Dance With The Devil [COMPLETE☑️]

★ Part 55 : Stingy ☆

Yuhuu, absen yuks yg nunggu🫶🏻
Gela, update trus nih no libur2 klub 🤣
Happy reading🫶🏻❤️

-DWTD-

Ottawa, Ontario, Canada 08.45 PM.

Eizer melangkahkan kaki panjangnya untuk masuk ke pintu mansion utama keluarga Burner-Bruciatori Mansion-setelah memarkirkan asal mobil hypercar-nya di bawah tangga beranda mansion yang sangat luas, yang langsung dibawa masuk ke basement milik Eizer di mansion itu, menggabungkan mobil-mobil mahal pria itu di tempat kepemilikannya oleh salah satu dari banyaknya bawahan Burner di mansion utama.

Bruciatori Mansion, adalah tempat tinggal bos dan underboss dari kelompok Burnire. Naungan besar bagi keluarga Burner. Mansion yang bernuansa istana dengan kekayaan tak tertafsirkan.

Mansion utama Burner yang memiliki lahan 500 hektar dengan gedung utama yang sedang dia pijak kini adalah milik sah dari mantan don Burnire-Kanzie, juga milik penerusnya-Aksel, yang harusnya sudah diserahkan pada Eizer sekarang. Memiliki enam lantai dengan luas dan panjang yang begitu lebar bak istana.

Dua gedung lain yang dibangun vertikal di sisi gedung utama tempat tinggal don Burnire juga tak kalah luas. Kepunyaan underboss dari kelompok mafia terkaya itu, tentu saja satu gedung milik keluarga ayah Vicenzo, Lucero, dan Bebe. Dan satu gedung lagi milik ayah Zander dan keluarganya. Dua gedung itu memiliki empat lantai.

Taman yang begitu luas dengan memiliki banyak fasilitas lengkap yang ada di sana, lapangan lengkap di tiap bidang olahraga, kebun anggur, taman panah, dan banyak lagi yang membuat mansion keluarga Burner masuk ke mansion kedua terbesar di dunia. Yang dibalap rekornya ketika dahulu sempat menyentuh nomor satu.

Eizer langsung disambut oleh kehadiran ibunya yang bersedekap dada dengan dua pelayan pribadi di belakang ketika dia menyenderkan pundaknya di sisi pintu katedral besar yang terbuka setengah-Hazeline Burner-nyonya besar keluarga Burner.

Hazeline menatap tajam ke arah anak tunggalnya itu yang hanya meliriknya sekilas dengan dingin tanpa mengucapkan sepatah kata pun ketika melewati ibunya.

Nyaris setelah Eizer masuk ke mansion, banyak para pelayan yang berlalu lalang seketika langsung menunduk menatap kehadiran pewaris tunggal itu ketakutan.

"Eizer," panggil Hazeline tampak memendam amarah pada Eizer yang hanya berdehem acuh tak acuh berjalan masuk ke mansion besar seperti istana itu, yang bahkan langit-langitnya sangat tinggi, jauh dari tinggi ujung kepala manusia dengan banyaknya lampu-lampu gantung. "Eizer."

Eizer yang menyimpan satu tangannya di saku itu memutar bola matanya sebelum akhirnya mau tak mau memutar tumit untuk menghentikan langkahnya. Menghadap Hazeline yang sudah memisahkan salah satu pundaknya dari sisi pintu untuk berbalik melangkah ke arah Eizer yang hanya memberikan tatapan dingin.

Sedikit melirik ke arah bawah sebab tinggi Eizer yang lumayan jauh dari ibunya. Hazeline melepaskan sedekapan dadanya untuk menyentuh kedua lengan keras anaknya. "Kau sudah sangat tinggi, bahkan nyaris melebihi ayahmu."

Eizer menghembuskan napas tak tertarik sembari memberikan ekspresi mata makin datar sebab basa-basi itu. "Mom, don't talk to me like i'm a 10."

Hazeline yang tadinya sudah sepenuh tenaga menepis kemarahannya pada Eizer, kini benar-benar tak bisa membantu hal itu lagi setelah mendengar yang keluar dari bibir Eizer. "Kau tidak berhak bilang seperti itu pada ibumu, setelah aku bahkan hanya bisa bertemu denganmu setahun sekali, Eizer!" Hazeline meluapkan amarah pada anaknya itu yang tampak hanya menaikkan kedua alisnya acuh tak acuh sekilas, sembari melirik ke sudut matanya. Sangat menunjukkan bahwa dia tidak tertarik. "Kenapa sangat sulit untukmu bahkan hanya untuk menghubungi Mom, Eizer?"