Paris, Île-de-France, Prancis 07.59 AM.
Claurence membaca dokumen yang ada di tangannya. Berada di sebuah ruang tunggu khusus jika ingin bertemu petinggi perusahaan yang berada di lantai 54. Duduk sendirian di sebuah sofa empuk sejak setengah jam lalu.
Gadis itu menatap sekeliling, furnitur modern dan mewah sangat terlihat sejak dia menginjakan kaki di perusahaan. Tak hanya mabel yang tampaknya memiliki harga fantastis, hiasan juga dekorasi yang dimiliki tempat atas nama Burner itu dilihat unik namun sangat mengikuti zaman modern, yang pastinya tak kalah mahal.
Bangunan yang didominasi oleh material kaca membuat dia bisa melihat gedung dan kota Paris dari atas sana. Bahkan bangunan Menara Eiffel terlihat dari tempatnya.
Clau menatap sofa putih empuk yang dia duduki memiliki bentuk letter U, yang kulitnya terbuat dari nubuck sehingga sangat lembut dan terkesan sangat mahal. Ukurannya pun tak kalah besar dilihat bisa menampung sepuluh orang lebih, dengan meja tak kalah mewah di tengah-tengah sofa.
Ruang tunggu khusus itu memiliki bermacam-macam jenis minuman yang disajikan di sana, ada pula mini bar dan beberapa hiburan meja seperti billiar, bridge, catur, backgammon, juga dam guna menghibur orang yang ada di ruangan itu. Yang pastinya tidak akan jenuh jika semua hiburan itu ada di sana.
Ruangan tunggu khusus itu sangat luas dengan segala sentuhan sempurna di sana, namun Claurence hanya sendirian membuat suasana sangat sepi dan dingin.
Dan dia hanya ditugaskan membaca dan menghafal sekurangnya setengah dari isi dokumen lumayan tebal di tangannya yang berisi peraturan, dan apa yang harus dan tidak dilakukan sebagai sekretaris perusahaan.
Penglihatan Claurence teralih ketika melihat pintu terbuka. Dia segera berdiri dengan memeluk dokumen di depan tubuhnya. Senyuman Clau tercipta, sangat cantik dan cocok dengan setelan formal yang dia pakai. Kemeja putih yang sangat press di tubuhnya dengan jas hitam yang juga mengikuti lekuk tubuh rampingnya. Memakai celana bahan berwarna putih yang ketat membalut kaki jenjangnya dengan sentuhan terakhir yaitu high heels.
“Mohon ikuti saya, Nona D'Angelo,” ucap pria yang sejak awal menyambut dan memberikan dokumen tersebut pada Clau sebelum meninggalkan dia sendirian. Lelaki paruh baya yang memperkenalkan dirinya sebagai Aran.
Walau Claurence melihat dia berumur dengan beberapa helai rambut putih, namun kharisma lelaki itu sangat tegas dan kuat.
Clau mengangguk, membuat rambut brunette-nya yang terikat rapi bentuk pony tail ikut bergoyang mengikuti gerakannya. Mengikuti Aran dari belakang keluar dari ruangan.
“Apa Anda sudah menghafal setengah isinya?” Aran menekan tombol lift setelah meletakan kartu akses. Pria dewasa itu menatap dia cukup tajam.
Claurence tidak melihat sedikit pun senyuman di wajah pria itu, bahkan dari awal dia hanya menatap dan memerintah dia singkat dengan dingin.
Clau menegak liur akibat dihantam dengan situasi intimidasi di sana, dia hanya mengangguk untuk melepas tatapan dingin Aran darinya.
Orang gila mana yang menghafal setengah dari dokumen yang memiliki seratus lembar dalam waktu setengah jam?
Pintu lift terbuka di lantai 62 yang membuat degupan jantung Claurence meningkat dua kali lebih cepat. Membayangkan berhadapan dengan Eizer Burner saja sudah membuat dia gugup.
Claurence berjalan mengikuti Aran keluar dari lift. Clau menangkap kehadiran Luca dan seorang pria muda lain di luar ruangan Direktur Utama.
Tatapan tajam Luca tidak berubah dari awal dia menatap pria itu, dia terus menatap seseorang dengan tatapan dinginnya, bahkan ketika Clau melihat Luca di klub dengan Eizer kemarin, dia tetap memasang ekspresi datar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dance With The Devil [COMPLETE☑️]
Romance[COMPLETE/TAMAT] ⚠️WARNING! ADULT-DARK ROMANCE MATURE STORY! BERADEGAN KEKERASAN⚠️ "If we fuck, you'll remember, and even if you don't, your body will." -Eizer Nevorius Kingswell Burner Terbiasa dengan kekayaan, kekuasaan, dan kedudukan. Membuat pri...