Chapter 06. Malam Yang Menakutkan

336 40 7
                                    

Aku berjalan lebih dalam kedalam gua kecil yang diterangi oleh lumut-lumut yang tumbuh dilangit-langit.

Setelah berjalan sebentar, aku menemukan sebuah ruangan yang cukup besar dimana 5-15 orang dapat hidup dengan leluasa di dalam nya.

Di sudut ruangan, aku menemukan 5 butir telur seukuran 1 meter yang di selimuti oleh jaring laba-laba yang tebal.

"... Ini telur ku?"

Aku tertawa hampa sambil duduk dan menatap telur-telur itu.

Aku dapat merasakan koneksi samar antara diriku dan telur-telur ini, jadi aku yakin itu benar.

"Ugh... Apa yang kau lakukan, Anyla. Kau sudah memiliki anak?"

Mereka masih berupa telur, tapi... Ugh, apa yang harus kulakukan dengan mereka?

Karena aku adalah pemilik tubuh ini sekarang karena beberapa alasan yang tidak diketahui, aku... Adalah ibu mereka, kurasa.

Ini aneh. Sangat aneh. Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Aku hanyalah seorang pria kantoran biasa yang terbunuh secara BIASA di tangan junior yang telah kuanggap sebagai adik perempuanku sendiri, tapi... TAPI...

"Ugh..."

Apakah ini hanya perasaanku saja, atau aku memang telah menjadi jauh lebih emosional sejak aku terbangun di tubuh ini?

Yah, terserah... Aku tidak bisa memperdulikan hal-hal semacam itu sekarang...

Sambil menatap kosong pada telur-telur, aku mengangkat sepotong daging kerang, lalu aku bakar menggunakan api yang aku hasilkan dari telapak tanganku.

Aku makan dalam kondisi pikiran kosong.

Sungguh hari yang panjang dan melelahkan...

Ketika aku sedang berusaha untuk menenangkan diriku dari segala hal yang membuatku kehabisan kata-kata atas dunia ini, suara dentuman yang sangat keras terdengar olehku disertai dengan getaran hebat.

Suara itu tampaknya berasal dari lokasi yang tidak terlalu jauh dari gua tempatku berada saat ini.

Getaran yang dihasilkan setara dengan gempa dan membuat bagian dalam gua seolah akan runtuh kapan saja.

Tentu saja, itu hanya kesan yang kupikirkan saja.

Pada kenyataannya, gua itu baik-baik saja.

Karena penasaran, aku pun pergi keluar dan memanjat pohon raksasa yang tumbuh dengan akarnya memanjang hingga menutupi sebagian besar batuan atas dari pintu masuk gua.

Dengan tubuh yang kuat dan lentur ini, aku bisa memanjat dengan cukup mudah.

Berdiri diatas ranting pohon yang berukuran tak lebih kecil dari tebal tubuhku, aku menatap kearah suara dentuman sebelumnya berasal.

"... Apa?"

Tak lama kemudian, aku segera terkejut akan apa yang kutemukan disana.

Cahaya... Bukan, itu adalah sosok seseorang.

Dua orang dikejauhan bagaikan titik cahaya biru dan ungu yang melintasi langit gelap dan hutan bercahaya.

Mereka berbenturan beberapa kali, menembakkan cahaya, air, api, bongkahan es, bahkan menyebabkan sepetak tanah di hutan tercungkil habis.

Meskipun aku tidak bisa melihat mereka dengan sangat jelas dari tempatku berada, aku dapat mengatakan bahwa si ungu lebih dirugikan.

Dia beberapa kali terkena serangan si biru dan terpental sampai menjadi tak terlihat oleh ku.

Isekai Mom - They Are My ChildsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang