Chapter 11. Silk & Thena

245 31 5
                                    

Di dalam hutan Man-Eater yang dikenal sebagai daerah selain Dungeon paling berbahaya ke-tiga di dunia, kehidupan-kehidupan baru secara perlahan mengambil langkah untuk melihat dunia.

Kehidupan-kehidupan kecil ini adalah telur-telur yang akan menetas. Dan mereka secara teknis adalah anak-anak ku.

"Aku akan manjadi seorang ibu..."

Aku tidak merasakan perasaan khusus akan situasi ini. Aku hanya bingung.

Semua ini terasa sangat aneh sampai aku hanya ingin melupakannya.

Karena mereka adalah telur yang dihasilkan dari skill, aku ingin tau apakah mereka akan menjadi anak-anak yang normal. Kau tau, seperti anak-anak yang bisa berpikir secara mandiri.

Itu terlalu aneh jika anak-anakku ternyata memiliki pola pikir robot atau hanya bisa menerima perintah.

Mereka tidak seperti itu... Bukan? Benar? Seseorang kumohon katakan bahwa mereka tidak akan menjadi seperti itu!

"Glek..."

Satu-satunya hal yang dapat kulakukan hanyalah duduk dan dengan mengawasi cangkang telur yang mulai mengembang retak pada bagian luar nya.

Yang pertama menetas adalah berada di pojok paling kanan.

Kaki mirip laba-laba putih dengan exoskeleton yang terlihat sedikit transparan menjulur satu demi satu dari dalam telur.

Kaki-kaki itu mengoyak cangkang telur.

Kruk, Kruk, Kruk... Aku manahan napas sembari menyaksikan peristiwa ini.

Aku akan menjadi seorang ibu... Jantungku berdegup kencang memikirkan nya.

Aku tidak merasa senang atau semacamnya. Aku hanya gugup karena ini pasti akan mempengaruhi kehidupanku didunia ini.

Dan akhirnya, setelah beberapa saat lagi berlalu, kepala arachnid putih sedikit berambut muncul dan segera bertatapan dengan mataku.

Seperti yang diharapkan, anakku adalah seekor monster jenis laba-laba. Sekarang terbukti bahwa Arachne memang adalah monster jenis laba-laba.

Anak itu memiliki eman pasang mata merah yang berkilau ketika dia menatap kearah ku.

Dia awalnya berjalan dengan sedikit kikuk seolah belum terbiasa dengan tubuhnya, tapi pada akhirnya dia pun berlari dan melompat ke arahku dengan tubuhnya yang berdiameter sekitar kurang lebih 1 meter.

Aku tidak merasakan niat jahat dari anak ini, jadi aku menerima nya.

"..."

Meskipun aku sedang di peluk oleh seekor laba-laba raksasa, aku tidak merasa jijik sama sekali.

"Um... H-halo?"

Aku sedikit bingung harus melakukan apa pada anak ini, jadi aku hanya mengelus kepala nya.

Dia membalas dengan dengkuran kecil pada suara ku.

Aku tidak yakin, tapi dia terlihat senang.

"Mama..."

Ya, dia sangat senang. Sangat senang sampai-sampai mulai memanggilku sebagai Mama.

...Tunggu.

HMM???

"... A-ah... K-kamu bisa berbicara?" Aku sangat terkejut akan panggilan tak terduga dari anak ini, tapi aku menahan diriku untuk berteriak dan mulai menanyakan itu dengan suara setenang mungkin.

Seolah mengerti akan kata-kataku, anak itu menggelengkan kepala nya.

"Tidak bisa, ya..."

Lalu bagaimana dia bisa memanggilku tadi? Apakah dia secara khusus hanya dapat mengucapkan kata 'Mama?'

Isekai Mom - They Are My ChildsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang