★ Part 40 : Opera ☆

6.7K 709 1.1K
                                    

Ini part jg lebih2 panjang dr dua part😭 double update tiap hari loh ini guys😭 pantesan selama ini ngetiknya. Absen dlu yuk❤️🫶🏻

Gk kebayang ini klo jd buku sepanjang ap kisah Eizer😀
Happy reading!

-DWTD-

"Sejauh ini masih baik-baik saja, selain aku memang merasa lebih baik mati dibanding terus bangun pagi dan tak tidur. Kau lihat lingkar mataku? Sudah seperti panda," ucap Claurence menunjuk bawah matanya pada Sean yang duduk di sampingnya tampak tertawa mendengar itu. "Aku memang harus mendorong Ezly untuk mendepakku dari posisi sekretaris, dan membawa aku untuk mengangkat senjata saja. Aku benar-benar tersiksa, Sean. Mereka memperlakukanku seperti robot." Claurence menahan suaranya agar tak menjerit di tengah-tengah ruangan teater yang orang-orang mulai banyak sudah berdatangan.

Kali ini Claurence sedang berada di bangunan teater untuk melihat pertunjukkan opera di Kota Paris yang diselenggarakan di teater yang cukup besar dengan Sean. Mereka berdua berada di tengah-tengah kursi penonton lengkung proscenium di bagian stalls auditorium-kursi duduk bertingkat yang ke belakang maka akan makin panjang bertingkat ke atas. Duduk tepat di tengah-tengah untuk melihat pertunjukan aksi lakon di depan mereka di panggung bingkai yang masih belum mulai.

Bangunan teater itu bernuansa sangat mewah dengan warna emas, oranye, juga krim, dengan kursi empuk terbalut kulit lembut berwarna merah untuk penonton yang sedang diduduki oleh Claurence dan Sean sekarang.

"Aku yakin sebentar lagi kau akan direkrut setelah mendengar ceritamu yang beberapa kali ikut, bukan? Kau tidak akan menderita dengan laporan, penerbangan, dan bangun pagi lagi," ucap Sean tertawa kemudian dengan gemas mengusap pucuk kepala Claurence beberapa kali untuk mengacak rambutnya. "Ucapkan selamat datang untuk bangun siangmu lagi."

Clau yang ikut tertawa itu kemudian agak mengerutkan bibirnya. "Tapi mereka cukup kejam, Sean. Kau dengar, bukan, apa yang tadi kuceritakan tentang apa saja yang sudah Eizer lakukan dengan mereka? Aku tidak yakin dia tidak akan menyuruhku untuk berbuat tak berbelas kasih seperti itu."

Sean yang melihat Clau agak murung itu kemudian tersenyum simpul. "Kau jangan berucap seperti anak baik, begitu. Aku tidak terbiasa, setelah hafal dengan sikapmu sebelumnya di kepolisian."

Clau mengerutkan keningnya kesal ke arah sahabatnya itu. "Itu berbeda! Aku tidak pernah membiarkan anak kecil tewas begitu, dia memang tak berperasaan." Claurence kemudian menolehkan kepalanya ke belakang untuk mengintip dari balik sandaran kursinya diikuti oleh Sean yang juga menatap ke arah belakang atas.

Tak hanya mereka, alasan utama Claurence di sana siang itu adalah untuk mengikuti jadwal Eizer untuk berada di teater mereka sekarang. Bos besarnya itu punya urusan dan pertemuan dengan orang penting di tempat ini. Claurence menatap Eizer yang berada di balkon tingkat paling atas agak terpisah dari auditorium yang diduduki oleh Clau dan Sean sekarang. Tempat khusus untuk orang penting dan sangat kaya seperti Eizer dengan kursi yang dia duduki pun tampak sedikit berbeda, ada ornamen-ornamen berwarna emas di kursi tempat Eizer duduk seperti kursi untuk menjamu anggota kerajaan. Balkon lingkar atas yang disebut sebagai galeri-tempat duduk pribadi dan khusus untuk orang sepertinya yang dapat dilihat oleh semua orang yang ada di auditorium bawah. Begitu pula sebaliknya, Eizer bisa melihat mereka semua yang ada di bawahnya, sangat menunjukkan kasta berbeda.

Dia duduk di sana tak sendirian, ada Luca, Alaric, Alfa, Tristan, dan Dante yang juga duduk bersamanya berjejer di balkon itu. Sebagai orang penting lain yang hadir untuk pertunjukkan opera yang sebentar lagi akan dimulai. Mereka berada di sana setelah jadwal sebelumnya, Eizer dan mereka mendatangi tempat pelelangan plat mobil untuk memperebutkan angka 1 di wilayah itu. Tentu saja pelelangan dimenangkan oleh Eizer setelah bawahannya terus menaikkan harga setinggi langit tak ngotak hanya untuk plat mobil yang bahkan harganya lebih mahal dari sport car-nya sendiri, setelah sempat senggol-senggolan dengan Alfa, Tristan, dan Dante yang juga menginginkan plat serupa.

Dance With The Devil [COMPLETE☑️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang