Ditengah-tengah pemandangan pengap kota metropolitan yang sepi pada malam hari, seorang pria berusia 27 tahun berjalan dengan susah payah sembari menopang dahinya yang sakit.
Melihat kebawah pada jam tangan miliknya, pria itu menghela napas ketika melihat jarum jam menunjuk pada angka '3.'
"Sial... Ini terlalu malam..."
Pagi akan segera tiba, namun pria itu baru saja kembali dari pekerjaannya.
Pria itu memijit dahinya, memikirkan betapa lelahnya dirinya selama membantu juniornya dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Dia lelah, tapi dia tertawa tanpa dia sadari.
"Haha... Apakah anak jaman sekarang memang sepayah itu? Tidak, kurasa itu hanya Nora saja yang terlalu kikuk, benar..."
Senyum tipis tumbuh di wajah lelahnya ketika ia teringat akan wajah junior nya.
Jalanan beraspal yang jarang mobil ataupun motor terbentang disisi pria itu.
Ketika dia menatap kosong pada pemandang kota yang sepi dengan hanya beberapa pejalan kaki dan kendaraan yang terkadang lewat, pria itu menyadari betapa dinginnya kota di waktu seperti ini.
"Brr... Untung saja besok adalah hari libur, kalau tidak-"
"Kalau tidak?"
"..."
"..."
"...?"
Pria itu berpikir bahwa dia berjalan sendirian, jadi dia tidak pernah mengharapkan seseorang akan merespon gumaman nya.
Ketika dia menoleh ke samping, dia menemukan seorang gadis berambut hitam sebahu yang tersenyum kearahnya.
"... N-Nora?"
"Hmm?"
S-sejak kapan dia... Pria itu terdiam karena keberadaan yang tidak diharapkan dari juniornya yang baru saja dia bicarakan.
"Kak Ren tadi membicarakan tentangku, ya?" Seolah melihat sesuatu yang lucu, sang junior, Nora, menutupi mulutnya sembari menatap geli pada pria itu.
"Yah, lagipula ini semua karena kamu aku harus pulang lambat... Jadi..." Pria itu, Ren, dengan nama lengkap Faren, tidak merasa bahwa dia harus tetap rendah sementara juniornya mencoba untuk menjadikannya lolucon.
"... Gak becus."
"Kh!" Nora langsung terpukul atas balasan dari Faren.
Wajahnya mulai berlinang air mata.
"T-tapi..."
Dia terlihat seolah akan segera menangis, tapi Faren langsung menepuk kepalanya sambil tersenyum.
Tampa perlu sepatah katapun, Nora langsung mengerti bahwa Faren tidak serius akan kata-kata nya. Dia hanya ingin membalas loluconnya saja.
"..."
Ketika dia memikirkan itu, Nora langsung memerah dan terdiam.
"Ngomong-ngomong, kenapa kamu disini?" Sembari menertawakan reaksi lucu juniornya, Faren mengganti topik pembicaraan pada hal yang dia sangat ingin ketahui.
"Ah..." Pada saat itu, rona merah segera menghilang dari wajah Nora sesaat setelah mendengar kata-kata Faren.
Dia menghentikan langkahnya, menciptakan jarak antara dirinya dan Faren.
Dengan ekspresi yang tidak terbaca, Nora menatap Faren.
"... Nora?"
"Kak, aku berniat untuk pergi ke rumah kakak," ucap Nora, dengan sangat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Isekai Mom - They Are My Childs
Fantasy[KARYA ORIGINALKU!] Di sebuah dunia dimana setiap makhluk hidup memiliki 7 tingkat level mereka tersendiri yang dapat mereka tingkatkan untuk mendapatkan kesempatan untuk menjalani evolusi, seorang pria yang terbunuh ditangan juniornya bereinkarnas...