Harap bijaksana membaca sesuai TW yang sudah ada ya! Terimakasih.
Selamat Membaca"Lo minta gue buat ajarin lo cara untuk kontrol diri!?"
Ya.
Pria itu datang untuk meminta Ivanna mengajarkannya cara untuk mengkontrol dirinya agar tidak terus terbawa suasana. Apakah Bagus serius meminta pengajaran atas hal tersebut? Masalahnya, Ivanna saja tak bisa menahan diri selama berada di dekat Bagus! Akh!
"Iya, mbak. Saya gak mau seperti tadi." Balas Bagus.
Keduanya tengah terduduk di sofa, seperti saat Bagus menyewa motornya.
"Kenapa?" Tanya Ivanna ambigu yang menimbulkan kernyitan di dahi Bagus.
"Kenapa apa, mbak?" Tanya balik Bagus.
"Kenapa lo minta gue ajarin coba? Lo paham ga sih yang gue bilang tadi pas photoshoot apa? Lo tau gak coba-coba yang lain yang gue maksud itu apa?"
Bagus menghela nafasnya, "saya paham mbak, dan saya gak mau melakukan itu lagi. Apa mbak nyaman apabila saya cium tiba-tiba?"
"Nyaman! Nyaman banget!" Serunya dengan wajah tak paham. "Lagian, tujuan gue ajak lo kesini kan buat ngelakuin hal lain, Gus. Pasti gue mau." Lanjutnya gemas.
Bagus menundukkan kepalanya tak mampu merespon. Bagus tahu ia salah dengan meminta tolong hal tersebut ke Ivanna, namun disisi lain ia tak berani meminta tolong kepada orang lain. Lagipula tidak ada yang tahu tentang mereka berdua. Selain mereka berdua.
Sepertinya Bagus salah jalan. Dirinya ibarat mencoba mengobati kecanduan namun dengan candunya.
Tunggu...
Apakah dirinya baru saja mengatakan bahwa Ivanna adalah candunya?Gila.
"Gue tanya, lo sebenarnya pengen ga sih? Nyobain hal-hal dewasa gitu?" Tanya Ivanna memecah pemikiran Bagus.
Jantung Bagus hampir keluar mendengar pertanyaan yang amat terang-terangan dari Ivanna. "Ma..maksudnya..," dirinya tergagap, "saya..gak..saya.."
"Do you want to have sex with me?" Pertanyaan Ivanna bagai peluru yang menembak Bagus tepat membuatnya tersentak.
"Dosa." Balasnya cepat.
Ish.. ish.. ish.. munafik.
"Lo pernah boong gak?""Pernah."
"Lo boong aja udah dosa, Bagus. Semua orang juga berdosa. Lo mau jadi biksu emang?" Tanyanya gemas.
"Tapi dosa berbohong sama dosa melakukan zina itu beda, mbak," balasnya tak mau kalah. "Lagipula, agama saya hindu bukan budha. Jadi gak mungkin saya jadi biksu."
Eleuh.. eleuh.. Ivanna gregetan. Si Bagus ini sejak kapan tau-tauan bobot dosa sih? Memangnya dia utusan Tuhan? Tapi Ivanna jabanin deh kalau mau mencari dosa zina.
"Pernah benci sama orang gak?" Tanya Ivanna lagi.
"Pernah."
"Terus, pernah gosipin orang gak?"
"Pernah."
"Kalo nonton sama keluarga, pernah gak?"
"Pernah."
"Pernah ngebayangin having sex sama orang gak?"
"Pernah," seketika Bagus langsung tersadar akan jawabannya, "eh.. enggak."
Gotcha!
Senyuman Ivanna langsung mengembang. Bagus itu pria dewasa jadi dibalik sifat polos-atau sok polos-nya itu, Ivanna yakin Bagus punya fantasinya tersendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Demon I Cling To
RomanceSeingat Ivanna, Bagus adalah pria yang bernasib sama dengannya dan penampilan pria itu dibawah rata-rata. Bukannya Ivanna bilang Bagus jelek, ia tampan! Sungguh! Wajahnya penuh ketegasan dan tatapannya menusuk. Hanya saja, pria itu tidak bisa berpen...