Chapter 56. Dia(3)

75 13 2
                                    

Sejak hari itu, Ariana menjadi semakin sering terlihat bersama Anyla.

Karena Ariana sudah berusia 13 tahun dan harus menghadiri Akademi, dia tidak bisa selalu bersama Anyla, tetapi selama dia berada di Istana, dia pasti akan menemani Anyla.

Hari demi hari berlalu, hubungan keduanya terus menjadi semakin dekat.

Anyla yang awalnya merasa takut sudah kehilangan rasa gugupnya disisi Ariana yang selalu mengambil inisiatif untuk mendekatinya.

Hari ini, keduanya sedang duduk bersama di bangku taman.

"Ngomong-ngomong, siapa Ibumu, Anyla?"

Ariana menanyakan itu murni karena rasa penasaran.

Ariana menanyakan ini karena dia tidak pernah mendengar informasi apapun yang mengatakan bahwa Ibu Anyla telah meninggal. Namun, sejak hari dia mulai mengenal Anyla, dia tidak pernah melihat wanita manapun yang terlihat seperti Ibu Anyla di sisi adik perempuannya ini.

Selain itu, baik Ratu dan selir-selir sang Raja pun tidak ada yang memiliki ciri-ciri yang mirip dengan Anyla, yang membuat Ariana menjadi semakin penasaran akan topik ini.

"Ibuku?" Anyla memiringkan kepalanya untuk sesaat sebelum menggeleng.

"Jadi kamu pun tidak mengetahui identitas Ibumu sendiri, hum?" Ariana menghela napas.

Anyla hanya mengangguk dan sedikit menundukkan kepalanya sebagai respon.

'Jika aku berhak memilih, akan lebih baik jika Wendy adalah Ibuku yang sebenarnya.'

Anyla tersenyum sendiri ketika dia berangan-angan pada hal yang ia sadar mustahil.

Ketika itu, Anyla merasakan tepukan pada kepalanya, lalu melirik kearah Ariana yang tersenyum kepadanya.

"Yah, itu tidak terlalu penting juga sih. Daripada itu, sebenarnya di Akademi, kemarin, aku..."

Keduanya terus berbicara tentang beberapa hal acak.

Dikarenakan Ariana yang sering mengunjungi Anyla, penindasan yang Anyla terima secara bertahap semakin berkurang dari waktu ke waktu.

Sebelum bahkan Anyla menyadarinya, tidak ada lagi pelayan atau pejabat Istana yang mengejek dan melakukan kekerasan kepadanya. Mereka hanya menatapnya dengan rasa jijik dan kesal, tetapi mereka tidak mengatakan atau melakukan apapun.

Dan semua itu pastinya adalah karena kakak perempuan tirinya, Ariana.

Kepingan-kepingan ingatan itu terus berputar dihadapan 'Anyla' dan memasuki tahap Akademi ketika Anyla mencapai usia 13 tahun.

Menyaksikan kehidupan Anyla yang asli, Anyla sekarang menjadi lebih paham akan sifat asli Anya dan bentuk hubungan antara dirinya dan orang-orang disekitarnya.

Adegan Anyla pertama kali menggunakan sihir dan hampir membakar pakaian seorang pria bernama Norran, adegan Anyla yang menangis karena dikejar oleh monster ketika dia mengikuti pelatihan praktis di pertarungan nyata, adegan beberapa Senior di Akademi yang mulai mengaku kepadanya setelah kecantikan Anyla mulai tumbuh sejak dia memasuki Akademi, semua ingatan tentang kehidupan Anyla asli mengalir masuk kedalam kepala Anyla.

Itu termasuk adegan yang mungkin menjadi salah satu ingatan paling berharga bagi Anyla asli yaitu ingatan saat-saat terakhir dari Norran yang mengungkapkan perasaannya kepadanya sebelum menghembuskan napas terakhirnya.

Ingatan tidak mengenakkan seperti ketika Anyla mendengar berita bahwa dia akan dinikahkan dengan Roland.

Ingatan ketika Anyla melarikan diri dan melintasi gurun dengan bantuan teman-teman Kyle dan bawahan Ariana.

Dan terakhir, sebuah ingatan terfragmentasi ketika Anyla dipojokkan oleh beberapa prajurit setelah terpisah dari teman-teman Kyle dan bawahan Ariana.

Bahkan Anyla sendiri tidak mengetahui apa yang terjadi, tetapi dia tiba-tiba saja mulai berubah bentuk pada saat itu.

Utas mengalir dari seluruh tubuhnya dan membungkus dirinya.

Ketika berikutnya dia keluar, dia telah berubah menjadi makhluk dengan bagian atas manusia dan bagian bawah laba-laba setinggi 3 meter.

Setengah kendali tubuhnya tampaknya bukan berada di dalam kendali Anyla.

Seolah mengamuk, tubuh laba-laba melesat kedepan dan mulai membantai para prajurit dengan kejamnya.

Kelanjutan dari itu, Anyla sudah mengetahuinya.

***

"Ha...!"

Ketika Anyla membuka matanya sekali lagi, panas dan rasa sakit pada tubuhnya telah menghilang sepenuhnya.

Selain keringat pada tubuhnya, tidak ada tanda-tanda fisik lain yang membuat orang berpikir dia baru saja menderita rasa sakit yang menyerang seluruh tubuhnya.

Anyla menutup matanya dan memijat dahinya.

"Aku merasa aneh..."

Di dalam dirinya, dia merasakan semacam kesadaran lain dan sebuah kepingan kehendak yang mengerikan.

Kesadaran lain itu mungkin adalah Anyla yang asli, sementara kehendak itu pastilah adalah Arcene.

Kesadaran Anyla asli dalam keadaan tertidur, tetapi tampaknya tidak akan butuh waktu lama baginya untuk terbangun. Mungkin karena itu jugalah Anyla tiba-tiba saja menerima ingatan Anyla asli.

Kepingan kehendak Arcene... Anyla tidak berani bahkan untuk mencoba untuk memeriksanya. Kehendak itu sangatlah menyeramkan dan memberikan perasaan seolah akan memangsa nya jika dia bahkan mencoba untuk menatap.

'Jika kau menatap kegelapan, kegelapan juga akan menatap balik dirimu,' tampaknya sangat cocok pada kepingan kehendak ini.

"Ini seolah-olah tubuh ini bukanlah milikku lagi sekarang..."

Anyla menghela napas dan mulai berdiri. Kepalanya sangat pusing sekarang.

Didalam dirinya, kesadaran Anyla asli mulai berdetak dan terus mempengaruhi pola pikirnya. Hal ini membuat Anyla bingung apakah dia adalah Anyla, seorang gadis yang berubah menjadi Arachne dan entah darimana memperoleh ingatan dari seorang laki-laki bernama Faren dari Bumi, atau adalah Faren, laki-laki dari bumi, yang bereinkarnasi menjadi Anyla.

"Ini benar-benar membingungkan..."

Anyla membenamkan wajahnya ke kasur. Mengerutkan kening dan menoleh ke samping untuk menatap Silk, Thena, dan Lue yang masih tertidur lelap.

Kembar Oni tertidur di kasur lain, jadi dia tidak bisa melihatnya saat ini.

"Kesadaranku tidak tampak seperti akan menyatu... Hm, ini lebih seperti kami sedang bertarung?" gumam Anyla, memijat kepalanya yang terasa berat.

Kelopak matanya juga terasa seperti akan mengatup kapan saja.

"Ah... Aku mengantuk. Apakah karena  kurang tidur?"

Anyla menguam panjang.

Matanya menyipit beberapa kali sebelum akhirnya benar-benar menutup.

Napasnya perlahan menjadi tenang.

Dia tertidur.

***

"EEEHHHHHH!!?"

Pagi-pagi sekali, teriakan wanita bergema didalam gua.

Teriakan itu membangunkan Ferrene dan yang lainnya.

"Ah? A-ada apa?"

Ferrene yang masih setengah mengantuk duduk diatas kasur dan melihat sekeliling dengan panik.

Ketika Ferrene menggosok matanya dan akhirnya benar-benar sadar, dia menatap sosok Anyla yang terduduk dilantai dan menatapnya dengan penuh ekpresi rasa takut.

"Bibi Anyla?" Ferrene memiringkan kepalanya.

Menunjuk Ferrene dengan jari gemetarnya, Anyla berteriak: "I-Iblis!!"

"Eh?"

Isekai Mom - They Are My ChildsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang