★ Part 33 : Lip ☆

6.1K 596 444
                                    

Mendengar perintah tiba-tiba yang tidak dibayangkan sama sekali oleh Claurence membuat gadis itu makin syok dengan apa yang terjadi di sekitarnya.

Apa?! Kenapa aku?! Clau masih cukup terkejut untuk dapat membuatnya mencerna itu semua. Entah karena dia satu-satunya perempuan yang ada di sana, maka dia juga yang dibuat maju untuk itu. Atau alasan lain yang Claurence tidak tahu apa. Tapi yang jelas, hal ini pasti tidak terjadi baru satu kali, dan dengan semua anggota yang berisi lelaki di sana, Clau tidak tahu bagaimana nasib perempuan-perempuan lain di penyiksaan serupa. Clau bergidik tidak mau membayangkan kelompok tak pandang bulu ini.

"Kau punya kesempatan untuk membuat dia buka mulut," ucap Eizer pada Claurence tanpa melepas tatapannya pada perempuan yang sedang bergetar ketakutan di bawah tangga podium. "Atau setelah itu menyerah, dan membiarkan dia memilih untuk digilir oleh semua bawahanku yang ada di sini, sebelum aku benar-benar melepas rahang dari wajahnya," ucap Eizer tetap dingin, namun mengandung ancaman yang begitu mengerikan di telinga mereka. Eizer memutar pisau tajam di tangannya dengan gerakan pelan untuk memutari jarinya, seolah tak sabar untuk melakukan apa yang dia katakan.

Apa... ancaman macam apa itu?! Seolah Eizer tak membuat jeda sama sekali untuk membuat Claurence tenang. Bahkan Luca sudah berdiri di belakang kursi Eizer kembali setelah membiarkan Tobias tergeletak tak sadarkan diri di bawah kaki Eizer.

Apa-apaan mereka ini?! Clau terdiam beberapa saat ketika mereka semua menatap ke arahnya, tentu saja kecuali Eizer yang tengah membelakanginya di kursi. Apa dia serius? Pukul dia sekarang juga untuk dapat bangun dari mimpi buruk ini!

"Bergerak sedikit lebih cepat, D'Angelo. Jangan bertingkah sok baik di sini, aku tahu dengan jelas apa yang sudah sering kau lakukan sebelumnya. You're not that innocent," ucap Eizer dingin yang seolah perintahnya selalu seperti sihir, langsung membuat Clau melangkah maju dari posisinya.

Clau menegak liur di tenggorokannya, melangkah dan menatap perempuan berlutut di bawah tangga podium yang tampak matanya sudah merah. Seolah melalui mata melototnya, dia berteriak meminta pertolongan.

Claurence berdiri tepat di depan perempuan yang berlutut itu dengan kedua tangan yang sudah diikat di belakang tubuhnya. "Cepat katakan saja apa yang dia mau, dan kau tidak akan merasa apa yang dia ancam untukmu, cepat," ucap Clau pelan, menatap perempuan itu sangat serius. Sedangkan perempuan itu masih terdiam bergetar menatapnya ketakutan.

"Buat dia buka mulut, bukan ajak dia berbicara, D'Angelo," tegas Eizer membuat Claurence makin panik. Aura mematikan terpancar begitu kental pada pria itu malam ini.

Sial, Eizer memaksanya melakukan kekerasan!

"Cepat katakan untuk siapa kau bekerja malam itu!" seru Clau panik, sedangkan perempuan itu tambah terkunci bibirnya yang sudah bergetar. "Katakan saja!" Kedua tangan Claurence mengepal kuat sebab ikut panik.

"Lakukan," paksa Eizer yang langsung membuat Claurence otomatis meninju hidung perempuan itu yang langsung berteriak ketika merasa pangkal hidungnya seketika lecet dan darah langsung mengalir di salah satu lubangnya.

"Fuck, just say it!" seru Clau panik menarik kembali tangannya yang mengepal di depan tubuhnya-sikap ancang untuk memukul seseorang.

Alaric tampak menaikkan kedua alisnya sekilas sedikit terkesan, dengan tangan seramping itu ternyata sekretaris baru mereka menyimpan kekuatan yang lumayan besar, bisa sampai langsung melukai dan membuat darah di hidung seseorang dengan satu pukulan. Bahkan nyaris patah. Dengan sikapnya yang ceroboh selama ini, Alaric kemarin masih meragukan penghargaan yang didapatkan Claurence di serikatan.

Dengan penampilan cantik seperti itu, orang tak akan mengira dia merupakan salah satu dari anggota keserikatan terpilih untuk membunuh orang-orang penting. Persepsi orang akan mengira dia adalah seorang model dengan postur tubuh yang juga ideal.

Dance With The Devil [COMPLETE☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang