Chapter 43. Callis

155 17 0
                                    

Vessha menjatuhkan pisaunya.

Dia jatuh berlutut.

Tubuhnya gemetar.

Kebingungan terlintas di wajahnya. Apa yang terjadi?

Tubuhnya terasa sangat berat. Seolah semua energi telah meninggalkan tubuhnya. Dia hanya bisa duduk diam menyaksikan Curt yang secara perlahan mulai membuka pintu jeruji besi yang menahan Rascal.

Vessha bahkan tidak bisa menggerakkan bibirnya untuk berbicara dan menghentikan Curt.

Tidak butuh waktu lama sebelum Curt dan Rascal akhirnya menghilang dari hadapannya.

Tidak perlu dikatakan, Rascal, pemilik Fragmen Evil god, telah berhasil melarikan diri dengan bantuan pemilik Fragmen yang lain.

Setelah terjebak dalam keadaan linglung untuk waktu yang cukup lama dalam keheningan sementara beberapa petugas yang bergegas akhirnya datang karena melihat hancurnya atap bangunan, Vessha mulai mengerti apa penyebab dari kondisinya saat ini.

Ini karena pria itu. Pria bernama Curt itu.

Vessha mengepalkan tangannya. Sungguh menakutkan.

Keberadaan itu, pria itu jelas memiliki kekuatan besar. Dia mungkin bahkan mungkin setara dengan orang-orang dari pasukan khusus milik Republik Magy.

Itu sangat menakutkan.

Dalam sepersekian detik sebelum Vessha bahkan bisa mengeluarkan pisaunya, semacam ledakan energi terlepas dari tubuh pria itu seolah pembatas telah terlepas darinya.

Lautan energi ini menelan Vessha. Ketika dia akhirnya menyadari apa yang terjadi, dia telah kehilangan kemampuan untuk bergerak.

Vessha menghela napas sembari menahan ketakutan di dalam hatinya.

Aku masih hidup... Syukurlah.

Dihadapan kekuatan seperti itu, Vessha merasa dirinya sangat kecil dan tidak penting. Untuk orang kecil seperti dirinya, itu adalah sebuah bentuk prestasi untuk hanya berhasil bertahan hidup.

***

-Kediaman pribadi Roland di daerah kekuasaan keluarga Hurvey.

Dengan rembulan sebagai cahaya latar belakang utama, dua orang pria saat ini bertarung ganas dengan hanya menggunakan tinju mereka.

Beberapa prajurit biasa dan bahkan beberapa bangsawan yang penasaran akan apa yang terjadi menyaksikan pertempuran keduanya di pinggiran. Sosok Roland bahkan dapat terlihat di bawah perlindungan beberapa kesatria.

Harry Bronze, pria tinggi besar penuh otot, bertarung dengan gaya penghancur sementara api meningkatkan kekuatan tinju dan fisiknya.

Dia meninju sekitar dengan panik, terlihat seolah mengamuk sambil meninggalkan kehancuran pada taman. Dia terlihat seperti seorang pemula dalam teknik tinju, tapi matanya sangat tenang bertentangan dengan gaya bertarungnya. Tampaknya dia sedang menunggu sesuatu.

Sosok yang gesit, Kyle, menjadi lawan Harry.

Hawa kehadian Kyle sangat tipis. Para penonton seringkali kehilangan jejaknya sebelum tiba-tiba pertempuran meledak setelah melihat Harry yang tampaknya secara acak menyerang sekitar.

Sampai saat ini, hanya pakaian Kyle yang company-camping. Dia belum menerima luka tambahan setelah pertandingan tinju dimulai.

Dia tampaknya memiliki stamina tak terbatas ketika dia terus menghindar, menghilang, lalu kembali melancarkan serangan.

Harry sangat kuat, tapi dia terpaksa harus berlindung dan didorong mundur ketika Kyle meninjunya.

Tinju Kyle terlihat berkelok di beberapa titik, mengincar hanya titik paling lemah tubuh Harry.

Meskipun dampak serangan Kyle hampir tidak berpengaruh pada Harry, serangannya anehnya memicu saraf-saraf pada tubuh Harry untuk mengirim sinyal bahaya kepada otaknya.

Rasa sakit yang intens terus menerus menumpuk.

Wajah Harry telah memerah karena kesal dan marah.

Dia awalnya melemparkan pedangnya kesamping karena dia pikir bahwa dia akan dapat menandingi Kyle yang jauh lebih lemah darinya dengan mudah jika itu adalah pertarungan hanya dengan tubuh mereka seperti ini dan tanpa senjata eksternal.

Namun, dugaannya terbukti salah. Kyle sangat lincah bahkan sekarang. Teknik tinju, tendangan, serta berbagai trik yang dimiliki Kyle berulang kali melukai dan menipunya.

"SAIALAN!!" Harry meraung keras.

Dia sudah muak dengan semua ini.

Membuang martabatnya sebagai seorang level 7, Harry melompat mundur kesisi pedangnya. Dia tidak ingin lagi mengikuti permainan Kyle.

Tetapi, tepat ketika Harry akan meraih gagang pedangnya, sosok Kyle melintas diantara tanaman di taman. Pada saat berikutnya, dia sudah menghilang tanpa jejak.

Bahkan Roland dan bawahannya tidak memiliki waktu luang untuk memanggil seorang penyerang jarak jauh sebelum Kyle benar-benar menghilang dari visi mereka semua.

"DASAR KECOAAKKK!!"

Amarah Harry benar-benar telah mencapai batasnya.

Dia tidak akan pernah melupakan dendam ini. Suatu hari, dia akan menemukan identitas pria ini dan akan membunuhnya dengan tangannya sendiri dimasa depan.

Dendam didalam dirinya tampaknya telah mendorong kemacetan yang telah dia alami di level 7. Ditambah akumulasi latihan dan Karma yang telah dia kumpulkan selama ini, cangkang yang memisahkan antara level 7 dan level 8 mulai menunjukan tanda-tanda retak.

Retakan ini sangat kecil, tapi terus tumbuh secara perlahan dan mantap.

Prosesnya sangat alami sampai-sampai bahkan Harry sendiri pun tidak menyadarinya.

***

Sementara semua peristiwa itu terjadi di luar, di kedalaman Hutan Man-Eater, tepatnya di danau yang menjadi wilayah kekuasaan sekaligus rumah Drake Air Doretha, Lena yang sedang mempelajari tulisan Aksara Claime disana tiba-tiba saja mengangkat kepalanya.

Dia mendengar suara. Suara yang tidak bisa dibedakan apakah itu milik wanita, anak perempuan, anak laki-laki, pria, ataupun lansia. Suara netral gender itu mengatakan beberapa kalimat.

Kalimat yang membuat Lena menyipitkan matanya.

"Target kedua?"

Dia telah diberi target pembunuhan kedua di kehidupan barunya ini.

Nama Callis muncul di benaknya.

Target baru ini saat ini muncul sebagai prioritas utama diatas perintah untuk membunuh Arcene yang saat ini belum sepenuhnya terbangun di tubuh Anyla.

Tentu saja, hadiah tambahan pun hadir bersamanya.

Isekai Mom - They Are My ChildsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang