happy reading 💟
Udara malam ini sangatlah dingin, terlihat anak lelaki sedang berdiri di depan Mansion. Ia sedari tadi, menggosok-gosokkan telapak tangan nya, berharap bisa sedikit mengurangi rasa dingin tersebut.
Padahal, bungsu Azegara itu sudah memakai sweater yang tebal, berwarna biru. Dengan memakai topi di atas kepalanya, dan berbalut celana bahan pendek. Tapi tetap saja, hawa dingin itu tetap menusuk sampai ke tulang nya. Bahkan, tubuh kecil itu sudah mulai menggigil.
Difta yang melihat itu, melepaskan jas yang ia pakai. Lalu ia kenakan, ke tubuh Alvian, dan langsung menggendong Alvian ala koala.
"Banyak, sekali mobil Daddy." Alvian menatap tak percaya tiga mobil BMW, berwarna hitam itu, terparkir rapi di depan perkarangan Mansion.
Vicky dan dua Bodyguard keluar dari mobil BMW tersebut, mereka menundukkan kepalanya hormat ke hadapan semua tuannya itu.
Lalu, Vicky dan dua Bodyguard tadi berjalan menjauh dari sana, setelah melihat kode tangan Arlo untuk pergi.
Difta tak menjawab pertanyaan Alvian, ia lebih memilih masuk ke dalam mobil BMW urutan ke dua. Jefan pun, juga ikut masuk ke dalam yang sama dengan Difta dan Alvian.
Karena, Jefan lah yang akan menyetir mobil. Lalu, Arlo dan Bryan masuk ke mobil yang ke satu, Devan dan Ezio mobil yang ke tiga.
Azegara Family malam ini, ingin jalan-jalan sekaligus makan malam di luar. Yang tentunya, atas permintaan Alvian.
"Vian, ingin jalan-jalan!" ucap Alvian ke semua keluarganya.
Mendengar perkataan Alvian, mereka langsung mengiyakan permintaan si bungsu tanpa pikir panjang lagi.
"Ayok!" jawab Jefan dan Difta
"Tancap gas, tuan kecil." Suara dari keempat Abang Alvian, serempak.
Setelah nya, mereka membubarkan diri. Untuk langsung bersiap-siap menemani Alvian jalan-jalan.
Tak lama kemudian, Azegara Family sampai di Mall yang malam ini sangat rame pengunjung nya. Melihat keramaian di mall, membuat Jefan dan Difta kesal.
"Bagaimana?" tanya Jefan ke Difta.
"Kita, jalan-jalan ke tempat lain. Vian, mau tidak?" Alvian menatap Jefan dan Difta bergantian, dengan tatapan kecewa.
"Pulang saja!" lirih Alvian lemas. Padahal tadi beberapa detik sebelumya, ia sangat bersemangat melihat gedung mall tersebut.
"Kita masuk." Jefan keluar dari mobil, diikuti Difta dan Alvian.
"Tadi, katanya mau pindah tempat lain. Sekarang, malah masuk!" gerutu Alvian yang tetap Difta gendong.
"Daddy yakin. di Mansion nanti, pasti ada yang merajuk," sindir Difta. Tapi, ke dua mata nya mengarah ke tubuh Alvian.
Walaupun, Alvian baru beberapa hari tinggal di Mansion. Difta sudah bisa membaca tingkah Alvian, bukan hanya Difta. Melainkan, Jefan dan ke empat Abang Alvian, juga sudah bisa membaca nya.
"Daddy sangatlah peka!" Alvian menjadi malu sendiri.
"Difta, giliran." Jefan juga ingin, mengendong Alvian.
Bukannya menjawab, Difta sudah lebih dulu jalan untuk masuk ke dalam Mall.
Ck
"Dasar duda," kesal Jefan tak sadar diri.
"Papa juga!" sahut Ezio di belakang tubuh Jefan.
setelah nya mereka berlima menyusul Difta dan Alvian, yang sudah mulai tak terlihat punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIAN NERO [TERBIT]
Teen Fictionanak lelaki yang di buang oleh orang tuanya sendiri. di pertemukan oleh Maid Azegara! Dia Alvian Nero. nama yang di beri oleh Maid Azegara,yang merawatnya. lalu Alvian bertemu dengan Azegara Family. setelah itu apa yang terjadi????? SIMAK KISAH NYA...
![ALVIAN NERO [TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/361005053-64-k824113.jpg)