18. MANIPULASI

36.7K 2K 50
                                        

Happy reading 💟

Seperti biasanya. Sebelum membaca, Vote dulu. Setelah itu, baru komen.




Ezio, Devan, dan Bryan melangkah masuk ke dalam ruangan bawah tanah. Mereka ingin melihat langsung empat Maid, yang sudah sangat berani masuk ke dalam Mansion.

Arrrrrrrrgh......

Teriakan kencang akan kesakitan itu, terdengar jelas di telinga. Dapat mereka bertiga lihat keadaan empat Maid tersebut.

Sekujur tubuh Maid itu, sudah di penuhi lebam dan luka cambuk. Bukan hanya itu, satu persatu mata mereka, sudah di congkel pakai besi. Yang sebelumnya, sudah bodyguard itu panaskan di api yang membara di luar ruang bawah tanah.

Darah mengalir deras dari lobang mata mereka, yang telah kosong. Melihat itu, mereka bertiga sangat puas dengan hasil kerja Bodyguard bawah tanah.

"Hentikan!" ucap Bryan.

Bryan dan Devan. Menghampiri Maid yang sudah tidak berdaya lagi itu. Sedangkan, Ezio lebih memilih duduk di kursi kayu. Sembari melihat ke dua Abang nya itu, mengambil pisau lipat. Yang Ezio yakin! dua Abang nya pasti ingin membuat karya.

"Ku tanya, baik-baik sekarang. Siapa yang menyuruh mu?" Bryan mengangkat sebelah alisnya, menunggu jawaban Maid tersebut.

Dengan sisa tenaga yang ada, salah satu dari mereka mengeluarkan suara nya. "Su-sudah! kami bilang, kami lebih memilih mati. Dari pada harus ju-jujur," balas Maid itu, dengan terbata-bata.

Mendengar kalimat Maid tersebut, membuat Devan dan Bryan terseyum menyeringai, menatap satu persatu Maid, dengan tajam.

"Sehebat apa, emang nya? Tuan mu itu?" tanya Devan.

Ezio yang melihat Devan, masih basa-basi, merasa jengah sendiri. "Langsung ke inti nya saja, Bang!"

Refleks Bryan dan Devan menoleh ke arah sumber suara. "Dengan senang hati!"

Ucap mereka berdua dingin, sangat dingin. Bryan mendekatkan kepala nya ke telinga Maid, yang menjawab pertanyaan Devan tadi.

"Bersiaplah!" bisik Bryan, sraya tersenyum tipis.

Maid yang mendengar bisikan Bryan, seketika membuat tubuh yang sudah tidak berdaya lagi itu, mendadak menjadi kaku.

Ezio dan beberapa Bodyguard, yang ada di ruang bawah tanah. Sangat menikmati apa yang Bryan dan Devan lakukan, seperti menonton film saja.

Devan memilih membuat karya di tangan salah satu Maid itu, beda hal nya dengan Bryan. Ia lebih memilih, mengkuliti tiga Maid tersebut, secara bergantian.


Arrrrrrrrgh !!

"Terus teriak! teriakan kalian itu, adalah melody yang harus di hilangkan."

Keempat Maid hanya bisa pasrah, mau memberontak pun, sudah sangat mustahil. Jadi, mereka lebih memilih diam dan menunggu ajal nya sekarang.

🦕🦕🦕

Jika di ruang bawah tanah, sedang ada manipulasi, beda cerita di kamar Difta. Yang di dalamnya ada Jefan, Arlo dan Alvian yang sedang di gendong oleh Difta.

Bye bye Fever, terlihat tertempel di dahi Alvian. Bahkan, hidung nya sekarang sudah memerah. Karena, sedari tadi menangis, mengeluh pusing.

ALVIAN NERO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang