34. Gossip

1.4K 163 25
                                    

Intan merealisasikan ajakan traktir kepada Bagus hari ini. Ya, walaupun setelah hampir sebulan lebih ia baru mentraktir setidaknya ia menepati janjinya. Traktirnya karena Intan mengajak Mario makan lalu ada Bagus dan Sugoy, jadi sekalian deh.

"Eh, Tan, masa lo traktir Bagus doang. Gue juga dong." Mario mendumel.

"Yeilah, lo kan kagak gue bentak-bentak didepan banyak orang. Kagak gue fitnah juga. Ini tuh bentuk terimakasih dan maaf gue buat si Bagus."

Mario terkekeh,"lagian jadi orang emosian. Minimal nanya dulu kek, apa kek. Bukan langsung gebrak meja terus bentak-bentak. Jadi punya utang budi kan lo sama dia."

Intan mendengus diiringi tawa dari Bagus dan Sugoy. Sugoy gak di traktir, tapi demi menghilangkan rasa galaunya, Sugoy ikut aja.

"Santai aja lah, kak. Udah lama juga sebenarnya jadi aku biasa aja."

Empat insan itu melanjutkan makan dan berbincang. Mengenai pekerjaan di kantor, kolega kantor, dan gosip-gosip hangat yang ada di kantor. Bagus dan Sugoy benar-benar mendapatkan banyak pengetahuan baru tentang sisi gelap kantor.

Seperti, ada gosip tentang seorang talent yang menjadi simpanan seorang COO dari Mercerdi.

Ada pula gosip mengenai anak magang sebelum mereka yang pecah ketuban saat melaksanakan tugas di lapangan.

Lalu seorang manager memiliki pekerjaan sampingan menjadi bandar nakorba yang diam-diam juga menjual kepada talent di Mercerdi.

Dan yang paling parah adalah gosip tentang CEO Mercerdi yang menghamil 3 sekertaris pribadinya.

Gila. Tiga perempuan dihamili oleh sang CEO.

"Tapi kabar gitu kok enggak rame ya kak di berita?" Tanya Bagus.

"Mana berani nyebarin sih, Gus. Korban aja  bunting langsung cabut dari perusahaan, gak ada kabarnya lagi abis itu," Mario mengambil minum, "dugaan gue, korbannya udah pasti diancam seumur hidup. Kalau korban macem-macem, nanti terancam. Hiii... ngeri!"

"Bener banget tuh, Mar. Terus korban punya pilihan antara gugurin anaknya atau ngelahirin anaknya tapi identitasnya harus diumpetin. Ya, jatohnya jadi anak haram."

"Iya tuh, Tan. Anaknya terus nanti gede dan tau kalau bapaknya itu CEO, terus si anak jadi punya minat untuk balas dendam dan ambil kekuasaan di ayah yang mau di turunkan ke anak kandungnya."

Intan berdecak, "goblok, udah bisa bikin wattpad lo. Ngarangnya bukan main."

Gurauan Intan membuat Bagus dan Sugoy tertawa.

Mario menyeleneh, "yee, seriusan. Bisa aja kejadian loh, udah banyak juga yang kejadian. Apapun itu mungkin aja terjadi di kehidupan nyata. Ngerti, Tan?"

"Tapi angan-angan lo lebay, tahu gak?"

Mario memutar matanya, malas menanggapi Intan yang dirasa kurang suportif akan bayangan hiperbolanya. Mario berminat ingin melanjutkan makannya. Namun, baru saja ingin mengambil sendok, kedua matanya menangkap seorang yang dikenalnya.

"Eh, eh, itu Mbak Ajeng bukan sih?"

"Mana?!" Sugoy seperti disambar petir kehidupan kepalanya langsung terangkat dan mencari keberadaan Ajeng.

"Itu, yang di deket jendela. Sama siapa tuh? Laki-laki kayaknya." Bisik Mario.

"Anjr, iya bener! Itu siapa yang sama Mbak Ajeng? Lakinya?"

Semua mata mengarah ke arah belakang Bagus. Mendengar nama Ajeng membuat Bagus tak nyaman, apalagi ditambah tahu jika wanita itu tengah bersama seorang pria yang notabenya Bagus mungkin tahu. Bagus mungkin mengetahui hubungan antar Ajeng dan pria tersebut.

The Demon I Cling ToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang