9.ANAK KECIL

51K 2.9K 45
                                        


Happy reading 💟

Seperti biasa. Sebelum membaca cerita Alvian

Vote,komen dan Follow akun ku.

Biar semangat buat ngelanjutin nya,spam komen pun ngak papa kok, jujur senang banget. Itu, tandanya kalian suka dengan cerita ku

Dan, terima kasih banget buat kalian semuanya. Sampai ke bab 9 ini,aku bersyukur belom ada yang hate komen.

Luv💟

Matahari mulai menampakkan sinarnya. di temanin langit biru,dan awan putih. Seperti nya, hari ini akan jadi hari cerah. Wati masih setia menatap wajah Alvian yang masih terpejam.

Tak lama kemudian,Alvian mulai membuka matanya,dan itu membuat Wati tersenyum lebar. Akhirnya,Alvian bangun juga. Tapi, senyum Wati kembali pudar setelah mendengar jelas kalimat Alvian.

"Daddy." Alvian memanggil Daddy-nya. Mata Alvian masih menatap langit-langit ruang rawat nya,tanpa sadar perubahan mimik wajah Wati.

"Nak," panggil Wati lembut. Ia mengelus pipi Alvian.

Alvian yang merasakan sentuhan di pipinya, menoleh ke arah Wati. "Ibu...,Daddy mana?" Lagi,Alvian menanyakan Difta.

"Daddy,masih di luar. Alvian ingin bertemu Daddy?" tawar Wati dengan terpaksa. Ada perasaan tidak senang di hati Wati,ia hanya takut Alvian akan menjadi melupakan nya. Karena,sudah dekat dengan Azegara Family.

Alvian menganggukkan kepalanya kecil, "iya,Ibu."

Wati mencium singkat kening Alvian,lalu beranjak keluar dari ruang rawat Alvian.

Melihat Wati keluar dari ruangan, Arlo, Bryan,Devan dan Ezio berdiri dan mendekati Wati.

"Bagaimana Alvian,Bi?" tanya Ezio

"Alvian ingin bertemu dengan tuan besar Difta,tuan muda Ezio." Wati menundukkan kepala hormat. "Saya titip Alvian,tuan!" Lalu Wati berlalu dari sana.

Ezio menatap kepergian Wati,dan kemudian, menatap wajah datar ke tiga Abangnya.

"Zio duluan masuk," belom sampai tubuh Ezio masuk ke ruangan rawat Alvian,Arlo menarik kerah baju belakang Ezio.

"Abang duluan." Lalu,Arlo mengambil posisi untuk masuk. Namun,apa yang terjadi malahan ke empat tuan muda Azegara itu,saling menarik kerah baju belakang masing-masing.

Jefan yang melihat itu dari kejauhan, menggeleng kepala nya pelan. Sejak kapan mereka seperti itu! Tapi Jefan merasa senang melihat momen yang di depannya itu.

"Biarkan Aku duluan,bang." Devan berusaha ingin masuk,tapi tarikan Ezio sangat kuat. Bahkan,Devan merasa tercekik akibat tarikan itu.

"Sudah lepaskan. Apa harus berdebat seperti ini? Papa rasa,kalian lupa siapa kalian." Setelah mengatakan itu Jefan masuk ke ruang rawat Alvian.

Mereka berempat saling pandang satu sama lain. Ah! Ia mereka keturunan Azegara,anak pemilik Rumah sakit Azegara hospital.

Kemudian, mereka berempat masuk ke ruang rawat Alvian.






🦕🦕🦕

ALVIAN NERO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang