2. HUKUMAN

56.4K 3.3K 89
                                    


Happy reading 💟

Masa revisi. Untuk yang sudah baca agar membaca ulang cerita nya.


2. HUKUMAN

Tepat di depan pintu kamar mandi, yang sedikit terbuka. Alvian memandangi Toilet yang akan ia bersihkan, di saat jam sekolah telah usai. Lelaki bertubuh mungil itu mengerutkan keningnya, melihat pemandangan yang di luar naral.

"Kotor!" Kata Alvian. Bagaimana tidak? Lantai penuh dengan lumpur seperti memang sengaja, di kotori.
Tisu bertebaran di sisi Toilet, sapu pel tergeletak begitu saja di lantai dan baunya. Bau terasi pikir Alvian.

"Awas saja, ya. Kalau ini memang sengaja di kotori. Ingat! Karma berlaku, njirrr." Sambil Alvian membersihkan Toilet tersebut. Mulai dari membuang tisu-tisu ke Tong sampah, menyirami lantai yang kotor, dan tak lupa juga menyikatinya.

15 menit sudah terlewati, Alvian sudah menyelesaikan hukumannya. Ia berjalan santai sambil bersenandung mengitari koridor sekolah untuk ke parkiran menjemput sepeda onthel nya dan pulang ke rumah.

🦕🦕🦕

Tak terasa, siang berganti sore. Alvian berdiri di dekat pondasi rumah nya, dengan mata yang fokus ke depan, guna ingin melihat sang ibu pulang kerja.

"IBU," teriak Alvian, yang melihat Ibunya dari kejauhan dan melihat seseorang lelaki bertubuh tinggi. Bocah imut itu, tentu takut kalau nanti Ibu kesayangan nya kenapa-kenapa.

"Heh! Om mesum. Mau ngapain Ibu ku, hmm?" Alvian menarik pergelangan tangan Wati, agar sedikit menjauh dari lelaki tadi.

Lelaki yang di panggil Om mesum itu, melihat secara detail Alvian dari ujung kaki nya sampai ujung rambut Yang berwarna hitam itu.

"Menggemaskan, Tuan besar pasti,suka!" batin supir pribadi Azegara Family. Ia Vicky Arigel.

"Dia..., Putra mu?" Vicky mengangkat  ke dua alisnya meminta Jawaban dari Wati. Yang Vicky tahu, semua Maid Azegara belom ada yang berkeluarga, apa lagi anak.

Wati tak tahu harus jawab apa sekarang. Beruntung Alvian segera menyanggah pertanyaan Vicky.

"Iya, saya putranya. Kenapa? Mau daftar jadi Ayah? Anda di tolak."

Mendengar kalimat Alvian, Wati yang di belakang nya memicingkan matanya, "Vian salah paham," ujar nya, mengusap punggung putra nya

"Salah paham apa, Bu? Jelas-jelas tadi Vian lihat, ibu serius sekali bicara nya," Alvian tak mau kalah dengan ucapan ibu nya.

Vicky yang melihat perdebatan ibu-anak tersebut, mengeluarkan suara nya. "Perkenalkan nama saya Vicky. Saya asisten pribadi tuan besar Difta, serta sopir pribadi keluarga Azegara."

Alvian membalikkan badannya menghadap wanita yang di berada di belakang nya.

"Apa itu benar Bu?" Ia ingin memperjelas ucapan pria tersebut.

"Itu benar," jawab Wati, mengelus puncak kepala Alvian.

"Tapi sebenarnya, niat tadi memang ingin mendaftar menjadi ayah mu," goda Vicky tersenyum kecil. Melihat perubahan mimik wajah Anak lelaki, yang di depannya sekarang.

"KAN," pekik lelaki itu. "Nggak boleh, Om jelek. Sana pulang!" usir Alvian mencoba mendorong tubuh Vicky.

Wati mengeleng pelan, "Dek. Om itu hanya bercanda."

ALVIAN NERO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang