anak lelaki yang di buang oleh orang tuanya sendiri. di pertemukan oleh Maid Azegara!
Dia Alvian Nero. nama yang di beri oleh Maid Azegara,yang merawatnya.
lalu Alvian bertemu dengan Azegara Family.
setelah itu apa yang terjadi?????
SIMAK KISAH NYA...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam semuanya, curhat dikit boleh nggak, sih!🤭
Hari ini bertepatan dengan kucing ku pergi yang tidak tahu kapan kembali alias hilang. Sedih? Ya,pasti.🥺🤧
Satu tahun lebih aku sama dia.
Hilang 20-November-2023 Sekarang tgl 20-Februari-2024 dan itu tandanya sudah tiga bulan ia pergi
Nama nya Jionxel Oreo ❤️🥺 Ku panggil Jio, jenis kelamin Jio laki-laki.
Aku sayang banget sama Jio, tapi Tuhan lebih sayang Jio.🤧🥺😭
Uuuuu sedih kan😭😭😭🥺🤧
Maaf ya, kalian boleh kok skip🥺🤧 aku ingin mengabadikan momen Jio.
Ezio berbaring di samping Alvian, seraya memeluk Adek nya dari samping. Ia tak ingin melepaskan pelukan itu, Ezio masih takut. Sangat takut! Jika Si bungsu pergi dan tak akan kembali lagi. Bahkan, ke lima pawang nya Alvian saja, yang juga ingin mendekati kesayangan mereka, tak Ezio biarkan.
"Abang kangen, banget sama Adek!" Ezio menatap lekat mata kucing Alvian, lalu ia menciumi pipi putih itu. "Jangan nyerah!" kata yang keseluruhan keluarga nya lontarkan kepada Alvian, termasuk Dokter Alex.
"Jangan nyerah? Apa maksud nya ini? Dari Daddy sampai Bang Zio, pun juga! Apa yang terjadi? Pasti ada yang tidak beres?" Pertanyaan itu, ingin lelaki itu tanyakan ke keluarga nya. Namun, sekarang bukan waktu yang tepat.
Karena, ia masih belom sanggup bicara panjang lebar. Alex bilang, itu hanya efek setelah memakai Ventilator.
Alvian hanya bisa tersenyum, di balik masker oksigen yang ia kenakan sekarang.
"Zio, giliran Abang lagi." Devan sedari tadi, juga ingin memeluk Adek nya. Tapi, tak bisa.
"Abang juga mau, peluk!" kata Brayan yang ia lembut kan nada bicaranya.
"Kesambet, Bang?" tanya Devan. Melirik tubuh Bryan geli.
"Mengalah lah, Ezio. Giliran, kami lagi," ujar Arlo, yang ingin juga berdekatan dengan si bungsu.
Jefan dan Difta menggeleng kepala pelan. Apa itu benar anak-anak mereka yang keras kepala? pikir 2 ayah itu.
"Bang," panggil Alvian pelan. Ia menoleh ke arah Ezio. Beruntung, pendengaran Abang nya tajam, jadi bisa mendengarkan panggilan itu.