Chapter 27 • Tetangga rese

1K 98 34
                                    

Aku minta tolong sekali lagi untuk kalian meluangkan waktunya untuk memencet tombol bintangnya please lah kalau bisa tembus yang banyak dong bintangnya apa susahnya meluangkan waktu kalian untuk itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku minta tolong sekali lagi untuk kalian meluangkan waktunya untuk memencet tombol bintangnya please lah kalau bisa tembus yang banyak dong bintangnya apa susahnya meluangkan waktu kalian untuk itu. Padahal itu sebagai bukti cinta kalian jika menyukai cerita ini kalau memang gak suka ya jangan mampir :)

"Sini saya bantu supaya kamu bisa turun, pegang saya," ucap Aiden membantu Zivara untuk turun dari atas brankar dan menyuruh pegang secara kuat-kuat.

"Eh om apaan si Zivara udah gak kenapa-kenapa kali udah sehat om. Buktinya hari ini waktunya pulang dari rumah sakit," balas Gadis itu.

Membuat laki-laki itu ikut menjawabnya, "itu mah mau kamu kali, padahal kepalamu masih sering kesakitan kalau kamu banyak gerak."

Seketika Gadis itu mendadak diam. Dan memilih menuruti ucapan laki-laki itu dengan meraih tangannya lalu memegangnya secara kuat-kuat.

"Emangnya kamu mau kemana? Biar saya antar kamu ke sana?" ucap laki-laki itu dengan menautkan alisnya ke atas.

"Mau ke toilet si om tapi malu ah kalau om antar sampai dalem, lebih baik om antarnya sampai luar saja jangan masuk." Aiden mengangguk paham.

Kemudian ia memapah gadis itu hingga ke depan toilet tak jauh dari tempat tidurnya Zivara. Beberapa menit kemudian akhirnya gadis itu keluar dari kamar mandi.

Gadis terkejut mendapati Aiden masih menunggu di depan toilet. Untung saja hari ini cuman mereka berdua yang berada di ruangan itu coba saja kalau kakaknya sudah datang mungkin Zivara akan malu ketika Aiden mengantarkan dirinya ke toilet. Pasti kakaknya akan bilang bahwa Zivara manja sekali.

"Zivara kira om enggak bakalan nunggu di depan toilet kayak gini." Gadis itu meraih tangan Aiden untuk ia pegang erat-erat. "Kok badannya kayak kerasa cape banget ya om padahal Zivara cuman makan tidur makan tidur doang di rumah sakit."

"Ya mungkin efek dari sakit kemaren."

"Ah gak mungkin masa iya efek dari sakit kemaren, padahal kan yang kebentur kepalanya kenapa badannya ikut sakit juga." Aiden hanya mengangkat kedua bahunya tak tahu menahu soal itu.

Al hasil ia pun langsung menggendong gadis itu melangkah mendekati brankar. Ia menjatuhkan gadis itu di sana.

"Iih om Zivara kaget tahu enggak tadi tiba-tiba om kayak gitu. Kalau jatuh gimana gara-gara Zivara gak siap buat pegangan leher om tadi?" sanggah gadis itu mulai tangannya berada di depan dadanya, ia memandangi laki-laki itu dari sana.

Aiden menatap menelan saliva sebentar lalu ia mencubit pipi gadis itu dengan sangat gemas.

"Tidak akan mungkin saya membiarkan gadis saya terjatuh begitu saja. Saya akan melakukan yang terbaik untukmu," imbuh laki-laki menatap Zivara lekat.

Zivara terpaku dengan kalimat dan tatap tulus laki-laki itu. Lagi-lagi hatinya dibuat luluh dalam hitungan detik.

"Sekarang kamu tenang aja selama kakak kamu enggak ada disini saya siap melindungi kamu sampai kapanpun," sambung laki-laki itu kembali.

Secret Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang