Chapter 40 • Hampir terbongkar

626 33 5
                                    

Jangan panggil aku author, thor atau kak. Panggil aja bunli.

Jangan lupa bantu promosi cerita ini ke temen-temen kalian, pacar, gebetan, crush, hts, ataupun keluarga terdekat kalian. Dan tambahin hastagnya #watpad_lili #dudasecretlove . Terserah tag dimana pun kalian suka instagram, twitter, Facebook, line, whatsapp,ytb atau tiktok. Pokoknya dukung terus karya ini ya kalau kalian menyukainya jangan lupa tombol ⭐ dan komentar nya.

Jangan jadi silent readers!! Typo juga banyak bertebaran jadi maklumin saja karna lupa untuk revisi.

"Udah mau magrib, kak Rora mana ya? kok belum jemput gue sama sekali?" Zivara bergumam sudah hampir sejam dirinya menunggu di depan halte tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah mau magrib, kak Rora mana ya? kok belum jemput gue sama sekali?" Zivara bergumam sudah hampir sejam dirinya menunggu di depan halte tersebut.

Tetap saja Aurora tidak muncul dari sisi jalan mana pun itu. Kemana kakaknya itu katanya mau langsung jemput ke tempat kerjanya tapi kok sama sekali tidak muncul di hadapannya.

"Zivara? Lo ngapain di halte sendirian?"

Suara itu mengejutkan Zivara sontak pandangannya teralih pada satu mobil berada di depannya itu, mobil berwarna biru muda dikendarai oleh perempuan seumuran nya.

Zivara sempat memicing tatapannya sampai ia tak percaya bahwa di dalamnya itu adalah sosok yang dikenali nya.

"Wardah?"

Wardah menghentikan mobilnya kemudian ia turun melangkah menghampiri Zivara. Situasi di luar sangatlah bahaya apalagi rawan penculikan, kecelakaan bahkan pembegalan.

"Lo ngapain disini sendirian? Mau ketemu sama siapa?kenapa malam-malam seperti ini?" Beberapa pertanyaan terlontar di mulutnya itu membuat telinga Zivara sedikit merasa kesakitan.

"Ishhhh,, bisa gak si nanya tuh satu-satu gitu. Mulutnya di jeda dikit bukan nya Nyerocos mulu!?" sanggah Zivara.

Membuat Wardah menggaruk tengkuk tak gatal dan tersenyum lebar. "Ya maaf. Habisnya gue heran sama lo,--- ngapain disini sendirian?"

Zivara menjawab, "gue habis kerja Wardah. Tuh di cafe sebrang itu-- tempat kerja gue."Gadis menunjuk ke arah sebrang jalan sana. Dimana cafe itu terlihat sangat sepi dan sudah tutup. Katanya jadwal di hari sabtu memang sampai sore saja.

Wardah menoleh ke arah di tuju kemudian ia mengangguk-angguk kepalanya pelan. " ooh cafe itu ternyata yang jadi tempat kerja lo sekarang,"ujar Wardah.

Zivara mengangguk tersenyum. "Terus sekarang lo mau kemana? Pulang?"

"Iya gue mau pulang cuman ---"

Secret Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang