35. PERTAMA DAN TERAKHIR

25.4K 1.4K 197
                                        

Happy reading 💟🦕

Arlo, Bryan, Jefan dan Julian telah sampai di tempat tinggal Andi dan Rio. Emosi mereka berempat sedang tak bisa di kontrol sekarang, dengan langkah yang terburu-buru mereka masuk ke dalam rumah tersebut.

Tak lupa revolver di tangan mereka. Siap! Untuk memberikan Andi hadiah.

Brak

Pintu utama rumah Andi terlepas dari hansel nya, membuat Andi yang masih menikmati kopi hangat nya, kaget. Beruntung, ia tak memiliki riwayat penyakit jantung.

"Apa yang kalian lakukan?"

Dor

Arlo dengan cepat menembak bahu Andi dengan revolver nya.

"Masih bertanya, kau?" Rahang Jefan mengeras. Sehingga membuat urat yang ada pada lehernya tercetak jelas.

"Sssssssh," ringisan Andi. "Aku tidak tahu!" ucap Andi menahan rasa sakit pada bahu nya.

Dor

Dor

Dua peluru menembus pada paha kiri-kanan Andi. Membuat badan Andi meluruh ke lantai, dengan darah yang mengalir deras keluar dari ke dua paha nya dan bahu.

"Kau salah memilih lawan!" Bryan benar. Andi salah memilih lawan, sekarang.

Sekejap mata Andi sudah tertutup rapat-rapat. Di saat Jefan kembali menembak tubuh Andi, tapi tepat pada bagian perutnya, Andi.

Arlo yang tak mendapati Alvian di sana, seketika ia langsung mengamuk. Sulung Azegara itu, menembak seisi barang mati yang ada di dalam rumah itu. Bahkan, kaca-kaca jendela rumah tersebut, sudah hancur lebur. Karena, Arlo tembak.

🦕🦕🦕

Sementara itu, di tempat lain mata Alvian sudah berkaca-kaca, ia mati-matian mempertahankan dirinya, agar tidak menangis. Ia tak sudi, sungguh! Menangis di hadapan pria paruh baya itu. Yang ternyata, adalah ayah biologis Alvian sendiri.

"Sudahlah, untuk apa kau sedih sekarang? Ingin menangisi mereka?" ujar Rio merendahkan Azegara di depan Alvian.

"Tidak sadar diri," lirih Alvian membatin.

"Vian ingin pulang!" kata lelaki itu, dengan suara ia tinggikan.

"Pulang kemana? Ini rumah mu! Kita akan memulai hidup baru di sini." Rio menghampiri putra nya tersebut, yang berdiri di pojok kamar.

"Alvian tidak sudi. Satu rumah dengan ayah seperti Anda!" Ia tak boleh lemah sekarang. "Ayah yang dengan teganya, membuang Anak kandung nya sendiri."

"Jika saja, orang tua bisa dipilih. Maka, Alvian ingin minta dilahir kan dari rahim Mommy Dara, istri Daddy Difta." Sambung Alvian dengan butiran air mata nya, ia tak sanggup menahan liquid bening tersebut.

Kenapa dunia begitu jahat padanya, ia dilahirkan ke dunia ini. Namun, orang tua nya tak menginginkan ia hadir.

Benar-benar kehidupan ini, banyak plot wist nya.

ALVIAN NERO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang