Chapter 37. Aku Mengerti

127 20 0
                                    

Di danau yang menjadi wilayah kekuasaan Doretha.

Empat monster saat ini sedang duduk berhadap-hadapan.

"... Mama! Mama, ma ma, mama, mamama, Ma!(... Karena itu, Doretha adalah teman baik kami! Dia bukan hewan peliharaan atau target buruan!)"

Ketiga dari monster saat ini sedang dengan serius menatap seekor monster laba-laba yang dikenal dengan nama Silk. Silk mulai berbicara dengan sangat cepat sehingga jika dia adalah seorang manusia, mungkin saja saat ini mulutnya telah melontarkan banyak sekali air liur ke wajah ketiga monster lain.

Sementara dua monster lain dengan cemas mengukur reaksi monster terakhir yang berwujud Humanoid, monster yang memiliki nama Lena itu mengerutkan keningnya dengan tampang sangat serius.

Otak level 25 miliknya berputar pada kecepatan yang sangat cepat. Dia berusaha untuk memproses apa yang dikatakan monster laba-laba yang seharusnya menjadi kakak perempuannya ini.

Tatapan Lena jatuh pada monster Drake yang berdiri di tepi danau. Wajah monster itu terlihat sangat cemas ketika Lena mengarahkan sepasang mata merahnya kearahnya.

Apakah mungkin Silk berusaha untuk mengatakan bahwa aku tidak boleh memburu monster ini?

Mengingat bagaimana Silk dan Thena dengan putus asa mencoba untuk menghentikannya dari mendekati monster Drake ini sebelumnya, Lena menduga bahwa kemungkinan Silk dan Thena telah membangun semacam hubungan dengan Drake ini.

Lena awalnya hanya berniat untuk menghabiskan waktu dan melihat kemana Silk dan Thena terkadang pergi untuk waktu yang lama. Lena sangat lelah melihat wajah Anyla yang terkadang terlihat kosong atau bahkan sedih sembari menatap ikan pemberian Silk dan Thena.

Mengingat sekarang sudah ada kembar Oni yang dapat menjaga gua tetap aman, Lena memutuskan untuk membuntuti Silk dan Thena secara diam-diam.

Setelah itu, berbagai kesalahpahaman terjadi yang akhirnya membawa mereka kepada situasi saat ini.

Setelah menilai ekspresi Silk dan Thena selama beberapa saat, Lena akhirnya membuka bibirnya.

"Teman kalian?"

Wajah Silk seketika menjadi cerah seperti seorang kutu buku tanpa bakat yang belajar sangat keras dan akhirnya mencapai hasil dan memperoleh peringkat pertama yang telah lama menjadi impiannya.

"Mama!(Itu benar!)"

Silk terus mengulangi kata-katanya sebelum akhirnya duduk seolah kehabisan energi. Tubuhnya juga bergetar seperti seseorang yang sedang menangis.

Sementara Lena kebingungan, Thena yang berada disisi Silk mendekatkan tubuhnya dengan Silk seolah dia mengerti perasaan yang dirasakan kakaknya itu.

Bahkan Doretha mulai melembutkan ekspresi wajah reptilnya dan menatap Silk dan Thena dengan hangat.

Mereka akhirnya berhasil! Mereka akhirnya berhasil selamat dari adik mereka yang tidak mengerti ucapan mereka!

Silk dan Thena menangis bahagia. Kebahagiaan yang mereka rasakan tak kalah dengan saat Anyla memeluk mereka dengan erat sebelum keduanya tertidur.

Ini adalah sebuah pencapaian sejati!

Karena tidak mengerti dengan alasan mengapa keduanya mulai berpelukan, Lena mengalihkan perhatiannya kearah Doretha.

"Dari yang kulihat, kau pasti sudah mencapai level 8, benar?"

Doretha tersentak ketika perhatian Lena tiba-tiba saja diarahkan kepadanya. Butuh beberapa saat sebelum dia berhasil menjawab dengan suara bergetar.

"B-benar!"

Lena menyipitkan matanya.

"Apa kau benar-benar tidak akan menyakiti keduanya?"

Sudah cukup lama waktu berlalu sejak Lena tinggal disini bersama Anyla dan kedua kakak perempuannya.

Walau Lena kemungkinan besar akan harus membunuh Anyla dimasa depan, dia ingin menghindari kedua makhluk tak bersalah ini juga menjadi korban.

Atau setidaknya, jika semisal keduanya bisa terus bertahan hidup sampai hari dimana Lena harus membunuh Anyla tiba, mungkin keduanya dapat membantunya mengakhiri kehidupannya saat ini.

Karena itu, Lena sangat tidak ingin Silk dan Thena mati dengan cara apapun jika memungkinkan.

Doretha tidak dapat membaca pikiran Lena, tapi dia merasa bahwa dia harus menjawab dengan sejujur dan setulus mungkin.

"... Pada awalnya, saya hanya bosan dan memutuskan untuk bermain dengan keduanya karena saya memiliki banyak waktu luang. Namun, Silk dan Thena adalah anak yang baik dan lucu. Setidaknya, saya tidak berpikir bahwa saya akan menyakiti mereka dengan cara apapun."

"Bisa dibilang, kami adalah teman, kurasa..." Doretha tersenyum ketika dia mengatakan itu.

"Hmm..." Lena tidak menjawab untuk sementara waktu dan hanya menyipitkan matanya kearah Doretha.

"Lalu mengapa kau menyuruh Silk dab Thena untuk tidak mengungkapkan keberadaanmu?"

Doretha tersentak mendengar pertanyaan Lena.

Itu karena aku tidak ingin Pria itu mengetahui bahwa aku belum terbunuh!

Doretha membalas di dalam kepalanya dengan keras, tapi dia tidak berani mengatakan itu kepada Lena. Selain karena kebanggaannya sebagai Drake, Doretha juga takut bahwa tindakan mengungkap keberadaannya hanya akan menarik perhatian Pria itu lagi kepadanya.

Doretha merasakan sakit perut yang parah menyerangnya ketika dia membayangkan gambar Pria itu muncul sekali lagi untuk membunuhnya. Dia benar-benar tidak ingin mati!

Menghirup napas dalam-dalam, Doretha memasang wajah serius dan menjawab: "Itu karena saya menyimpan sebuah rahasia yang cukup besar."

"Rahasia?"

"Ya."

Doretha tidak berbohong. Di kedalaman danau ini, terdapat sebuah reruntuhan kuil yang menyimpan sebuah peti mati.

Di dinding reruntuhan tersebut, Doretha menemukan tulisan aksara Claime yang dahulu pernah menjadi bahasa utama dunia sebelum berganti ke bahasa yang digunakan saat ini.

Kebetulan, meskipun tidak memiliki level yang terlalu tinggi dalam sudut pandang dunia, Doretha sudah hidup lebih dari 900 tahun dalam kehidupan monsternya ini.

Di sepanjang kehidupannya yang panjang, Doretha pernah memiliki kesempatan untuk bertemu seorang Sarjana dari Ras Hollow yang berkesempatan untuk mengajarinya tentang huruf-huruf Claime.

Sesaat setelah Doretha membaca keseluruhan tulisan tersebut, dia segera menyadari betapa berharganya reruntuhan tersebut.

Doretha bertahan hidup dari serangan Pria itu terakhir kali juga adalah hasil dari penggunaan seni magis kuno khusus yang dapat dia pelajari dari reruntuhan.

Sayangnya, Seni magis ini hanya dapat digunakan sekali dalam 10 tahun, jadi Doretha masih butuh 6 tahun lebih lagi sebelum dia dapat menggunakannya lagi. Jika Pria itu - Curt - dengan beberapa cara mulai menaruh perhatian lagi kepadanya dan memutuskan untuk membunuhnya pada saat itu, dia akan benar-benar berakhir!

Dengan segala cara, Doretha benar-benar ingin menghindari kemungkinan mengerikan itu.

Otak keturunan jauh Naga milik Doretha bekerja beberapa kali lebih keras dari biasanya di bawah tekanan teror imajinatif dari sosok Curt.

Setelah beberapa waktu berlalu, Doretha akhirnya memutuskan untuk mengatakan sebagian kebenaran kepada Lena.

"Saya bisa dibilang adalah sosok yang dikenal sebagai Keeper of The One's Graves. Sayangnya, saya bukanlah Keeper resmi yang dipilih secara langsung olehnya. Karena itu, saya harap-"

Lena sudah mengangkat tangannya untuk menghentikan Doretha sebelum bahkan dirinya dapat menyelesaikan kalimatnya.

Wajahnya terlihat sangat serius.

"Aku mengerti."

"Aku mengerti." Lena mengatakannya untuk kedua kalinya karena itu sangat penting.

Isekai Mom - They Are My ChildsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang