1.TERLAMBAT

89.4K 4K 68
                                        

Happy reading 💟

Masa revisi, buat yang sudah baca silahkan baca ulang.

Semoga terhibur, dengan tingkah laku Alvian.



1.Terlambat

Alvian mengayuh sepeda onthel itu, dengan penuh semangat. Ia memandangi setiap sudut kota yang Alvian tempuh. Suasana ramai bunyi kendaraan pagi ini, menandakan bahwa ibu kota tidak pernah istirahat, selalu padat pagi-malam nya.

Lelaki yang berumur 15 tahun itu, menghela nafas berat. 'lampu merah'. Ia memberhentikan sepedanya, di antara pengemudi motor dan mobil.

Zaman sekarang, masih saja pakai sepeda onthel.

Samar-samar, Alvian dengar pengemudi motor yang di samping nya, sedang menjadi manusia yang paling benar. "Apa salahnya? Pakai sepeda onthel?" Hati kecil, Alvian buka suara.

"Cepat, dong! Lampu hijau nya, gerah banget. Padahal mendung," gumam Alvian pelan.

Beberapa menit kemudian, lampu yang tadi merah, sekarang mulai berubah menjadi kuning dan barulah menjadi hijau. Setelahnya Para pengemudi motor dan mobil, menjalankan kembali alat transportasi mereka masing-masing termasuk Alvian juga.

🦕🦕🦕

Wati membawa langkahnya masuk ke dalam Mansion, ia menundukkan kepalanya melihat tatapan bodyguard yang berdiri di depan pintu utama. Mata Wati, membulat sempurna melihat tuan besar nya, duduk dengan sangat tenang, sambil meneguk segelas cangkir kopi di tangannya.

Kaki Pria itu menyilang, melihat Wati tajam. Lalu ia meletakkan kembali gelas tersebut ke atas meja dengan kasar, hingga membuat kopi itu tumpah ke lantai dan juga mengenai tangan besarnya. Beruntung kopi itu, sudah dingin tidak panas lagi.

"15 menit," Suara yang sangat mengitimindasi tersebut, mampu membuat bulu kuduk Wati berdiri.

"Maaf, Tuan." Wati, menundukkan kepalanya takut. Ia tahu, apa perkataan dari Tuan besar nya itu. 'Terlambat'! Wati terlambat 15 menit. Peraturan di Mansion, bagi Maid/Bodyguard yang tidak menginap di Mansion, harus masuk pukul 07.00 tepat.

Sedangkan, Ia masuk pukul 07.15 menit. Tuan besar Wanita paruh baya itu, adalah Difta Kaivan Azegara. Seorang duda anak 2, yang memiliki kekayaan 7 tanjakan dan 7 belokan pun tak akan habis. Perusahaan ada di mana-mana, dari ibu kota bahkan, luar negeri.

Difta menatap tajam Wati, "pergilah, kali ini ku maafkan."

Wati yang mendengar itu tentu senang bukan maen, kapan lagi Tuan besar nya itu memberi kesempatan ke dua, bagi bawahan seperti nya?

"Terima kasih Tuan. Saya pamit!"

Prok

Prok

"Wah, apa aku salah lihat?" Tepukan tangan tak percaya, dari sang Adek. Dia Jefan Krisan Azegara. Tak jauh berbeda dengan kakak nya, tapi Jefan bisa mengontrol emosi nya. Beda halnya dengan Difta-kakak nya itu, sangat temperamental.

"Tak perlu banyak bicara." Difta pergi, meninggalkan Adek nya itu, yang duduk di ruang keluarga.

"Kenapa dengan Daddy?" tanya putra sulung Jefan. Yang tak tahu kapan? Sudah ada di samping papanya. Bryan Ozkan Azegara, nama putra pertama Jefan.

ALVIAN NERO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang