Chapter 46 • Gagal?

596 34 9
                                    

Jangan panggil aku author, thor atau kak. Panggil aja bunly.

Jangan lupa bantu promosi cerita ini ke temen-temen kalian, pacar, gebetan, crush, hts, ataupun keluarga terdekat kalian. Dan tambahin hastagnya #watpad_lili #dudasecretlove . Terserah tag dimana pun kalian suka instagram, twitter, Facebook, line, whatsapp,ytb atau tiktok. Pokoknya dukung terus karya ini ya kalau kalian menyukainya jangan lupa tombol ⭐ dan komentar nya.

Jangan jadi silent readers!! Typo juga banyak bertebaran jadi maklumin saja karna lupa untuk revisi.

Perempuan masih memakai pakaian kerja itu membuka matanya, ia menatap sekelilingnya yang sama sekali minim penerangan apapun ditempatnya, hanya cahaya bulan yang muncul di ventilasi kaca ruangan ini, remang-remang dan menakutkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Perempuan masih memakai pakaian kerja itu membuka matanya, ia menatap sekelilingnya yang sama sekali minim penerangan apapun ditempatnya, hanya cahaya bulan yang muncul di ventilasi kaca ruangan ini, remang-remang dan menakutkan.

Zivara memegang kepalanya sedikit pusing dengan pundak terasa berat untuk ia pikul. Sedetik kemudian perempuan menyadari kalau dirinya masih mengenakan pakaian kerja, sudah ada sedikit robekan di bagian rok bawahnya.

Ia sambil meringis gue dimana? Batinnya.

Lalu sekelebat ingatannya mengenai kejadian menimpa dirinya waktu di jalan sepi tersebut. Muncul seseorang membekap mulutnya dari belakang,lalu dibawanya pergi. Entah siapa tetapi Zivara tidak bisa mengenali wajah orang tersebut dan ia tidak ingat apalagi terjadi setelahnya.

"Kak Rora...,"teriak Zivara dengan suara serak. Perlahan airnya matanya turun menetes membasahi seluruh wajahnya. Ketika melihat kedua tangannya dan juga kedua kakinya itu diikat oleh rantai.

"Kakak,Ara takut,"gumamnya lagi.

"Ayah,ibu tolong Ara."

Zivara melihat di kantongnya,mencari handphone dirinya ternyata masih ada di dirinya. Ia mencoba mengambil handphone menggunakan mulutnya , namun tak kunjung bisa. Perempuan mengigit bibirnya, apa yang harus ia lakukan?

Deru nafasnya mulai tidak kontrol saat tadi, ia juga merasakan keringat dingin bercucuran ditubuhnya. Ruangan sangat engap dan sunyi, tidak ada udara yang masuk ke sela-sela ruangan itu.

"Kuat ,Ra, Lo gak boleh lemah kayak anak kecil." Kata Zivara pada dirinya sendiri.

"Ara yakin pasti kak Rora nyari Ara," Zivara meyakinkan itu sebab kakaknya sangat sayang sekali kepadanya , tidak ingin adik nya terjadi apa-apa.

Hampir tiga puluh menit berlalu, dan sama sekali tidak ada tanda-tanda yang akan menolong dirinya. Zivara sudah mulai pasrah dengan keadaan seperti ini, tubuhnya mulai melemah dan tidak bisa melakukan apa-apa untuk bisa keluar dari sini, karena tangan dan kakinya masih terantai kuat.

"Pangeran, tolong Ara...."

Entah kenapa mulutnya berkata seperti itu seakan-akan datang seorang pangeran membantu menolong dirinya saat ini. Karena ia rasa pangeran miliknya selalu menjaganya dimana pun berada.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang