau ada lomba manusia paling tersipu sedunia, pasti Bagus juara 1.
"Eh. Gue salah nanya ya? Sorry Bagus." Celetuk Ivanna sebenarnya meledek. "Tapi gak jadi minta maaf deh, orang lo juga bales." Sambungnya.
Bagus di skakmat kini.
"Saya minta maaf, mbak. Saya terbawa suasana, sudah saya bilang waktu itu."
"Terbawa suasananya sampe dua kali gitu."
Bagus menghela nafasnya tak tahu harus membalas apa. Ingin mengelak namun Bagus memang melakukannya. Ia membalas ciuman Ivanna, seluruh cumbuan wanita itu.
Tiba-tiba satu tangan Bagus yang memegang kamera disentuh oleh Ivanna, membuat Bagus yang menunduk sedari tadi mengadahkan kepalanya ke arah Ivanna.
Tatapan Ivanna... sudah Bagus ketahui. Tatapan penuh provokasi.
Wanita itu kenapa cepat sekali terangsangnya? Jangan tanya Ivanna karena dirinya begini disebabkan oleh Bagus. Pokoknya Bagus yang kikuk bikin Ivanna terangsang!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon I Cling To
RomanceSeingat Ivanna, Bagus adalah pria yang bernasib sama dengannya dan penampilan pria itu dibawah rata-rata. Bukannya Ivanna bilang Bagus jelek, ia tampan! Sungguh! Wajahnya penuh ketegasan dan tatapannya menusuk. Hanya saja, pria itu tidak bisa berpen...