10.DATA ALVIAN

53.1K 2.6K 78
                                        

Happy reading 💟

Jefan dan Difta sekarang duduk berhadapan di taman rumah sakit. Menunggu kedatangan Vicky, untuk membawakan data Alvian.

Beberapa menit kemudian, orang yang mereka berdua tunggu datang juga.

"Sejak kapan,kinerja kerja kau seperti siput!" sindir Jefan. Sudah tak sabar membaca Biodata Alvian. Difta yang memberita tahu, kalau ia sudah mendapatkan Biodata Alvian.

Arlo, Bryan, Devan dan Ezio tadi juga ingin ikut dengan bokap nya itu. Namun,di tentang keras oleh Difta, Mereka di perintahkan untuk menjaga Alvian saja.

"Maaf tuan,lain kali saya berusaha la...,"

"Saya tak butuh penjelasan mu." Difta memberi kode agar Vicky pergi dari hadapan mereka berdua.

"Permisi tuan!" Vicky berlalu dari sana.

Jefan dengan segera membuka,maps merah itu. Dan, dapat Jefan lihat jelas semua data Alvian.

"Jadi,Alvian bukan anak kandung Wati!" Jefan masih membaca bait per bait biodata Alvian. "Benar-benar keterlaluan orang tua kandung Alvian,bisa nya membuang anak semanis Alvian."

Lalu,Jefan menaruh kertas hps itu di atas meja taman. Difta hanya melihat sekilas,dan kembali fokus menatap pasien rumah sakit yang ada di taman.

"Lalu,apa rencana mu sekarang?"tanya Jefan.

"Pertama,membalas tamparan mu dulu." Difta menolehkan pandangannya ke Jefan,dan mengeluarkan smirk nya.

"Tapi kau, beruntung! Karena,Alvian tidur bersama ku malam itu. Seandainya,Alvian tidur bersama mu..., Dan Alvian masuk rumah sakit seperti sekarang. Akan ku pastikan,kau habis di tangan ku!" lanjut Difta dengan suara khasnya 'datar dan dingin'.

Jefan berusaha untuk menutupi rasa takut nya sekarang. Biar bagaimanapun,Difta itu adalah seorang Mafia kelas kakap. Yang sangat haus akan kekuasaan,maupun kekayaan.

Bahkan,ia dengan santainya membedah perut istri nya dulu,tanpa anestesi. Karena, istri nya ketahuan hamil dengan lelaki lain.

Di kamar Difta sendiri, begitu jelas bagaimana lelaki tempramental itu,mencekik bayi yang belom terlalu berbentuk itu. Kemungkinan, kehamilan istri nya dulu 5 bulan.

Dan dengan bodoh nya,Difta mempercayai kalau Istri nya tengah hamil anaknya sendiri. Tapi seiring berjalannya waktu,terbongkar juga.

Ibaratkan pribahasa, sepintar-pintarnya bangkai di tutupi,baunya tetap tercium juga!

Difta tentu marah,sangat!

Seketika,kaki Jefan gemetar melihat pemandangan di depannya,di balik pintu kamar Difta. Dia,tak habis pikir Difta membunuh istrinya seperti itu.

"Kau,takut?" Lalu terdengar kekehan dari Difta. Menurut Jefan itu sangat mengerikan. Difta sekarang,sudah seperti iblis berkedok manusia.

"Ti-dak! Buat apa aku takut," elak Jefan. Padahal wajah nya sekarang,sudah memucat, keringat dingin bercucuran di pelipis nya. Jari jemari Jefan pun,kalau di lihat lebih detail sedang gemetaran.

ALVIAN NERO [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang