Chapter 28 • Modus

1.2K 99 26
                                    

Aku minta tolong sekali lagi untuk kalian meluangkan waktunya untuk memencet tombol bintangnya pliss lah kalau bisa tembus yang banyak dong bintangnya apa susahnya meluangkan waktu kalian untuk itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku minta tolong sekali lagi untuk kalian meluangkan waktunya untuk memencet tombol bintangnya pliss lah kalau bisa tembus yang banyak dong bintangnya apa susahnya meluangkan waktu kalian untuk itu. Padahal itu sebagai bukti cinta kalian jika menyukai cerita ini kalau memang gak suka ya jangan mampir :)

Hujan deras terus-menerus mengguyur kota Jakarta sejak siang tadi hingga sekarang. Zivara yang sedang duduk sendirian di kafe merenggut kesal, pasalnya hari ini Zivara mau meetime dengan dirinya sendiri mumpung hari ini kakaknya sudah berangkat kerja. Ia sekarang jadi menyesal lain kali Zivara bakal bawa payung kalau kemana-mana.

Ponsel gadis itu pun berdering di atas meja samping beberapa makanannya itu. Terpampang jelas nama 'Wardah bestie' di layar. Dalam hati siapa tahu sahabatnya itu lagi di luar dan bisa menjemput dirinya di cafe ini. Segera Gadis itu pun menggeser ikon hijaunya lalu mengangkatnya.

"Hmm.. Kenapa War?" Pandangan Zivara tak lepas dari jendela luar.

"Lo lagi dimana dah? Bosen nih gue di rumah pengen keluar main sama lo tapi lagi hujan," ujar Wardah nada sedikit mengeras.

Membuat gendang telinga Zivara hampir kesakitan. "Ya udah sini. Gue lagi di cafe nih sendirian. Cafe tempat biasanya gue nongkrong."

"Ya dimana ege! Gue kan gak tahu tempat nongkrong lu di cafe mana?" tanya Wardah kembali.

Zivara menghembuskan napasnya kasar lalu menjawab ucapannya, "jalan abdul hadid samping toko kue tahu kan lo jalan itu? Jangan bilang lo enggak tahu lagi."

"Oh itu, iya ya gue tahu jalan itu. Okey deh gue otewe sekarang ke sana bawa mobil gue," ucap Wardah.

Dibalas anggukan oleh Zivara di sebrang telpon itu. Setelah percakapan itu Wardah langsung mematikan panggilan yang membuat Zivara berdengus menatap layar ponselnya itu.

"Ku kira miskin ternyata kaya raya," monolog dirinya "pantes kemaren ultah acaranya di gedung mewah kayak gitu. Mana pestanya kayak mau hajatan nikah lagi."

Zivara meletakan ponselnya di atas meja kembali. Namun baru beberapa detik ia menaruh ponselnya tiba-tiba sebuah notifikasi muncul di layar ponselnya, mendapati pesan dari nomor tidak di kenal.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Secret Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang