Chapter 09. Nafsu

337 28 3
                                    

Mark.

Dia adalah seorang petualang kelas B yang cukup terkenal di kota Mollan; sebuah kota yang berada di luar gurun.

Dia masih seorang level 2, tapi kekuatannya tidak terlalu jauh dengan petualang level 3 biasa.

Itu bahkan lebih sulit untuk menemukan seseorang dengan level yang sama dengannya yang dapat menyaingi nya.

Dia mungkin bukan level 2 paling berbakat, tapi dia memiliki kepercayaan dirinya tersendiri sebagai seseorang yang berpotensi untuk naik menjadi seorang petualang kelas S.

Namun disinilah dia sekarang; kabur ke kedalaman hutan Man-Eater karena kejaran monster. Betapa memalukan!

Mark frustasi.

Dia seharusnya adalah seseorang yang nantinya akan berdiri dipuncak, tapi mengapa dia malah harus berlari untuk hidupnya hanya karena seekor monster yang tak lama kemudian akan dapat dia bunuh dengan mudah?

"Sial! Sial! Sial! Sial! Sial! Sial! Sial! Sial! Sial! Sial! Sial! SIAL!"

"M-Mark..." Pria lain dipartynya terkejut menyaksikan murka Mark.

Mark membenturkan kepalanya ke pohon sebanyak beberapa puluh kali. Wajahnya telah basah dengan darah.

"SIALAN....!!!"

Meskipun Mark frustasi, dia tau lebih dari siapapun bahwa dia tidak akan mampu mengalahkan monster level 3 dengan kemampuannya sekarang.

Monster level 3 dan manusia level 3 berbeda.

Monster memiliki tingkat evolusi yang jauh lebih banyak daripada manusia.

Mereka mungkin memulai dari tingkat keberadaan yang jauh lebih rendah dari manusia, tapi karena mereka lebih mudah menjalani evolusi, mereka juga memiliki kekuatan kasar yang jauh lebih tinggi dari seorang manusia dengan level yang sama dengan mereka.

Tentu hal itu dapat diatasi menggunakan teknik, tapi itu memiliki batas. Kekuatannya masih terlalu rendah.

Dengan itu, mereka berdua pun terpaksa harus berdiam didalam hutan untuk sementara waktu. Mereka berniat untuk menunggu sampai Dessert Hunter pergi.

Setelah beberapa jam, cahaya pada pepohonan dan farietas tumbuhan mulai menghilang secara bertahap. Tampaknya matahari sudah naik.

"Bagaimana, Mark? Haruskah kita kembali ke Mollan?" tanya teman party nya.

"Ya, kita harus segera..." Mark akan menjawab 'ya,' tapi berhenti ketika dia mendengar suara pohon jatuh dari kejauhan.

Itu terdengar seperti seorang penebang kayu sedang bekerja.

Teman partynya juga mendengar hal yang sama.

Mereka saling bertukar pandangan selama beberapa waktu, lalu akhirnya saling menangguk.

Mereka akan pergi memeriksa asal dari suara ini.

Meskipun terdapat kemungkinan bahwa asal suara itu adalah monster yang kuat, mereka yakin akan dapat melarikan diri dengan mudah karena mereka seharusnya tidak akan bertemu monster diatas level 2 di bagian hutan Man-Eater tempat mereka berada.

Jika itu seseorang... Itu bahkan jauh lebih menarik bagi mereka.

***

"Uh..."

Aku tidak bisa tidur...

Sudah beberapa waktu terlewati sejak aku berbaring diatas tumpukan kain, tapi aku tidak kunjung dapat memasuki dunia mimpi.

Aku seharusnya sangat kelelahan karena telah menghabiskan satu malam tanpa tidur, tapi aku anehnya tidak merasa lelah sama sekali.

Tubuhku masih sangat penuh energi.

Isekai Mom - They Are My ChildsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang