Agak malaman karena bru slesai ngetik😀 absen dlu yuk yg dr td nyariin😆 happy reading!
-DTWD-
Paris, Île-de-France, Prancis 08.59 AM.
Claurence menunduk untuk menatap nampan berisi teh yang dia bawa. Dia terdiam sebentar di luar pintu ruangan Eizer enggan untuk masuk, ketika pintu sudah dibukakan oleh bawahan Eizer pun, dia masih terdiam di sana menatap minuman yang dia bawa.
Clau melayangkan pikirannya mengambang di udara. Sudah beberapa hari belakangan kepalanya tak bisa melepas pikiran tentang Eizer, Clau mengerutkan kening benci. Dia benar-benar tak suka dengan efek yang diberikan Eizer padanya belakangan ini, jantungnya terus berdegup sangat kencang ketika dia benar-benar tak bisa mengusir Eizer dari pikirannya. Bahkan Clau terang-terangan menghindari Eizer agar tidak berdua saja dalam ruangan, takut efek itu akan bertambah parah.
Claurence benar-benar tak suka dengan apa yang terjadi padanya sekarang, membuat Clau menggenggam kuat nampan di kedua tangannya. Mata gadis itu mulai terukir tajam, apa yang terjadi padanya? Dia tidak boleh melakukan hal lain di sana kecuali untuk menghancurkan Alfa. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar melakukan ini dengan tepat seumur hidupnya.
Mata Clau menatap depan kembali. Ada terlintas di pikiran Claurence untuk meletakkan racun dalam teh Eizer untuk membalas apa yang telah dilakukan pria itu padanya kemarin, atau bahkan untuk membalas efek aneh yang telah diberikan Eizer padanya. Wajah Clau makin memasang raut kesal, mengingat bekas merah yang disebabkan Eizer dari lehernya sampai bawah, yang awalnya berwarna merah sampai warna keunguan sekarang. Bahkan Clau perlu menutup bekas itu dengan make up agar menyamarkan bekasnya.
Argh, awas dia! Clau menyerahkan nampan di tangannya pada salah satu bodyguard yang tampak menatapnya bingung sebab terus berdiam saja di sana dari tadi. Bodyguard itu meraih dengan heran, melihat Claurence yang mengeluarkan lipstik dan bedak dari saku jasnya.
Claurence menatap cermin di bedak yang dia buka, menambal lipstik berwarna merah terang untuk kembali mewarnai bibirnya menjadi sangat menor. Sejak kejadian terakhir kali Eizer keluar dari kamar hotelnya tiga hari lalu, tepat besok setelah itu Claurence langsung mengubah warna lipstiknya dari yang biasanya merah muda ombre merah glossy, menjadi merah terang full bibir. Mencoba menghindari serangan Eizer yang terbidik terus ke bibirnya.
Clau menyimpan kembali lipstik dan bedaknya ke saku jas sebelum meraih kembali nampan berisi teh itu, dan segera masuk ke ruangan Eizer. Penampilan baru Claurence di bibirnya membuat Clau terlihat makin berani, dan terang-terangan menghindari Eizer.
Claurence masuk ke ruangan besar tersebut, dan mendapati Eizer tentu saja duduk di kursi kebesarannya dari jauh. Namun kali ini, mata Eizer melirik ke arahnya. Sial, lihat, Clau kemudian membuang muka dari tatapan Eizer yang terkunci padanya. Clau juga menghindari kontak mata dari pria itu yang mulai sering menatapnya sejak kejadian kemarin, bahkan ketika ada dokumen di tangannya, dengan mata elang tajam itu.
Claurence tak mau tahu apa yang ada di balik kepala Eizer, namun sial, dia memang melihat Eizer lebih sering menatap ke arahnya sejak hari itu. Tak seperti dulu yang bahkan ketika dia berbicara pun, pria itu tak melirikkan sedikit pun matanya.
Bahkan sekarang, ketika Clau terang-terangan menghindari kontak mata dengan pria itu, Eizer terus menatap pergerakan Claurence dari ujung pintu sampai dia meletakkan tepat nampan itu di meja. Mata elang dan dingin Eizer terus menatap Claurence yang membuka penutup nampan membuat aroma manis teh lagi-lagi menguap ke udara.
"Your tea, Sir," ucap Claurence dingin melirik sekilas Eizer tak kalah tajam. Memberikan dinding tinggi agar Eizer tak bisa menerobos, memperlihatkan penolakan dan rasa kesal Claurence untuk kejadian tiga hari lalu tidak akan selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dance With The Devil [COMPLETE☑️]
Romance[COMPLETE/TAMAT] ⚠️WARNING! ADULT-DARK ROMANCE MATURE STORY! BERADEGAN KEKERASAN⚠️ "If we fuck, you'll remember, and even if you don't, your body will." -Eizer Nevorius Kingswell Burner Terbiasa dengan kekayaan, kekuasaan, dan kedudukan. Membuat pri...