Chapter 02. Kesempatan Kedua

591 48 10
                                    

"Dingin..."

Merasakan sensasi sejuk angin yang menyentuh pipiku, aku menatap keluar dari gua kecil ini.

"Hah~... Apa yang sebenarnya telah terjadi?"

Pertama dan terutama, tampaknya aku sudah mati. Itu jelas, lagipula aku ditusuk oleh Nora.

Anak itu... Hah, aku sudah tidak yakin bagaimana perasaanku atas apa yang dia lakukan padaku.

Maksudku, dia membunuhku!

Dia juga tampaknya bunuh diri setelah itu, tapi... Hah~...

Ehem, ngomong-ngomong, tampaknya aku saat ini berada di kedalaman hutan. Hutan itu juga cukup aneh karena hanya memiliki pohon dengan dedaunan berwarna biru, bukan hijau.

Seperti yang diharapkan dari dunia lain...

Ah, itu benar...

Aku... Telah menjadi seorang wanita...


***

"Aku sudah mati?"

"Ya."

Aku benar-benar terkejut atas apa yang pria(rambut jamur ini?) katakan.

Dia mengatakan bahwa aku telah benar-benar mati. Seperti, berakhir. Semuanya.

Pria ini muncul diruangan gelap yang aneh ini setelah aku terbangun. Apakah ini alam baka?

Seolah dapat membaca pikiranku, pria itu tersenyum lebar, lalu menjawab: "Bisa dibilang begitu, tapi tempat ini hanyalah pintu masuk."

"..."

Bajingan mencurigakan ini... Penampilannya saja sudah sangat mencurigakan karena mirip dengan Protagonist anime dewasa, tapi juga memiliki kekuatan yang tak kalah mencurigakan? Apa-apaan?

Wajah pria itu berubah canggung setelah itu. Dia hanya mengalihkan pandangan nya.

Apa-apaan?

Keheningan menyelimuti ruang sebelum akhirnya pria itu mulai kembali berbicara.

"Anda tidak terlihat putus asa atau kecewa...?" tanya pria itu dengan rasa ingin tahu.

"Yah... Ini sebagian salahku, jadi..."

"Begitukah..."

Itu benar, ini sebagian salahku.

Mungkin, mungkin... Mungkin aku seharusnya tidak terlalu lama menikmati masa muda/singel ku.

Aku juga tidak keberatan menikah dengan Nora. Lagipula dia cukup cantik dan lucu.

Apakah rasa frustrasinya telah menjadi tidak tertahankan, aku ingin tau? Dia sampai nekat membunuhku...

"Hah~..."

Berlawanan dengan diriku yang hanya bisa tenggelam pada rasa bersalah, pria itu tertawa.

"Hahaha... Pada akhirnya, anda tetap tidak bisa menghindari kematian, ya?"

Dia terdengar seperti sedang menertawakanku, tapi pada saat yang sama, sepertinya dia tertawa karena hal lain... Hm, aku bingung.

Dia menghabiskan cukup lama waktu tertawa sendirian disana, seolah sedang menertawakan kesalahan yang tak mampu ia atasi.

Aku? Aku hanya menatap nya. Apa yang pria ini tertawakan? Apakah dia gila?

Tawanya malah menjadi lebih keras, mungkin karena mendengar pikiranku.

Dia bahkan mulai berguling-guling di lantai.

... Beberapa puluh menit kemudian...

"*Batuk!* *batuk!*"

Isekai Mom - They Are My ChildsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang