35. Another Surprise

2K 201 20
                                    

Ivanna dan tim sudah sampai di Desa Panglipuran. Tadi sih, sepanjang perjalanan Ivanna kerjaannya mendengar playlist yang dibuatkan Bagus. Duh, nyebelin banget gak sih? Bagus itu ada aja tingkahnya yang bikin Ivanna bahagia.

Dasar brondong. Tau apa sih dia soal bikin cewek happy?

Saat rombongan tim 'Menjelang Puputan' sampai, warga desa ramai-ramai menyambut mereka. Bahkan wisatawan yang tengah berkunjung ikut-ikutan menyambutnya. Terdapat tarian penyambutan serta acara kecil-kecilan yang dilakukan disana.

Ivanna tak henti-hentinya tersenyum kala merasa dirinya diterima dengan baik bahkan banyaknya masyarakat lokal yang mengapresiasi Ivanna.

"Mbak Ivanna, makasih banyak ya sudah mau berperan jadi wanita Bali dan belajar lebih banyak mengenai kebudayaan Bali." Kembali seorang wanita yang diketahui sebagai istri dari perbekel Desa Panglipuran.

Ibu Ni Putu Laksmi Hasita Diniyanti.

Ivanna tentu melakukan sedikit background check tentang wanita manis yang mungkin sudah hampir kepala 5 itu. "Ibu, tyang justru merasa sangat terhormat untuk bisa memerankan sosok perempuan Bali. Mohon bantuannya nggih, bu."

Mata Hasita sedikit terbelalak mendengar aksen Ivanna serta beberapa kata yang merupakan bahasa Bali diucapkan oleh Ivanna. "Dah kayak anak Bali banget, gek Ivanna. Eh, ibu boleh panggil gek kan, ya? Lebih cocok daripada pakai sebutan 'mbak'."

Ivanna terkekeh senang. Ivanna ingat Bagus mengajarkan untuk terbiasa menggunakan 'bli', 'gek', dan panggilan Bali lainnya agar lebih Bali.

"Boleh, ibu. Tyang masih belajar juga, karena perannya wanita di zaman dahulu. Bahasa Balinya masih yang baku."

Hasita menepuk pundak Ivanna halus, "nanti ibu bantu ajarkan ya, gek."

"Wah," Ivanna menyatukan kedua tangannya di dada, "matur suksma, ibu."

"Ngih, mewali gek."

Hasita terus-terusan tersenyum menatap Ivanna. Bagi Hasita, tak jarang memang dirinya bertemu dengan artis. Desa Panglipuran sendiri sudah merupakan desa wisata mandiri yang sering dikunjungi banyak kaum. Mulai dari artis sampai pejabat bahkan tamu mancanegara pun juga berkunjung ke sini.

Namun, baginya Ivanna berbeda. Hasita begitu menyukai Ivanna, apalagi perannya dalam sinetron 'Satu Tuhan, Dua Hati'. Sinetron itu selalu menemaninya dulu, dimana Ivanna berperan sebagai protagonis yang memiliki kepercayaan berbeda dengan kekasihnya, namun akhirnya mereka bersama.

"Gek Ivanna makin cantik, loh. Ibu sudah suka sama gek sedari sinetron Satu Tuhan, Dua Hati. Setelahnya gek kan peran jadi kakak di sinetron yang baru itu, nah, ibu makin suka. Gek Ivanna makin bertumbuh seiring sinetron-sinetronnya." Puji Hasita kembali.

Ivanna cukup terkejut dengan pujian Hasita karena ia biasanya dipuji karena filmnya. Untuk sinetron atau ftv, rasanya jarang apresiasi yang didapatnya.

"Ibu, makasih banyak banget, bu. Tapi, biasanya gak banyak yang suka nonton sinetron tyang"

"Kalau ada yang gak suka, orang itu aneh! Gek Ivanna itu mampu ekting segala peran. Mulai dari protagonis, antagonis, peran setan, bahkan peran tukang sayur di ftvpun cocok, gek." Potong Hasita.

Ivanna tersedak seketika, padahal dirinya sedang tak minum. Pujian Hasita terdengar seperti ledekan di akhir, "ma-masa sih tyang cocok jadi tukang sayur?"

"Ya, enggaklah. Gek Ivanna cocoknya jadi aktris, tapi maksud ibu itu, gek cocok berperan jadi apapun. Ibu merasa kalau gek sangat tulus dalam melakoni peran apapun, maka dari itu ibu sukaa.. banget sama gek."

The Demon I Cling ToTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang