Dance With The Devil [COMPLETE☑️]

★ Part 34 : Effect ☆

Mexico City, Ciudad de México, United Mexican States 10.03 PM.

Claurence mengusap-usap wajahnya dengan air di wastafel kamar mandi hotel yang sedang dia huni. Dia membasuh wajahnya berkali-kali dengan rambut yang sudah basah sebab baru selesai mandi dengan berendam hampir satu jam. Biasanya dia bisa sampai terlelap dengan tenang, atau bahkan tertidur nyenyak di bathup tempatnya biasa mandi entah di apartemen atau penginapan level mengengah yang biasa dia pakai untuk berbersih diri. Atau bahkan sekarang dia sering tertidur di jacuzzi ketika dia berendam belakangan ini, ketika berada di kalangan atas sebab kamar yang selalu dipesan pun pasti yang paling mahal oleh pihak Burner.

Clau biasanya sangat bisa menenangkan diri di air sampai tertidur, bahkan bisa sampai berjam-jam ketika dia sangat kelelahan karena pekerjaan, dan penerbangan tak ngotak yang terus menerus menyiksanya bekerja di bawah orang-orang sibuk itu. Akhir-akhir ini dia bisa lebih dari sejam tertidur di jacuzzi karena akhirnya bisa istirahat, namun malam ini Claurence entah kenapa tak bisa terlelap sama sekali di dalam air! Bahkan ketika sudah melakukan lebih dari empat pertemuan, dan dua kali penerbangan di satu hari ini.

Clau mengusap makin kuat wajahnya berkali-kali dengan air. Clau menarik kepalanya dari keran wastafel untuk mendongak, menatap ke arah cermin, memperhatikan wajahnya yang basah karena dibasuh air. Claurence menatap bibir di wajahnya dari pantulan cermin, perasaan berantakan tidak dia ketahui kembali menyerang dirinya.

Apa sih, yang dilakukan Eizer?! Clau menggigit bibir bawahnya sendiri kuat-kuat, apa dia benar-benar sudah kehilangan akal sehat?! Efek yang ditimbulkan ketika Eizer mencium bibirnya kemarin malam terlintas kembali di kepala Claurence. Bagaimana ketika bibir mereka berdua bertautan satu sama lain, cara lidah Eizer memimpin dan mengajarinya untuk ikut bergerak, dan nyeri namun tidak sakit ketika Eizer melumat bibir bawahnya.

Clau menampar kepalanya sendiri untuk menghilangkan ingatan sialan itu dari kepalanya. Ezly berengsek! Claurence tidak lagi bisa menepis pemikiran bahwa Eizer memang sering menyentuhnya akhir-akhir ini, awalnya Clau membuang jauh fakta bahwa pria itu banyak menyentuhnya di bagian yang harusnya tidak bisa disentuh sembarang orang di tubuhnya. Tapi kali ini dia tidak lagi menyanggah!

Pria itu selain gila, apa dia mesum juga?!

Pengaruh hampir serupa yang ditimbulkan Eizer padanya muncul kembali sekarang. Claurence merasa kepalanya kosong jika Eizer benar-benar berdekatan seperti itu, bahkan dia tidak tahu perasaan apa yang sering muncul ketika Eizer melakukan hal seperti itu padanya. Eizer sering membuat dia terserang kejutan degup jantung yang tak biasa, selain sebab karena perintah mengerikannya yang tiba-tiba, tapi dia juga bisa membuat Clau merasa jantungnya maraton cukup cepat ketika mata Eizer sangat dekat dengan wajahnya. Dan kedua efek itu benar-benar berbeda, antara dia takut juga was-was dengan kegilaan Eizer, ataupun ketika Eizer menariknya sangat dekat.

Claurence membasuh sekali lagi wajahnya agar cepat-cepat sadar. Sialan, bahkan ketika dia tidak bersamanya sekarang, Claurence tidak bisa melepas pemikiran tentang Eizer di kepalanya. Ezly sialan!

Dia sangat bisa membuat kepala gadis itu benar-benar berantakan.

Clau segera menepis pemikiran tentang Eizer gila itu dari kepalanya dengan menarik tangan dari sensor keran wastafel yang membuat airnya berhenti mengalir. Meraih handuk wajah dan mengelap permukaan mukanya ketika membuka pintu kamar mandi. Claurence mengenakan baju handuk untuk menutupi tubuh polosnya sehabis mandi, Clau mengedarkan pandangan ketika menurunkan handuk dari wajahnya.

Mendapati piama dan dalaman bajunya ada di atas kasur, sudah dia siapkan sebelum mandi. Claurence mengeringkan rambutnya dengan handuk, ingin berjalan ke arah kasur dengan melewati baju-baju kotor yang belum sempat dia cuci yang Clau lempar di atas tas koper. Namun, pandangan Clau yang mendapati kotak persegi panjang berwarna hitam dengan pita emas yang melilit di atasnya membuat Clau mengurungkan niatnya untuk melangkah ke kasur.