Chapter 07. ITU MILIKKU, ANJING!

287 33 10
                                    

Meskipun ini dan itu terjadi beberapa saat yang lalu, segalanya tampak baik-baik saja ketika aku terbangun pada pagi hari nya.

Telur-telur... Mereka masih belum akan menetas.

Meregangkan tubuhku yang kaku dan sakit dikarenakan harus tertidur di atas batu yang keras dan dingin, aku menyaksikan pemandangan hutan yang secara bertahap kehilangan cahayanya bersamaan dengan datangnya cahaya mentari.

"Baiklah... Apa yang harus kulakukan sekarang?"

Aku seharusnya terlahir sebagai pria anak petani biasa bernama Kyle, namun aku malah menemukan diriku terbangun di tubuh wanita bernama Anyla ini.

Banyak hal terjadi sejak aku terbangun. Contohnya: ada seorang pria yang meneriaki diriku, kerang yang mencoba menenggelamkanku, bahkan pertarungan dahsyat dari dua sosok super pun ku saksikan.

Hah, sungguh dunia yang mengesankan sekaligus mengerikan. Benar-benar seperti apa yang pria jamur katakan.

"Keajaiban dan kekejaman, ya... Yep, keduanya benar-benar dekat denganku..."

Haruskah aku bersalaman dengan mereka?

Kesampingkan pikiran-pikiran tak berguna yang muncul didalam kepalaku, aku sebenarnya sudah memiliki rencana didalam kepala ku.

Hari ini aku berniat untuk membangun pertahanan minimal untuk gua ini. Kau tau, seperti membangun pagar atau semacamnya?

Aku dapat pergi dengan bebas, tapi telur-telur tidak bisa menumbuhkan kaki, jadi aku harus membangun lingkungan yang baik untuk mereka.

Mereka secara teknis adalah anak-anakku, jadi aku merasa bahwa aku harus setidaknya membiarkan mereka lahir dengan selamat dari kondisi telur.

Dengan sebuah pedang di tangan, aku berjalan mendekat ke arah pohon terdekat.

Di hutan ini terdapat banyak pohon, jadi itu tidak akan menggangu ekosistem bahkan jika aku menebang beberapa, bukan?

Pedang memang bukanlah sebuah alat yang cocok untuk menebang pohon, tapi aku tidak punya alat lain yang layak.

Aku telah mencoba-coba beberapa hal dalam hal sihir, jadi aku merasa bahwa aku dapat meningkatkan ketahanan dan kemampuan memotong pedang ini menggunakan sihir ku.

Ketika aku mengalirkan sihirku pada bilah pedang, asap ungu gelap samar menyelimuti pedang itu.

Melihatnya lagi seperti ini, bukankah sihirku serupa dengan apa yang digunakan oleh si Ungu semalam? Mungkinkah dia juga menggunakan sihir gelap seperti ku?

Apapun itu, aku harus segera mengayunkan pedang sebelum aku kehilangan kendali atas sihir dan membiarkan sihirku menyebar.

Menggunakan teknik seorang Lumberjack, aku mengayunkan pedang ke batang pohon biru.

Tak!

Melebihi ekspektasiku, pedang berhasil menggali hingga lebih dari setengah batang pohon.

"Hmm, kurasa ini akan berhasil."

Meskipun aku sudah cukup yakin dalam sihirku, aku masih khawatir apakah kombinasi pedang dan sihirku dapat membuatku mampu menebang pohon-pohon biru aneh di hutan ini.

Maksudku, ini adalah dunia lain, jadi itu tidak aneh bahkan jika ada sebuah pohon yang jauh lebih kuat dari besi, bukan?

Pedang itu tersangkut dan tidak dapat kutarik kembali, jadi aku mengambil pedang lain dan memberikan pukulan terakhir yang menghabiskan HP sang pohon.

Haha, aku setidaknya memiliki stumpuk pedang, terimakasih kepada para prajurit aneh yang terbunuh di depan gua ku!

Dengan itu, pohon itu pun perlahan mulai dibawa oleh gravitasi dan akhirnya jatuh dengan bunyi gedebuk.

Isekai Mom - They Are My ChildsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang