Happy reading 💟🦕
Tidak ada yang baik-baik saja sekarang. Bryan, Devan dan Jefan menyandarkan punggungnya ke di dinding koridor rumah sakit. Ezio menatap kosong pintu ruang IGD, yang masih tertutup rapat itu.
Di dalam sana, kesayangan Azegara sedang berjuang di bantu dengan beberapa Dokter dan juga suster.
Sedangkan Difta? ia sama hal nya dengan mereka. Namun, mati-matian ia menahan liquid bening tidak keluar dari ekor matanya. Pikirannya tidak bisa berpaling dari wajah pucat Alvian, dan bahkan nafas Vian yang semakin tidak terasa tadi sewaktu di perjalanan masih sangat jelas di benak nya.
Ia takut, sangat takut sekarang! Bahkan, jari jempol nya sudah lecet akibat ia gigit guna menghilangkan rasa ketakutan nya.
"Daddy yakin, Vian bisa bertahan." ujar Difta meyakinkan dirinya, sedetik kemudian, Terdengar suara tangisan pilu dari Ezio.
Mereka semua melirik Ezio, yang menutupi wajah sembab nya dengan ke dua telapak tangan dia sendiri. Sedari tadi, Ezio menahan isakan nya agar tak di dengar oleh keluarganya.
Tapi apa boleh buat, semakin ia berusaha menguatkan dirinya, semakin kuat juga kelemahan nya. Ezio tak mau lagi kehilangan seseorang yang ia sayangin, untuk ke dua kali nya.
Melihat Ezio menangis, Jefan yang berdiri tak jauh dari duduk Ezio langsung menghampirinya dan juga memeluk Ezio.
"Sudah. Boy! Tenang kan diri mu, Adek pasti baik-baik saja." Jefan mengusap punggung Ezio lembut, sudah lama sekali, lelaki itu tak menunjukkan titik lemah nya, di depan keluarga.
Dan sekarang lihat lah, air mata di pelupuk mata nya, terus saja mengalir.
Ezio melepaskan pelukan itu. "Adek ti- tidak baik-baik saja, Pa!" Ia menatap lekat wajah tegas Jefan. "Papa." Ezio kembali menumpahkan tangisannya di pelukan Jefan.
Bryan, Devan dan Difta ingin menenangkan Ezio. Tapi, diri mereka saja juga tidak baik-baik saja.
Ceklek
Pintu ruang IGD terbuka, bersamaan ada tiga Suster yang keluar dari ruangan tersebut, dan juga Dokter Alex dan 2 temannya. Ezio segera menghapus air matanya, di saat pelukan tadi sudah terlepas.
Mereka berlima, menghampiri Alex dan dua teman nya yang sedang mengobrol.
"Kami permisi dulu, Lex." pamit dua teman nya bersamaan. Alex hanya menjawab dengan senyum simpul.
Lalu setelah nya, Alex menatap satu persatu mereka dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Satu kalimat yang keluar dari mulut Alex, mampu membuat hati mereka berlima porak poranda. Bahkan, Arlo yang baru saja sampai langsung terduduk lemah di kursi tunggu Rumah sakit.
"Alvian, koma! Karena keracunan Arsenik Anorganik."
Deg
"Jangan bercanda OM, NGGAK MUNGKIN." Ezio tidak terima pernyataan itu. Bodoh! Mereka tidak tahu racun itu.
Racun Arsenik Anorganik adalah racun yang sangat berbahaya bagi manusia, dan sampai sekarang belom ada penawar nya.
"Itu racun Arsenik Zio, untuk apa Om bercanda."
"Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanya Arlo datar, tapi hati nya tidaklah sedatar itu sekarang. Ia harus kuat pikir nya.
Alex menarik nafas dalam-dalam, lalu ia keluar kan lagi, "semua keputusan ada pada Alvian, sekarang! Menyerah? Atau berjuang," lirih Alex.
Mendengar penjelasan yang menyakitkan itu, mereka semua rasanya kehilangan pijakan. Air mata yang sempat berhenti tadi, kini kembali keluar dari mata Ezio, apa yang ia kekhwatiran benaran terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIAN NERO [TERBIT]
أدب المراهقينanak lelaki yang di buang oleh orang tuanya sendiri. di pertemukan oleh Maid Azegara! Dia Alvian Nero. nama yang di beri oleh Maid Azegara,yang merawatnya. lalu Alvian bertemu dengan Azegara Family. setelah itu apa yang terjadi????? SIMAK KISAH NYA...
![ALVIAN NERO [TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/361005053-64-k824113.jpg)