Selain takut dengan ajiknya, Bagus juga tak menyangka ia akan takut dengan ayah dari Ivanna.
Takut kali ini berbeda.
Takut yang dirasakan membuat Bagus ingin mengubur dirinya dalam-dalam. Hibernasi sehingga ia lupa ingatan. Lupa bahwasanya ia hampir saja bertengkar dengan ayah dari Ivanna.
Karena kikuk, Ivanna mengajak keduanya masuk. Kini Bagus dan Tuti tengah duduk di ruang tengah sedangkan Ivanna berbincang dengan sang ayah di dapur. Bagus dapat melihat Ivanna yang ternyata sangat clingy kepada ayahnya. Wanita itu terus mengeleyoti ayahnya.
"Mas Bagus kok ngegituin papanya Mbak Ivanna?" Tuti berbisik.
"Kemarin dia nunggu Mbak Ivanna di depan unitnya, udah beberapa kali saya lihat. Tadi gak sengaja ketemu jadi mau aku tangkep."
Tuti bingung, "kenapa ditangkep? Kan itu papanya Mbak Ivanna."
"Bukan. Aku gak tau itu awalnya papanya Mbak Ivanna, aku kira penguntit."
"Kok begitu? Katanya papanya Mbak Ivanna cuma nunggu di depan unit Mbak Ivanna, kenapa dikira penguntit?"
Bagus menghela nafasnya. Bagaimanapun ia menjelaskan kepada Tuti, wanita itu tak akan paham. Lagipula maksud hati Bagus itu baik, hanya saja targetnya yang salah. Dan juga, mengapa ayah Ivanna malah menguntit Ivanna seperti itu? Mengapa tak langsung mengetuk saja? Bagus kira hubungan keduanya tak baik maka dari itu ayah Ivanna takut menyapa wanita itu. Namun yang ada di hadapan Bagus adalah sebaliknya, keduanya sangat menyayangi.
"Maaf ya, jadi ribut gini di depan unit kamu, kak." Tutur ayah Ivanna ketika keduanya melangkah ke ruang tengah.
"Gak kenapa-kenapa, pa. Iva justru seneng karena lihat papa." Ungkapnya.
Keduanya duduk di hadapan Bagus dan Tuti. Satunya menunduk tak enak, satunya tersenyum ke arahnya.
"Oh iya, kenalin, pa. Ini Tuti, manajer baru aku yang ngegantiin Apen." Ivanna mengenalkan papa kepada Tuti.
"Salam kenal, om, saya Tuti manajernya Mbak Ivanna." Tuti menjulurkan tangannya yang dibalas oleh papa Ivanna.
Ayah Ivanna yang bernama Syam tersebut tersenyum lebar. Ia tahu siapa itu Tuti, Ivanna sering mengatakan bahwa ia bersyukur bisa mendapatkan manajer seperti Tuti yang terkadang merangkap jadi asisten pribadinya. "Makasih ya, Tuti, sudah baik sama Ivanna. Ivanna sayang banget sama kamu."
Ivanna langsung memberengut, itu kan rahasia mereka berdua! Kenapa malah dispill?
"Alhamdulillah, saya juga sayang sama Mbak Ivanna, om."
Idih... Tuti apasih? Ivanna terharu sih, tapi tetep aja idih.
"Kalau kamu?"
Pertanyaan dari Syam mengarah kepada Bagus. Syam tahu, pria ini adalah pria yang sering datang ke rumah Ivanna bahkan tak jarang menetap di tempat Ivanna. Pria tersebut juga sering ia hindari karena takut ketahuan mengawasi Ivanna, namun akhirnya tertangkap juga.
Baik Bagus, Ivanna, Tuti bahkan Lucky sekalipun terdiam. Mereka bingung harus bagaimana.
Ya, kalau ditanya seperti itu memang membingungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon I Cling To
RomanceSeingat Ivanna, Bagus adalah pria yang bernasib sama dengannya dan penampilan pria itu dibawah rata-rata. Bukannya Ivanna bilang Bagus jelek, ia tampan! Sungguh! Wajahnya penuh ketegasan dan tatapannya menusuk. Hanya saja, pria itu tidak bisa berpen...